Setelah nyaris menghadap Sang Pencipta, striker Wolves asal Meksiko itu semakin religius.
Raul Jimenez telah menyelesaikan pemulihan cedera kepala, yang nyaris mengancam hidupnya. Pemain asal Meksiko milik Wolverhampton Wanderers tersebut mengaku seperti mendapatkan kesempatan hidup kedua dari Tuhan.
Dalam wawancara dengan The Guardian, Jimenez mengungkapkan, dokter mengatakan kepada dirinya bahwa selamat dari retak tengkorak yang didapat saat melawan Arsenal, November tahun lalu, merupakan keajaiban hidup. Itu merupakan campur tangan Yang Maha Kuasa.
"Saya merasa seperti seorang pemain lagi. Mereka (dokter) mengatakan kepada saya itu seperti keajaiban berada di sana," kata pemain yang merumput 90 menit di laga perdana Liga Premier 2021/2022 ketika Wolves menghadapi Leicester City, Sabtu (7/8/2021).
"Ada bagian tengkorak yang retak dan ada sedikit pendarahan di dalam otak. Itu mendorong otak saya ke dalam dan itulah mengapa operasi harus cepat. Itu adalah pekerjaan yang sangat bagus oleh para dokter," tambah Jimenez.
Saat itu, dokter memperingatkan Jimenez bahwa bukan hanya tidak akan bisa melanjutkan karier, melainkan juga nyawanya berada di ujung tanduk. "Sejak saat pertama para dokter memberi tahu saya risikonya. Karena mereka adalah dokter, mereka harus mengatakan yang sebenarnya dan anda harus menerimanya," ungkap Jimenez.
"Retak di tengkorak memang membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari yang kita semua harapkan untuk sembuh. Tapi, ini merupakan keajaiban bagi saya," tambah pemilik nama lengkap Raul Alonso Jimenez Rodriguez tersebut.
Jimenez menyebut tidak memiliki ingatan tentang tabrakan yang terjadi pada menit 15 tersebut. "Saya ingat kami tiba di stadion. Saya meninggalkan barang-barang saya di ruang ganti, pergi dengan rekan satu tim saya untuk melihat lapangan, dan kemudian kami kembali ke ruang gant. Kemudian, seperti mati lampu," kata Jimenez.
"Saya tidak ingat apa-apa lagi. Saya dapat mengingat ketika saya pertama kali bangun di rumah sakit dan saya dapat mengingat beberapa hal lain dari rumah sakit. Tapi, tidak ada yang benar-benar jelas," tambah pemuda kelahiran Tepeji, 5 Mei 1991, tersebut.
Jimenez menghabiskan 10 hari di rumah sakit sebelum kembali ke rumah. Saat dalam masa pemulihan, dia baru berani menonton rekaman tabrakan itu dan memahami bagaimana hal itu terjadi. "Saya meminta fisioterapis untuk mengirimi saya video dari berbagai sisi lapangan. Saya suka melihat apa yang terjadi karena itu seperti tidak pernah terjadi, karena saya tidak mengingatnya," ujar Jimenez.
"Saya tidak pernah berpikir itu akan menjadi buruk. Mungkin karena saya tidak dapat mengingat momen itu. Saya tidak ingat bagaimana rasanya atau apakah ada tabrakan, atau semacamnya," tambah Jimenez.
"Saya selalu merasa itu seperti cedera pergelangan kaki atau cedera lutut dan setelah pemulihan saya. Saya akan kembali melakukan apa yang saya suka lakukan. Saya tidak pernah berpikir untuk mengakhiri karier saya atau berhenti bermain. Ada peluang untuk itu, dan saya selalu yakin saya akan kembali," ungkap Jimenez.
Bahagia bisa main lagi, seperti menang Ballon d'Or
Rehabilitasi Jimenez awalnya dilakukan sendiri. Kemudian, pada Maret dia sudah dinyatakan pulih dan mulai ambil bagian dalam sesi latihan pertamanya dengan rekan satu tim di Wolves.
"Saya seperti pemain terbaik di dunia, berlari melewati semua orang karena tidak ada yang diizinkan menjegal saya. Bagian tersulit dari pemulihan adalah pada bulan terakhir musim lalu. Saya merasa saya sudah siap, tapi keputusan ahli bedah bahwa tengkorak saya belum sepenuhnya pulih. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa anda rasakan. Anda pikir anda siap, tapi tidak," kata Jimenez.
"Ini masalah mental dan saya melakukannya dengan sangat baik. Saat itu mengejutkan. Tapi, 10 menit kemudian saya berkata, 'Oke, saya harus terus melakukan apa yang saya lakukan agar siap untuk musim depan'. Saya harus mempersiapkannya," ungkap Jimenez.
Di setiap sesi latihan sejak kembali, termasuk saat melawan Leicester, Jimenez selalu mengenakan pelindung kepala dengan bantalan yang diperkuat di lokasi cedera. Itu mirip Petr Cech dengan helm rugby yang ikonik.
"Jika terserah saya, saya tidak akan menggunakannya. Tapi, dokter mengatakan kepada saya bahwa itu adalah perlindungan untuk mencegah sesuatu yang bisa membuat lebih berbahaya lagi. Saya merasa cukup baik untuk melakukannya tanpa pelindung kepala. Tapi, saya tahu saya harus berada di jalur yang sama dengan dokter dan ahli bedah," beber Jimenez.
