Pernah terjadi di suatu era, klub larang pemain punya tato. Akibatnya, heboh di ruang ganti.
Sportverein Werder Bremen von 1899 e. V. umumnya dikenal sebagai Werder Bremen, Werder atau hanya Bremen. Ini adalah klub olahraga profesional Jerman yang berbasis di Bremen.
Kisah Dani Jarque, Kapten Espanyol Jadi Dorongan Andres Iniesta di Piala Dunia 2010
Di era itu, Werder memiliki satu trofi Bundesliga dan dua kali runner-up. Lalu, dia DFB-Pokal dan dua runner-up. Kemudian, sekali DFL-Ligapokal dan sekali runner-up Piala UEFA. Schaff meninggalkan klub pada 15 Mei 2013 setelah Allofs berhenti, beberapa bulan sebelumnya.
Inspiratif! Kisah Perjuangan Son Heung-min Mewujudkan Cita-cita Main di Inggris
Tato dianggap tidak bagus untuk kesehatan
Selain sejumlah gelar bergengsi, era itu juga dikenal dengan sebuah regulasi unik tentang tato. Saat itu, alasan yang diambil Allofs adalah kesehatan dan konsentrasi pemain. Dia menyebut jarum suntik bisa memunculkan berbagai penyakit infeksi yang berbahaya bagi pemain.
"Saya tidak ingin mendramatisasinya. Ini bahaya untuk kesehatan. Ini bikin fokus pemain terbagi. Kami tidak mencari-cari alasan. Tapi, kami juga punya keputusan bahwa kami melarang tato dibuat selama musim ini. Itu adalah risiko yang harus kita singkirkan," kata Allofs saat itu, dikutip Bild.
Jadi, meski niatnya bagus, keputusan Allofs tidak bertahan lama. Pasalnya, ada banyak pemain Werder saat itu yang memiliki tato. Selain Elia, Tim Wiese dan Marko Arnautovic juga punya banyak tato di tubuhnya. Mereka sempat membuat ruang ganti klubnya heboh dengan boikot latihan yang dilakukan.
Karena itu, setelah Allofs pergi meninggalkan Werder pada 2012, regulasi itu dicabut. Sekarang, tato bukan masalah lagi di Werder dan banyak pemain Werder musim 2021/2022 juga memiliki tato di tubuhnya.
"Pecinta tato sangat bangga. Mereka secara sadar mengambil keputusan untuk menato tubuh mereka dan dengan bangga menunjukkannya kepada orang lain," kata Michael R. Mantell, seorang dokter asal Amerika Serikat yang telah melakukan studi tentang hubungan antara tato dan kesehatan, dikutip Dailymail.
"Mereka adalah orang-orang biasa seperti anda dan saya, kecuali bahwa mereka memiliki rasa identitas yang kuat yang tidak ingin mereka sembunyikan. Mereka tidak takut dengan opini publik dan ingin memberi tahu orang lain apa yang mereka yakini," tambah Mantell.
"Tato adalah tanda abad 21, dan diperkirakan lebih dari 25% orang berusia 30 tahun ke bawah menggoreskan tinta pada kulit mereka. Ekspresi pribadi, impulsif muda, keputusan saat mabuk jadi alasan. Kenyataannya adalah, meski tren, keren, dan seksi, ada risiko suram bagi kesehatan seseorang," bebar Mantell.
"Tato yang bagus tidak murah dan tato yang murah tidak bagus. Jadi, pastikan kupu-kupu kecil yang menurut anda terlihat seksi di pinggul anda akan menjadi apa yang anda inginkan 50 tahun dari sekarang. Dengan kata lain, berpikir sebelum anda memilih tinta," pungkas Mantell.
Introducing our Bundesliga #SuperFan series ?
— Bundesliga English (@Bundesliga_EN) December 26, 2019
Meet @MaximilianM14, the only Werder Bremen club member in Uruguay. His tattoo combines passion for the club with the city of Bremen and tells a crazy story of long-distance and everlasting love for his football club ??? pic.twitter.com/XG4bt7E05a