Kini konflik tersebut masih terus berlanjut, tapi apa yang sebenarnya terjadi ?
Amerika Serikat sukses mendapatkan peringkat ketiga usai menghentikan perlawanan sengit dari timnas wanita Australia dengan skor 4-3 di Kashima Soccer Stadium. Sebelumnya, anak asuh Vlatko Andonovski kalah dari 1-0 dari Kanada di babak semifinal & untuk beberapa saat itu membuat AS para pemain AS kecewa berat.
5 Pemain Madrid yang Bisa Gantikan Peran Toni Kroos
Marah dengan Rumor Transfer Lukaku, Suporter Inter Milan Ancam Pemilik Klub
"Wanita berambut ungu itu bermain sangat buruk dan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memikirkan politik kiri radikal dan tidak melakukan pekerjaannya!"
Rapinoe yang sukses mencetak gol dari sepak pojok dalam pertandingan medali perunggu, menjuluki dirinya sebagai "protes berjalan" kepada Trump dan kebijakannya saat ia menjadi presiden AS, tepatnya soal LBGT. Yap, selama Trump menjadi presiden AS, pria 75 tahun itu kerap kali menyudutkan kelompok LGBT di Negri Paman Sam.
The U.S. women’s soccer team beat Australia, 4-3, to take bronze at #Tokyo2020.
— The New York Times (@nytimes) August 5, 2021
Megan Rapinoe and Carli Lloyd both scored two goals to clinch a medal for the Americans.https://t.co/YXGFPeQgdS pic.twitter.com/cLusafMo7D
"Anda tidak akan bisa memenangkan sebuah kompetisi tanpa seorang gay di tim Anda, belum pernah ada yang demikian. Itu berdasarkan fakta saintifik yang ada di sini," ujar Megan Rapinoe kepada The Guardian.
Rapinoe sendiri memang seorang gay & selama 4 tahun kepemimpinan Trump, pemain OL Reign itu mungkin adalah atlet yang paling keras menentang kebijakan pria yang dijuluki 'Bunker Boy' itu.
Di Olimpiade Tokyo 2020, pemain berusia 36 tahun itu sebelumnya sempat menentang keputusan tim untuk mengambil lutut menjelang pertandingan melawan Swedia di babak grup dan tentu saja hal tersebut mendapat kritik pedas dari Trump meski kemungkinan akan berdampak kecil pada tim, dengan Alex Morgan tampak sangat bangga akan raihan medali perunggu tim wanita AS.
Morgan menulis di Twitter: "Pulang dengan Perunggu segar dan sangat bangga dengan tim ini! Berjuang sampai akhir sudah 40 hari di jalan dan berakhir dengan tinggi membuat semuanya sepadan!."
Coming home with that fresh Bronze and couldn't be more proud of this team! Battling until the end it's been 40 days on the road and ending on a high makes it all worth it!! https://t.co/GV55i264Ie
— Alex Morgan (@alexmorgan13) August 5, 2021
Kapten AS, Becky Sauerbrunn menambahkan: “Perunggu itu sangat berarti. Rasanya seperti kita benar-benar harus mendapatkan hal itu. Dan kami sangat bangga akan hal itu."
Berbicara soal Alex Morgan, faktanya Trump juga pernah berselisih dengan pemain berusia 32 tahun tersebut, yang paling kontroversial adalah penolakan para pemain tim wanita AS atas undangan Trump ke Gedung Putih usai menjuarai Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis.
Don't expect the #USWNT to visit the White House after their #FIFAWWC win! ? pic.twitter.com/weI7ClVkKH
— Goal (@goal) July 8, 2019
"Saya tidak mendukung banyak hal yang diperjuangkan Gedung Putih saat ini," ujar Morgan dalam wawancaranya bersama Majalah Time.
Saat itu, Rapinoe juga menolak ajakan Trump dengan alasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni soal kebijakan LBGT Trump, sementara Morgan lebih ke arah Politik.
“I’m not going to the fucking White House.” - @mPinoe pic.twitter.com/sz1ADG2WdT
— Eight by Eight (@8by8mag) June 25, 2019
US soccer star Alex Morgan plans to decline any White House invite after World Cup https://t.co/UIK9KKeiXf pic.twitter.com/Z5W5SXIfeN
— FOX 7 Austin (@fox7austin) May 24, 2019
"Ada narasi yang telah dikatakan ratusan kali tentang atlet apa pun yang berbicara politik harus tetap berpegang pada olahraga. Kami jauh lebih dari itu,"
Yap, pemain Orlando Pride itu memang dikenal sebagai orang yang anti-Trump sejak masa kampanye pemilihan Presiden AS pada 2016 silam dan ia merupakan pendukung Hillary Clinton, capres pesaing Trump saat itu.