Bukan hanya Afrika, Asia juga sering jadi sasaran pelecehan rasial. Sayang, hanya berakhir dengan minta maaf.
Pada Kamis (5/8/2021) malam waktu Italia, La Vecchia Signora menerima reaksi keras di media sosial untuk sebuah tweet yang menampilkan emoji tertawa dan gambar seorang pemain dengan cone (alat latihan berbentuk kerucut) di kepalanya dengan kedua jari tangan menunjuk mata yang dibikin sipit.
5 Alasan Klub Wajib Waspada Terhadap Penandatanganan Lionel Messi
Namun banyak yang tidak percaya permintaan maaf itu disampaikan dengan tulus dan menyerukan agar pelakunya dipecat. Pasalnya, rasialisme di sepakbola adalah hal yang sangat sensitif. Apalagi, ada sejumlah kasus seperti itu (rasialisme kepada orang Asia) sebelumnya.
Mengapa Arsenal Sulit Mendapatkan James Maddison? Ini Penjelasannya
Juventus says their tweet, which was very clearly intended to have racial undertones, was not intended to have racial undertones.
— Mike Leslie (@MikeLeslieWFAA) August 5, 2021
Good job, good effort. https://t.co/7qEaUdkgoA
"Sesuai permintaan Liga Super China, kami mengambil foto resmi untuk musim ini. Kami diberi instruksi oleh fotografer resmi dan saya mencoba membuat beberapa foto menarik dengan membuat beberapa wajah lucu yang akan digunakan setelahnya untuk tujuan hiburan," kata Lavezzi saat itu.
Kasus lain menimpa Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele. Keduanya bercanda dalam sebuah video yang viral tentang para pekerja hotel di Jepang dengan nada rasial. Akibatnya, keduanya dipaksa meminta maaf. Bahkan, status Griezmann sebagai model iklan sebuah video game buatan Jepang langsung dicopot.
We sincerely apologise that our tweet, which was not meant to cause controversy or have any racial undertones, may have offended anyone. Juventus has always been against racism and discrimination. #DifferencesMakeTheDifference
— Juventus Women (@JuventusFCWomen) August 5, 2021