Selain hebat, pria Portugal ini juga sering mengeluarkan kebijakan kontroversial.
Kehebatan Mourinho di bench telah disejajarkan dengan sejumlah nama pelatih top dunia seperti Sir Alex Ferguson, Marcelo Lippi, Arsene Wenger, Carlo Ancelotti, hingga Pep Guardiola.
5 Pesepakbola Hebat yang Tidak Pernah Bermain di Liga Premier
1. Teori konspirasi
Mourinho telah menemukan cara untuk mengalihkan perhatian atas kesalahan timnya. Kritiknya terhadap wasit dan otioritas sepakbola telah membuat reputasi Mourinho tercoreng.
2. Taktik "parkir bus" yang pragmatis
"Parkir bus" sekarang menjadi bagian dari bahasa sepakbola dan Mourinho terkait dengannya. Taktik ini dituduhkan kepada Mourinho sebagai pelatih yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kemenangan.
Momen Cesc Fabregas Bikin Assist Terbaik di Liga Premier, Sentuhan Ajaib
Keputusannya untuk meminta orang-orang seperti Cristiano Ronaldo dan Eden Hazard membantu pertahanan sangat tidak populer di mata pengamat.
3. Masalah datang di musim ketiga
Musim kedua kedatangan Mourinho di Chelsea membawa mereka ke puncak Liga Premier 2014/2015, dengan orang-orang seperti Eden Hazard, Diego Costa, dan Andre Schuerrle memainkan peran utama.
Mourinho dikenal memiliki perjuangan besar di musim ketiganya di sebuah klub. Dia secara vokal mengkritik banyak orang. Tidak hanya wasit, melainkan juga para pemainnya. Mourinho bahkan berselisih dengan dokter klub, Eva Carneiro, untuk intervensi medis di lapangan saat bermain imbang melawan Swansea City.
Pada Desember 2015, Chelsea berada di urutan 16 klasemen Liga Premier. Itu hanya satu poin di atas zona degradasi dan sekitar 20 poin dari juara Leicester City. Roman Abramovich akhirnya berpisah dengan Mourinho untuk kedua kalinya di pertengahan musim.
Eva Carneiro to file individual legal claim against Chelsea’s José Mourinho https://t.co/fcdtIMbVbD pic.twitter.com/36wENlJ6eD
— The Guardian (@guardian) November 2, 2015
4. Bertengkar dengan pemain
Gaya Mourinho memotivasi pemain telah membuat para talenta hebat seperti Frank Lampard, John Terry, hingga Marco Materazzi mempertaruhkan nyawa mereka demi kesetiaan kepada dirinya.
Namun, kadang-kadang, gaya tekanan dan motivasinya telah membuat para pemain salah jalan. Di Real Madrid, misalnya, Mourinho mengkritik legenda klub, Iker Casillas, dan berusaha menggantikan kapten di starting line-up dengan mengontrak Diego Lopez. Ada lagi Sergio Ramos dan Raul Gonzalez.
Bahkan, di Manchester United dia memperlakukan Luke Shaw dengan tidak baik hingga sekarang, meski bukan anak didiknya lagi
5. Kegagalan mengembangkan pemain muda
Mourinho menuntut skuad kompetitif setiap musim untuk memenangkan trofi dengan sedikit ruang untuk kesalahan dan ruang untuk pertumbuhan pemain. Akibatnya, banyak pemain muda potensial.
Orang-orang seperti Romelu Lukaku, Kevin de Bruyne, atau Mohamed Salah tidak diberi kesempatan untuk berkembang menjadi talenta kelas dunia. Akibatnya, pemain-pemain ini berkembang dan menjadi bintang di klub lain. Sejarah kemudian mencatat Lukaku, De Bruyne, atau Salah sebagai juara di luar Chelsea.
From Chelsea flop to Liverpool king: How Mo Salah proved Jose Mourinho wrong https://t.co/9IrWUZsYmD pic.twitter.com/H2FKKttOBr
— MailOnline Sport (@MailSport) March 10, 2018