Tampil sangat bagus dengan menjadi pahlawan Madrid pada dua pertandingan awal musim 2021/2022.
Pada pertandingan terbaru Real Madrid, yaitu saat melawan Levante di pekan kedua La Liga, Vinicius Jr seolah memberi tahu kita bahwa dia telah bekerja keras selama pramusim. Dengan kepindahan Lionel Messi ke Ligue 1, pemuda Brasil itu punya potensi jadi maskot baru La Liga.

Bukan untuk mendapatkan satu dolar. Bukan untuk menyembuhkan kesedihan musim panas karena kalah dari Argentina di Copa America. Bukan juga untuk kemajuan kariernya sendiri. Seperti yang Vinicius katakan, dia telah bekerja keras dibawah sinar matahari Spanyol karena dia ingin membuat senyum di wajah fans Madrid.

Dia ingin menghilangkan kerutan di wajah jutaan penggemar Madrid. Karena ketika dia masuk ke lapangan setelah satu jam pertandingan dan Madrid tertinggal 1-2 dari Levante. Ini adalah salah satu hasil yang tidak seharusnya terjadi. Tapi, akhirnya Los Blancos bermain imbang 3-3, hasil yang bisa membuat mereka tetap merasa terhormat. Mereka harus berterima kasih kepada penyerang Brasil ini.

Sementara Gareth Bale dan Eden Hazard kembali menjadi starter untuk Madrid, Vinicius membawa sesuatu yang sangat berbeda dibawah taktik serangan Carlo Ancelotti.

Pekan lalu, dia menunjukkan kebangkitannya setelah muncul dari bangku cadangan dan mencetak gol keempat Madrid dalam kemenangan atas Deportivo Alaves dengan sundulan jarak dekat. Dan, dia menunjukkannya lagi pada pekan kedua. Kali ini jauh lebih penting karena golnya berhasil menyelamatkan timnya dari situasi yang memalukan.

Pertama, 12 menit setelah dia masuk, dia bersiap melakukan serangan dari sebelah kiri. Casemiro memberikan umpan terobosan yang tidak sempurna kepada rekan senegaranya dan Vinicius melesat melewati pertahanan. Vinicius melakukan tendangan dengan kaki kirinya dari sudut sempit saat berlari dengan kecepatan penuh. Dengan sempurna dia mengarahkan bola ke sudut gawang melewati kaki Fernando Pacheco.

Hanya lima menit setelah Levante memimpin, permainan kembali berpihak pada Madrid. Vinicius tidak mengecewakan. Dari situasi yang tampak hampir mustahil, pemain Brasil itu membuat penyelesaian ajaib. Dia mengirim bola melengkung dengan ujung kaki kanannya, berputar berlawanan arah jarum jam sebelum akhirnya menjadi gol penyeimbang setelah bola memantul dari tiang dan jatuh masuk jaring.

"Saya tidak hanya melakukan penyelesaian saya, melainkan juga memainkan sisi taktis dan teknis permainan saya untuk dapat membantu tim. Saya akan terus melakukannya," kata Vinicius, dilansir Marca.

Vinicius berbeda dari Bale dan Hazard dalam satu sisi karena dia akan terus berlari melewati orang terakhir satu demi satu. Hazard lebih suka menguasai bola dan menggiring bola ke arah lawannya. Sementara Bale, dulunya bisa berlari lebih jauh. Tapi, dengan bertambahnya usia dan cedera, dia tidak bisa melakukannya lagi.

Dengan awal musim yang luar biasa ini, dia bisa berbeda dari Bale dan Hazard dengan menjadi pilihan utama Ancelotti. Musim lalu, pemain Brasil itu berhasil mencetak tiga gol dalam waktu pertandingan 1.975 menit di La Liga. Musim ini dia telah menyamai total itu setelah hanya 55 menit di lapangan.

Ada lusinan pemain yang siap mengambil posisi Vinicius karena tidak memberikan permainan terbaiknya dalam dua musim pertamanya di Spanyol. Dengan kepergian Cristiano Ronaldo, Keylor Navas, James Rodriguez, Sergio Ramos dan Rafael Varane dalam tiga tahun terakhir, Madrid telah menunjukkan bahwa mereka siap untuk meremajakan skuad.

Selama beberapa tahun mendatang, Luka Modric, Toni Kroos dan Karim Benzema juga pasti akan meninggalkan klub. Dengan ketajamannya di awal musim, menunjukkan bahwa dia bisa memimpin generasi baru menuju masa depan Madrid.