Calon bintang masa depan Argentina yang bukan pemain di posisi No.10. Siapa dia?
Dalam waktu yang tidak terlalu lama Valentin Barco diyakini akan menjadi bintang besar Argentina di Eropa. Di usia 17 tahun, pemain yang baru saja menjalani debut bersama Boca Juniors itu sudah diburu banyak klub besar Eropa.
Berbeda dengan negara-negara Amerika Latin lain seperti Brasil, Uruguay, atau Kolombia, di Argentina, hanya pemain dengan kualifikasi No.10 yang akan dianggap bintang. Kiper, bek, gelandang, atau penyerang jika tidak memiliki kemampuan seperti Diego Maradona atau Lionel Messi dianggap biasa-biasa saja.
Sangat jarang penggemar sepakbola di Negeri Tango memuji pemain kiper misalnya. Bahkan, sekelas Sergio Goycochea, Carlos Roa, atau yang terbaru Emi Martinez dianggap bukan pahlawan. Begitu pula nama-nama seperti Javier Zanetti, Gabriel Heinze, atau Esteban Cambiasso.
Namun, sepertinya pandangan itu akan berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama akibat seorang full back kiri kelahiran 23 Juli 2004. Barco adalah pemain termuda keempat dalam sejarah Boca, yang langsung tampil impresif sejak naik ke tim utama pada awal musim ini.
Dipantau orang yang menemukan Carlos Tevez
Dijuluki "El Colo", Barco memulai pendidikan sepakbola di usia tiga tahun bersama klub lokal di sekitar tempat tinggalnya, Atletico Sportivo. Lalu, pada usia sembilan tahun Barco menjalani seleksi masuk akademi Boca di bawah pengawasan pemandu bakat legendaris Argentina, Ramon Maddoni.
Di Negeri Tango, Maddoni adalah orang yang menemukan bakat banyak pemain hebat Argentina. Sebut saja Carlos Tevez, Juan Roman Riquelme, Fernando Redondo, hingga Esteban Cambiasso. Hanya butuh waktu singkat bagi Maddoni untuk melihat kemampuan Barco. Atas rekomendasi teknisnya, Boca menerima Braco bergabung dengan akademi.
Tapi, karena regulasi, Barco tidak dapat tinggal di La Candela (Akademi Boca). Akibatnya, Barco terpaksa melakukan perjalanan pulang pergi lebih dari 200 km tiga kali seminggu dari kota tempat tinggalnya di Veinticinco de Mayo hanya untuk menghadiri sesi latihan. Butuh 2-3 jam berkendara.
"Dia bangun pukul 05.00 untuk belajar. Lalu, kami akan pergi ke La Candela dan kembali pada pukul 22.00. Ada kalanya kami hanya punya uang untuk membeli bensin dan membayar tol. Dia bahkan akan pergi berlatih ketika demam," kata ibunya, Patricia, dilansir Convergencias.
Tekad Barco untuk sukses layak mendapatkan acungan dua jempol. Setelah usianya memehuni syarat untuk tinggal di asrama, Barco akhirnya meninggalkan rumahnya. Di akademi, bakat Barco semakin terlihat karena dirinya hanya fokus bermain sepakbola setiap hari, pagi dan sore.
Di La Candela, Barco didik sebagai pemain sayap. Posisi awalnya sama dengan Angel di Maria, yaitu di posisi No.11. Tapi, dua pelatihnya, Leonardo Testone dan Jorge Martinez, melihat bahwa Barco bisa lebih berbahaya saat berlari dari dalam. Itu adalah posisi bek sayap (full back).
Dengan usia yang masih sangat muda, perubahan posisi tentu saja bukan masalah besar. Dia mampu beradaptasi dengan baik. Bahkan, di kiri belakang, Barco tampil jauh lebih bagus dari posisi di sayap murni. Panggilan Argentina U-15 dan U-16 datang menyapa Barco. Di usia 14 tahun, Barco bahkan menandatangani kontrak dengan Adidas.
Campur tangan Juan Roman Riquelme
Penampilan Barco di akademi ternyata menarik perhatian para petinggi Boca. Ketika Juan Roman Riquelme ditunjuk menjadi wakil presiden klub pada awal tahun ini, karier Barco seperti mendapatkan doping.
Riquelme mendorong manajemen memprioritaskan pemain muda produk akademi untuk masuk ke skuad utama sedini mungkin. Akibatnya, Barco menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Boca pada usia 16 tahun. Lalu, pada pramusim 2021/2022, Miguel Angel Russo memasukkan Barco ke tim inti.
Russo memanggil Barco untuk menjalani debut saat melawan Atletico Union pada 16 Juli 2021. Itu berarti satu pekan sebelum dirinya merayakan ulang tahun ke-17. Dia menjadi debutan termuda keempat dalam sejarah Boca.
Barco tidak menyia-nyiakan pengalaman berharga tersebut. Dia menyebabkan banyak masalah bagi pertahanan Union dengan kecepatan yang dimilikinya. Dia juga selalu membantu serangan baik dari sisi luar maupun dalam pada beberapa kesempatan. Dia menunjukkan kekuatan utamanya di sepertiga akhir lapangan.
