Merantau ke Jakarta untuk berjuang mewujudkan mimpi menjadi atlet kelas dunia. Selamat!
Greysia dan Apriyani adalah dua atlet putri Indonesia yang sama-sama memiliki darah Sulawesi. Meski lahir di Jakarta, orang tua Greysia, Willy Polii dan Evie Pakasi, berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sementara Apriyani lahir dan besar di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
7 Rekrutan Terkenal Sir Alex Ferguson di Man United, Dimana Mereka Sekarang?
Seberapa Optimistis Fans Liga Premier Untuk Klub Kesayangan Mereka? Ini Peringkatnya
Apriyani turut memperkuat Indonesia di level junior pada 2014-2016. Di Kejuaraan Dunia Junior 2014, dia berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari di ganda putri. Mereka meraih perak setelah dikalahkan pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan (China) di final .
Pada kejuaraan yang sama edisi 2016, Apriyani kembali meraih perunggu dengan pasangan berbeda, Rinov Rivaldi. Mereka kalah di semifinal oleh ganda campuran asal Korea Selatan, Kim Won-ho/Lee Yu-rim 21-17, 22-20.
Penampilan perdana mereka terjadi di Piala Sudirman 2017. Pasangan ini kemudian meraih gelar pertama di BWF Grand Prix Gold Thailand Terbuka 2017 dan disusul gelar BWF Super Series pertamanya di Prancis Terbuka 2017.
Selanjutnya, Gryesia/Apriyani menjadi pasangan ganda putri yang sangat diunggulkan. Meski tidak selalu juara, penampilan mereka membuat banyak penggemar bulutangkis kagum. Mereka juga dihormati lawan maupun kawan karena permainan totalnya.
Dan, puncak prestasi mereka saat meraih emas Olimpiade 2020 dengan mengalahkan Qingchen/Yifan. Uniknya, pasangan inilah yang mengalahkan Apriyani di Kejuaraan Dunia Junior 2014, saat berpasangan dengan Rosyita.
Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo dalam pertandingan yang alot dan mendebarkan, siang ini.
— Joko Widodo (@jokowi) August 2, 2021
Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih Greysia/Apriyani!
Foto: @Olympics pic.twitter.com/4ZJmcoa0tW