Ternyata ada banyak maskot klub yang sempat ingin pindah ke klub rival. Tapi, gagal.
Harry Kane masih mengharapkan kepindahan dari Tottenham Hotspur ke klub impiannya, Manchester City, bisa terjadi sebelum transfer window musim panas 2021 berakhir.

Namun, jika pada akhirnya gagal pergi ke Etihad Stadium, penyerang tim nasional Inggris tersebut tidak perlu larut dalam kesedihan. Pasalnya, kasus kegagalan pemain pergi ke klub impian bukan terjadi kali ini saja. Sepanjang sejarah sudah banyak kasus serupa muncul di transfer window sepakbola Eropa.

Tak hanya fans Spurs, para penggemar Liverpool dan Manchester United juga masih ingat ketika pemain bintang mereka gelisah karena transfer yang dikehendaki tidak terwujud.

Apakah itu hanya taktik untuk menegosiasikan kontrak yang lebih baik atau hanya ingin memenuhi ambisi pribadi? Beberapa pesepakbola elite tidak malu-malu untuk mengungkapkan keinginan pindah ke klub lain. Tapi, tidak semua dari mereka mendapatkan apa yang diinginkan.

Berikut ini contoh 7 pemain terkenal yang gagal mendapatkan klub impian di tarnsfer window:


1. Steven Gerrard

Sebagai kontestan Love Island, Gerrard sempat diminati oleh Chelsea setelah tampil bagus di Euro 2004. Tapi, tawaran 20 juta pounds (Rp394 miliar) itu ditolak Liverpool. Padahal, Gerrard sudah memberi tahu Jose Mourinho dan CEO The Blues saat itu, Peter Kenyon, bahwa dia akan menandatangani proposal itu.

"Saya pikir selama Euro 2004, Steven sudah memutuskan bahwa dia ingin pergi ke Chelsea. Kesalahan yang dibuat Chelsea adalah membiarkan Steven kembali ke Liverpool setelah turnamen. Mereka seharusnya menahannya di kapalnya Roman Abramovich," kata eks CEO Liverpool, Rick Parry.

Gerrard berhasil mengangkat trofi Liga Champions pada musim berikutnya, dan rumor kepindahan ke Stamford Bridge tidak pernah hilang. Bahkan, hanya beberapa minggu setelah memastikan diri menjadi juara Eropa di Istanbul, Gerrard memilih opsi diluar dugaan setelah tawaran 32 juta pounds (Rp630 miliar) dari Chelsea. Tapi, lagi-lagi ditolak Liverpool.

"Saya menelepon Struan Marshall (agen Gerrard). Saya mengatakan padanya, 'Struan, saya akan mencari tahu apakah mereka ingin menjual saya. Masukkan permintaan transfer ini'. Struan kemudian menelepon Liverpool. 'Anggaplah panggilan ini sebagai permintaan transfer', kata Struan kepada mereka. Kami akan mendukungnya secara tertulis jika anda membutuhkannya," kata Gerrard dalam buku autobiografinya yang terbit pada 2007.

Berita itu disambut dengan kemarahan di Merseyside. Para penggemar membakar jersey Gerrard di jalanan. Akhirnya, sang gelandang memutuskan untuk tinggal setelah menerima kesepakatan gaji yang menjadi rekor di klub dan mengokohkan namanya menjadi legenda Anfield selama dekade berikutnya


2. Wayne Rooney

Rooney masih tercatat sebagai pencetak gol terbanyak bagi Manchester United (MU). Tapi,  itu tidak menghentikannya untuk memiliki keinginan meninggalkan klub. Bahkan, hingga dua kali. Dan, membuatnya sangat dikenal publik pada kedua kesempatan itu.

Pada 2010, ketika Manchester City sedang mencari striker, Rooney membahas keinginannya untuk meninggalkan Old Trafford. "Saya bertemu David Gill (CEO MU) dan dia tidak memberi saya jaminan apa pun yang saya cari terkait posisi saya di skuad," kata Rooney dalam pernyataan tegasnya.

"Saya kemudian mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan menandatangani kontrak baru," tambah Rooney. Pemain Inggris itu dilaporkan berselisih dengan Sir Alex Ferguson. Tapi, klub akhirnya berhasil meyakinkan dirinya untuk menandatangani kontrak baru.

Kebuntuan itu hanya berlangsung tiga tahun. Dengan berakhirnya musim 2012/2013, Ferguson yang pensiun menyatakan bahwa pemain berusia 27 tahun itu kembali meminta transfer.

"Saya pergi menemuinya dan hanya mengatakan jika anda tidak akan memainkan saya, mungkin lebih baik jika saya pindah. Kemudian, tiba-tiba semua pers memasukkan ke dalam berita jika saya melakukan permintaan transfer, dan tidak pernah saya lakukan," tambah Rooney.




