Ada beberapa masalah yang perlu diperbaiki oleh Man United jika ingin juara
Kisah Noni Madueke, Murid Ruud van Nistelrooy Calon Bintang Masa Depan
1.Tidak ada sistem terstruktur
United telah menunjukkan ketahanan mereka yang luar biasa dan jumlah pemain individu yang dapat mereka andalkan selama musim 2020/2021, meraih 74 poin serta finish dibawah rival sekota mereka, Manchester City yang sukses menjadi kampiun Liga Premier.
Kedatangan Messi, PSG Optimis Bisa Pertahankan Mbappe
Dan dalam dua musim terakhir, United sendiri sering kali terlambat panas untuk bersaing di Liga Premier dengan kesulitan besar mengatasi penampilan tim lapis kedua karena kurangnya sistem yang ada.
Tanpa gaya permainan yang konsisten yang ditanamkan ke dalam tim, terutama hal yang mendasar dan pengambilan keputusan dalam sistem, United akan membatasi diri mereka untuk mengandalkan kreativitas dalam permainan yang telah ditemukan oleh banyak tim besar lainnya.
Kita semua tahun skuad United saat ini dipenuhi dengan gelandang berbakat seperti Bruno Fernandes, Donny van de Beek dan Paul Pogba, itu lebih dari cukup untuk membantu tim dalam hal menyerang.
Namun, tim ini kehilangan seorang gelandang bertahan, untuk memberikan keseimbangan di tengah lapangan, seorang pemain yang bisa memberikan rekan satu timnya kebebasan untuk menjelajah lebih jauh ke depan sementara ia melindungi lini belakang.
Melihat pemenang Liga Premier sebelumnya di Liverpool dan Manchester City, mereka memiliki gelandang bertahan kelas dunia dan mapan dalam diri Fabinho dan Rodri, yang dapat menawarkan kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk mendikte permainan dari dalam dan yang juga mempengaruhi permainan.
Appearances by Man. United Midfielders this season.
— Tùka (@TukaLetura) January 4, 2021
24 apps |20.4 90s - B. Fernandes
20 apps |15.0 90s - S. McTominay
20 apps |12.8 90s - P. Pogba
18 apps |15.8 90s - Fred
15 apps |10.6 90s - N. Matic
19 apps | 8.5 90s - Van De Beek
9 apps | 6.2 90s - J. Mata
Rotation. pic.twitter.com/SxioBa2baD
Harry Maguire dan kawan-kawan sendiri juga dilaporkan ingin bermain dalam formasi yang lebih menyerang musim ini, jelas tim ini akan membutuhkan gelandang bertahan untuk menghentikan lawan agar tidak menerobos dalam serangan balik.
3.Manajemen dalam permainan
Sekarang, alasan ketiga dan terakhir adalah manajemen in-game Ole Gunnar Solskjaer.
Ada peningkatan kualitas skuad dan suasana di sekitar klub sejak pengambilalihan pria Norwegia itu, tapi ia sendiri belum membaik sebagai manajer dan sejauh ini hanya menunjukkan fitur sebagai seorang pelatih yang memiliki apa yang diperlukan untuk membawa tim besar yang terseok-seok seperti United kembali ke tempat mereka seharusnya.
Contoh terbesar dari manajemen dalam permainannya yang dipertanyakan adalah final Liga Eropa musim 2020/201, di mana ia gagal menunjukkan tanda-tanda keterampilan dalam memimpin atau pendekatan proaktif untuk mengubah pertandingan menjadi kemenangan United.
Itu mengakibatkan pertandingan harus dilanjutkan dengan adu penalti dan akhirnya United harus kalah dari Villarreal.
Villarreal, Spain population: 51,205 ??
— International Champions Cup (@IntChampionsCup) May 26, 2021
Old Trafford's capacity: 74,140 ???????
David Vs. Goliath and @Eng_Villarreal slay Man United ⚔️ pic.twitter.com/YFupVf9jXd
Sampai mantan pelatih Molde itu mampu meningkatkan aspek ini dan menunjukkan perkembangan taktis sebagai pelatih, ia tidak akan berhasil membantu tim untuk menjuarai Liga Premier.