"Sebelumnya saya selalu menguasai bola dan ingin melakukan sesuatu seperti umpan silang dan menyundul bola atau semacamnya. Sekarang saya harus 'Oke, kita bisa melakukan itu, tapi juga beberapa latihan yang berbeda, bukan hanya crossing dan heading.' Sangat menyenangkan bisa kembali lagi," kata Jimenez.
Jimenez sangat bahagia ketika di pertandingan mendapatkan sambutan meriah dari suporter timnya maupun lawan. "Saya ingat saat Jamie Vardy datang kepada saya untuk memberi selamat kepada saya. Juga Caglar Soyuncu dan James Maddison, serta sebagian besar pemain Leicester lainnya datang kepada saya," ujar Jimenez.
"Saya merasa sangat baik tentang itu. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang melihat saya kembali ke lapangan. Itu merupakan suatu kehormatan berada di sana bermain dengan saya di pertandingan (Liga Premier) pertama saya kembali," pungkas mantan pemain Benfica itu.
Dalam wawancara dengan The Guardian, Jimenez mengungkapkan, dokter mengatakan kepada dirinya bahwa selamat dari retak tengkorak yang didapat saat melawan Arsenal, November tahun lalu, merupakan keajaiban hidup. Itu merupakan campur tangan Yang Maha Kuasa.
BACA FEATURE LAINNYA
Tidak Semuanya Sukses, 13 Pemain Inggris di Serie A Sebelum Tammy Abraham
Tidak Semuanya Sukses, 13 Pemain Inggris di Serie A Sebelum Tammy Abraham
Jimenez menyebut tidak memiliki ingatan tentang tabrakan yang terjadi pada menit 15 tersebut. "Saya ingat kami tiba di stadion. Saya meninggalkan barang-barang saya di ruang ganti, pergi dengan rekan satu tim saya untuk melihat lapangan, dan kemudian kami kembali ke ruang gant. Kemudian, seperti mati lampu," kata Jimenez.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Samuel Umtiti, Pemain Paling Keras Kepala, Tak Mau Dijual atau Potong Gaji
Kisah Samuel Umtiti, Pemain Paling Keras Kepala, Tak Mau Dijual atau Potong Gaji
Jimenez menghabiskan 10 hari di rumah sakit sebelum kembali ke rumah. Saat dalam masa pemulihan, dia baru berani menonton rekaman tabrakan itu dan memahami bagaimana hal itu terjadi. "Saya meminta fisioterapis untuk mengirimi saya video dari berbagai sisi lapangan. Saya suka melihat apa yang terjadi karena itu seperti tidak pernah terjadi, karena saya tidak mengingatnya," ujar Jimenez.
"Saya selalu merasa itu seperti cedera pergelangan kaki atau cedera lutut dan setelah pemulihan saya. Saya akan kembali melakukan apa yang saya suka lakukan. Saya tidak pernah berpikir untuk mengakhiri karier saya atau berhenti bermain. Ada peluang untuk itu, dan saya selalu yakin saya akan kembali," ungkap Jimenez.
Bahagia bisa main lagi, seperti menang Ballon d'Or
Rehabilitasi Jimenez awalnya dilakukan sendiri. Kemudian, pada Maret dia sudah dinyatakan pulih dan mulai ambil bagian dalam sesi latihan pertamanya dengan rekan satu tim di Wolves.
"Saya seperti pemain terbaik di dunia, berlari melewati semua orang karena tidak ada yang diizinkan menjegal saya. Bagian tersulit dari pemulihan adalah pada bulan terakhir musim lalu. Saya merasa saya sudah siap, tapi keputusan ahli bedah bahwa tengkorak saya belum sepenuhnya pulih. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa anda rasakan. Anda pikir anda siap, tapi tidak," kata Jimenez.
"Ini masalah mental dan saya melakukannya dengan sangat baik. Saat itu mengejutkan. Tapi, 10 menit kemudian saya berkata, 'Oke, saya harus terus melakukan apa yang saya lakukan agar siap untuk musim depan'. Saya harus mempersiapkannya," ungkap Jimenez.
Di setiap sesi latihan sejak kembali, termasuk saat melawan Leicester, Jimenez selalu mengenakan pelindung kepala dengan bantalan yang diperkuat di lokasi cedera. Itu mirip Petr Cech dengan helm rugby yang ikonik.
"Jika terserah saya, saya tidak akan menggunakannya. Tapi, dokter mengatakan kepada saya bahwa itu adalah perlindungan untuk mencegah sesuatu yang bisa membuat lebih berbahaya lagi. Saya merasa cukup baik untuk melakukannya tanpa pelindung kepala. Tapi, saya tahu saya harus berada di jalur yang sama dengan dokter dan ahli bedah," beber Jimenez.
"Sebelumnya saya selalu menguasai bola dan ingin melakukan sesuatu seperti umpan silang dan menyundul bola atau semacamnya. Sekarang saya harus 'Oke, kita bisa melakukan itu, tapi juga beberapa latihan yang berbeda, bukan hanya crossing dan heading.' Sangat menyenangkan bisa kembali lagi," kata Jimenez.
Jimenez sangat bahagia ketika di pertandingan mendapatkan sambutan meriah dari suporter timnya maupun lawan. "Saya ingat saat Jamie Vardy datang kepada saya untuk memberi selamat kepada saya. Juga Caglar Soyuncu dan James Maddison, serta sebagian besar pemain Leicester lainnya datang kepada saya," ujar Jimenez.
"Saya merasa sangat baik tentang itu. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang melihat saya kembali ke lapangan. Itu merupakan suatu kehormatan berada di sana bermain dengan saya di pertandingan (Liga Premier) pertama saya kembali," pungkas mantan pemain Benfica itu.