Hidup memang keras ya. Semoga Tchouameni nggak mati muda.
Singkirkan kalimat-kalimat remeh itu, sebab gelandang As Monaco, Aurelien Tchouameni baru-baru ini diancam akan dihabisi nyawanya.
Tentang Leo Messi, Presiden Barca Beberkan Alasan Sebenarnya
Tchouameni lantas memposting di Twitter dengan mnengatakan bahwa pesan kebencian tidak akan mempengaruhinya secara pribadi.
Minta Maaf! Ini Kata Penyesalan Nino yang Bikin Wesley Fofana Cedera
Aurélien Tchouaméni with a goal for Monaco - could we see him on the end of a Mason Mount corner one day? ? pic.twitter.com/qqXUSSSkps
— ? ? ? ? ? ? (@_CFCHarry) August 3, 2021
Menyusul gol Tchouameni, ia dan rekan satu timnya berlari kearah pelatih Monaco Niko Kovac dan ofisial UEFA, termasuk wasit asal Inggris, Michael Oliver.
Mengikuti protokol UEFA, wasit Oliver lantas menghentikan pertandingan selama tiga menit.
Sebuah pesan lantas ditampilkan di layar monitor Stadion Letna untuk memperingatkan para suporter bahwa jika masih terjadi pelecehan rasis, maka pertandingan akan dihentikan sepenuhnya.
Tchouameni mempertanyakan prosedur yang dimiliki UEFA untuk menangani perilaku rasis. Ia menanyakan mengapa pemain yang dilecehkan secara rasial tidak terlibat dalam memutuskan protokol.
Ia juga mempertanyakan mengapa permainan bisa dihentikan untuk memeriksa apakah seorang pemain offside "seinci" tetapi hal yang sama tidak dapat dilakukan untuk nyanyian rasis dari tribun.
"Kemarin, kamera klub kami ada di lapangan dan menangkap semuanya," tambahnya. "Itu keras dan jelas."
Menanggapi hal itu, pelatih Monaco mengatakan setelah pertandingan bahwa ia merasa sangat sedih dan muak karena hal ini masih berlanjut di abad ke-21