Dia memiliki teknik yang luar biasa saat menguasai bola dan insting mencetak gol saat mengambil posisi menembak. "Dia adalah pemain hebat. Dia baru berusia 17 tahun, api dia telah menunjukkan kepribadian yang hebat. Saya suka pemain seperti dia," kata rekannya di klub, Frank Fabra.
Sejak penampilan pertamanya untuk Boca, remaja yang dikontrak hingga 2023 itu ramai diperbincangkan media-media sepakbola di Eropa. Kabarnya, klub seperti Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur di Inggris tertarik. Begitu pula dengan Real Madrid di Spanyol, Juventus di Italia, dan Paris Saint-Germain (PSG) di Prancis.
Berbeda dengan negara-negara Amerika Latin lain seperti Brasil, Uruguay, atau Kolombia, di Argentina, hanya pemain dengan kualifikasi No.10 yang akan dianggap bintang. Kiper, bek, gelandang, atau penyerang jika tidak memiliki kemampuan seperti Diego Maradona atau Lionel Messi dianggap biasa-biasa saja.
BACA FEATURE LAINNYA
10 Klub Paling Berharga di Dunia, PSG Ketiga Setelah Transfer Lionel Messi
10 Klub Paling Berharga di Dunia, PSG Ketiga Setelah Transfer Lionel Messi
Dipantau orang yang menemukan Carlos Tevez
Dijuluki "El Colo", Barco memulai pendidikan sepakbola di usia tiga tahun bersama klub lokal di sekitar tempat tinggalnya, Atletico Sportivo. Lalu, pada usia sembilan tahun Barco menjalani seleksi masuk akademi Boca di bawah pengawasan pemandu bakat legendaris Argentina, Ramon Maddoni.
Tapi, karena regulasi, Barco tidak dapat tinggal di La Candela (Akademi Boca). Akibatnya, Barco terpaksa melakukan perjalanan pulang pergi lebih dari 200 km tiga kali seminggu dari kota tempat tinggalnya di Veinticinco de Mayo hanya untuk menghadiri sesi latihan. Butuh 2-3 jam berkendara.
BACA FEATURE LAINNYA
Mengenal Beckham Rule, Aturan yang Dibuat MLS Khusus untuk David Beckham
Mengenal Beckham Rule, Aturan yang Dibuat MLS Khusus untuk David Beckham
Tekad Barco untuk sukses layak mendapatkan acungan dua jempol. Setelah usianya memehuni syarat untuk tinggal di asrama, Barco akhirnya meninggalkan rumahnya. Di akademi, bakat Barco semakin terlihat karena dirinya hanya fokus bermain sepakbola setiap hari, pagi dan sore.
Dengan usia yang masih sangat muda, perubahan posisi tentu saja bukan masalah besar. Dia mampu beradaptasi dengan baik. Bahkan, di kiri belakang, Barco tampil jauh lebih bagus dari posisi di sayap murni. Panggilan Argentina U-15 dan U-16 datang menyapa Barco. Di usia 14 tahun, Barco bahkan menandatangani kontrak dengan Adidas.
Campur tangan Juan Roman Riquelme
Penampilan Barco di akademi ternyata menarik perhatian para petinggi Boca. Ketika Juan Roman Riquelme ditunjuk menjadi wakil presiden klub pada awal tahun ini, karier Barco seperti mendapatkan doping.
Riquelme mendorong manajemen memprioritaskan pemain muda produk akademi untuk masuk ke skuad utama sedini mungkin. Akibatnya, Barco menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Boca pada usia 16 tahun. Lalu, pada pramusim 2021/2022, Miguel Angel Russo memasukkan Barco ke tim inti.
Russo memanggil Barco untuk menjalani debut saat melawan Atletico Union pada 16 Juli 2021. Itu berarti satu pekan sebelum dirinya merayakan ulang tahun ke-17. Dia menjadi debutan termuda keempat dalam sejarah Boca.
Barco tidak menyia-nyiakan pengalaman berharga tersebut. Dia menyebabkan banyak masalah bagi pertahanan Union dengan kecepatan yang dimilikinya. Dia juga selalu membantu serangan baik dari sisi luar maupun dalam pada beberapa kesempatan. Dia menunjukkan kekuatan utamanya di sepertiga akhir lapangan.
Dia memiliki teknik yang luar biasa saat menguasai bola dan insting mencetak gol saat mengambil posisi menembak. "Dia adalah pemain hebat. Dia baru berusia 17 tahun, api dia telah menunjukkan kepribadian yang hebat. Saya suka pemain seperti dia," kata rekannya di klub, Frank Fabra.
Sejak penampilan pertamanya untuk Boca, remaja yang dikontrak hingga 2023 itu ramai diperbincangkan media-media sepakbola di Eropa. Kabarnya, klub seperti Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur di Inggris tertarik. Begitu pula dengan Real Madrid di Spanyol, Juventus di Italia, dan Paris Saint-Germain (PSG) di Prancis.