Spanyol di Olimpiade mirip Euro 2020. Loyo di awal, perkasa di fase knock-out.
Rafael Mir Vicente alias Rafa Mir pernah menyebut penyerang legendaris Jerman, Mario Gomez, sebagai idola. Karena itu, suporter dan pers Negeri Matador menyebut penyerang Wolverhampton Wanderers yang musim lalu dipinjam Huesca itu dijuluki "Mario Gomez dari Spanyol".

Spanyol mengalahkan Pantai Gading 5-2 pada perempat final sepakbola Olimpiade 2020, Sabtu (31/7/2021). Dalam pertandingan mendebarkan untuk maju ke semifinal itu, pertandingan berakhir 2-2 selama 90 menit.

Bayangkan, hingga menit 90, skornya 1-1 setelah gol Eric Bailly pada menit 10 disamakan Dani Olmo (30). Kemudian, pada menit 90+1, Maxi Gradel membuat pendukung Spanyol tertunduk lesu lewat gol yang membuat wakil Afrikan itu memimpin 2-1! Artinya, hanya keajaiban yang akan membuat Spanyol lolos.

Tapi, mentalitas La Rojita memang layak mendapatkan acungan dua jempol. Dimulai dengan keputusan Luis de la Fuente memasukkan Mir pada menit 90+2 untuk menggantikan sang kapten, Mikel Merino, yang berjibaku sangat keras sepanjang pertarungan.

Keputsan De la Fuente ternyata jitu 100%. Hanya 1 menit di lapangan, Mir mencetak gol penyama kedudukan. Skor 2-2 di menit 90+3 membuat pertandingan berlanjut ke extra time.

Dalam kondisi seperti itu, Spanyol ada di atas angin. Mikel Oyarzabal kemudian mencetak gol penalti di perpanjangan waktu sebelum Mir mencetak dua gol untuk melengkapi hattricknya dan mengirim Spanyol lolos untuk menantang tuan rumah Jepang di babak empat besar, Selasa (3/8/2021).

"Ketika skor menjadi 2-1, saya memikirkan betapa tidak adilnya sepakbola hari ini, dengan tim yang jauh lebih unggul akan kalah. Kemudian, saya mendapatkan kembali kepercayaan saya pada sepakbola dan hari ini sepakbola adil. Itu dilakukan adil untuk tim yang hebat," kata De la Fuente seusai laga, dilansir El Mundo Deportivo.

"Kami senang telah lolos, senang untuk pekerjaan yang telah kami lakukan dan permainan tim. Kami menghadapi rival hebat yang dari awal hingga akhir memberi kami momen-momen rumit. Protagonis sebenarnya ada di sini di sisi saya, dan dia memberikan hidupnya untuk berpartisipasi dalam tim ini," tambah De la Fuente.




Mantan pemain futsal yang banting stir ke lapangan hijau

Lahir di Murcia, Mir memulai karier dengan bermain futsal untuk CD Javalí Nuevo. Kemudian, pindah ke El Pozo Murcia. Dan, setelah mencetak 120 gol, dia mulai bermain sepakbola lapangan besar dengan Ranero CF. Di sana, Mir mencetak 57 dan 84 gol.

Berkat penampilan itu, dia bergabung dengan La Masia. Tapi, setelah mencetak 32 gol untuk tim junior Barcelona, Mir kembali ke daerah asalnya untuk membela Real Murcia. Dia mencetak 45 gol sehingga menarik perhatian Valencia.

Mir kemudian pindah ke Estadio Mestalla dan melakukan debut senior untuk tim cadangan pada 1 Maret 2015. Dia masuk sebagai pemain pengganti Wilfried Zahibo pada menit 88 dalam kekalahan 1-2 dari L'Hospitalet di Segunda Division B. Mir mencetak gol senior pertamanya pada 7 Maret 2015 dalam kemenangan 2-0 atas Badalona di Ciudad Deportiva de Paterna. 

Pada 24 November 2015, Mir dipanggil ke skuad utama oleh pelatih Valencia ketika itu, Nuno Espirito Santo, untuk laga La Liga melawan Las Palmas. Tapi, dia tidak digunakan dalam hasil imbang 1-1. Mir baru membuat debut profesional pada 25 November 2015 melawan Zenit Saint Petersburg di Liga Champions.

Lalu, ketika Nuno melatih Wolverhampton saat masih di Championship Division, Mir ikut diboyong pada 3 Januari 2018. Dia melakukan debutnya tiga hari kemudian di babak ketiga Piala FA  melawan Swansea City.

Meski datang atas rekomendasi Nuno, bukan berarti Mir jadi anak emas. Lantaran kalah bersaing dengan penyerang lain, dia dipinjamkan ke Las Palmas, Nottingham Forest, dan Huesca. Kemungkinan besar Mir akan kembali ke Wolves setelah Olimpiade 2020.