Setelah atlet-atlet Arab memboikot atlet Israel, kini giliran atlet Iran yang disorot.
"Bagaimana mungkin seorang teroris dapat memenangkan tempat pertama? Itu hal yang paling absurd dan konyol," kata Jong-oh, dilansir Korea Times.
Penuh Haru, Ucapan Perpisahan Varane ke Real Madrid
Senada dengan Jong-oh, sebuah kelompok penentang Pemerintah Iran di London, United for Navid, juga mengecam IOC. Organisasi yang dibentuk setelah eksekusi pegulat Iran yang memprotes pemerintah negaranya, Navid Afkari, juga mendesak Komisi Etik IOC untuk segera melakukan penyelidikan.
Hendra Setiawan Gagal jadi Orang Indonesia Pertama yang Raih Dua Emas Olimpiade
"Kami menganggap pemberian medali emas Olimpiade kepada atlet Iran, Javad Foroughi, tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran, melainkan juga komunitas internasional, dan terutama reputasi IOC. Foroughi itu anggota organisasi teroris yang sudah lama," kata United for Navid.
Uniknya, Foroughi sempat membantah bahwa dirinya dan Garda Revolusi Iran merupakan organisasi teroris. Dia mengatakan bahwa pernah bertugas di Suriah sebagai perawat pada 2013 dan 2015.
Surat kabar Iran, Javan, memuji penampilannya, dengan menyebutnya sebagai pahlawan. "Sebuah medali tak terduga berhasil dimenangkan oleh seorang perawat Garda Revolusi Iran yang pada saat yang sama adalah pembela kesehatan," bunyi surat kabar itu.
Golden debut! ?
— Olympics (@Olympics) July 24, 2021
Javad Foroughi wins gold in the air pistol men's final, breaking the Olympic Record on his first Olympic appearance. Well done!@ISSF_Shooting #Shooting pic.twitter.com/oLESupTNL1