3. Luis Suarez

Setelah mencetak 30 gol di musim pertamanya bersama Liverpool dibawah asuhan Brendan Rodgers, kaki Suarez mulai gatal untuk mencari peruntungan lain. Suarez menyatakan keinginannya untuk pergi jika Liverpool tidak mengabulkan tuntutannya.

"Alasan saya pergi adalah keluarga dan reputasi saya. Saya merasa tidak nyaman lagi di sini," kata Suarez pada Agustus 2013. Kurang dari dua minggu kemudian, Rodgers menyatakan masalah itu selesai dan Suarez menyumbang 31 gol di musim 2013/2014 sebelum bergabung dengan Barcelona pada musim panas berikutnya.


4. David de Gea

Mesin faks yang lambat adalah satu-satunya alasan mengapa De Gea tidak jadi bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2015. Tersingkir dari skuad MU, penjaga gawang itu duduk menunggu di Spanyol setelah rentetan spekulasi yang tak ada habisnya, dan kepindahan itu tidak pernah terwujud.

Los Blancos dengan cepat merilis pernyataan di situs web resmi klub yang mengklaim bahwa mereka telah melakukan semua yang diperlukan untuk menyelesaikan kesepakatan pemain Spanyol itu. Tapi, masalah perbedaan waktu antara Madrid dan Manchester menggagalkan semuanya.




5. Jermain Defoe

Defoe mengajukan permintaan transfer kurang dari 24 jam setelah West Ham United terdegradasi pada 2003. Permintaan itu ditolak dengan cepat, dan dia menghabiskan setengah musim berikutnya bersama The Hammers di kasta kedua. Dia mencetak 15 gol dan mengumpulkan tiga kartu merah. Striker muda itu kemudian dijual ke Tottenham pada Januari 2004.

"Saya melakukan sesuatu yang salah, saya mengangkat tangan dan bertanggung jawab. Saya adalah seorang anak muda saat itu dan tidak benar-benar mengerti apa yang sedang terjadi," kata Defoe dalam sebuah wawancara dengan Four Four Two pada 2017.

"Ketika kami terdegradasi, agen saya yang juga tidak berpengalaman pada saat itu. Dia meminta saya untuk melakukan permintaan transfer karena semua orang akan pergi. Tapi, saat itu saya masih muda dan naif karena yang benar-benar saya pikirkan hanyalah ingin bermain sepakbola," tambah Defoe.

"Apakah saya akan melakukan hal yang sama sekarang? Tidak mungkin. Saya tidak akan pernah menyerahkan permintaan transfer dan saya juga tidak akan pernah menyarankan seorang anak muda untuk melakukannya," tambah Defoe.


6. Carlos Tevez

Tevez tidak akan pernah lupa dengan kesepakatan transfer kontroversialnya. Sebab, keputusannya untuk mengajukan permintaan transfer dari Manchester City pada Desember 2010 masih mengejutkan.

"Striker itu diyakini rindu kampung halaman dan selama beberapa bulan terakhir ada saran bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk berhenti total dari sepakbola. Dalam wawancara televisi baru-baru ini, dia mengatakan lelah dengan sepakbola dan lelah dengan orang-orang yang bekerja di sepakbola," ujar koresponden siaran langsung BBC Sport, Ian Dennis.

Man City menolak permintaan transfer itu secara langsung dengan merilis pernyataan dengan menegaskan statusnya. "Permintaan transfer tertulis sangat kontras dengan posisi yang dinyatakan Carlos, baik dalam konteks publik dan klub," tulis Man City.

"Secara signifikan, selama beberapa bulan terakhir, klub juga telah menerima banyak permintaan dari perwakilan Carlos untuk menegosiasikan ulang dan meningkatkan kontrak bermainnya baru-baru ini untuk memperpanjang kontrak itu satu tahun lagi," tambah pernyataan tersebut.

Striker Argentina itu bertahan di Etihad Stadium untuk mengantarkan Man City lolos ke Liga Champions, sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak Liga Premier 2010/2011.

Tapi, hari-harinya sebagai pilihan utama sudah berakhir. Tevez merajuk di bangku cadangan saat pertandingan melawan Bayern Muenchen pada 2011. Atas kejadian itu, dia dikucilkan dari skuad utama. Kemudian, dia meninggalkan klub pada musim panas 2013. Man City akhirnya mendatangkan pengganti Teves, yaitu Sergio Aguero.


7. John Stones

Stones menyerahkan permintaan transfer pada 2015 setelah Everton menolak tiga tawaran Chelsea. "Terkadang uang tidak bisa membeli segalanya dan itu akan menjadi pernyataan yang sangat kuat di Everton," kata Roberto Martinez saat masih menjadi pelatih Everton.

"Ini bukan momen di mana kita bisa menggunakan uang untuk membuat kita lebih kuat," tambah pelatih tim nasional Belgia itu. Pada akhirnya Stones hanya bertahan satu musim di Goodison Park sebelum pindah ke Man City dengan biaya 47 juta pounds (Rp925 miliar).