Jika anda mengaku fans Liverpool sejak abad pertengahan, pasti tahu cerita pemain yang satu ini.
Sepuluh tahun sebelum menjuarai Liga Premier, Liverpool adalah klub penggembira. Mereka memang mengejutkan di Liga Champions. Tapi, di kompetisi domestik hasilnya sangat mencewakan. Itu karena materi pemain yang kurang moncer seperti contohnya Milan Jovanovic.

Hanya sedikit pendukung Liverpool yang berani menunjukkan identitasnya sebelum 2019, 2020, atau 2021. Salah satu penyebabnya karena gelar liga terakhir didapatkan pada 1990.

Tapi, sejak The Reds dilatih Juergen Klopp, semuanya berubah. Pelatih asal Jerman itu memberikan contoh cemerlang dari sepakbola menyerang, dengan Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino dijadikan sebagai trio penyerang yang menakutkan di tanah Inggris

Situasi itu berbeda jika kita menengok 10 tahun yang lalu. Liverpool adalah klub medioker yang terjebak di papan tengah klasemen bersama pelatih yang gagal melepaskan diri dari tekanan sejarah.

Pemain datang dan pergi melalui gerbang Anfield dan digembar-gemborkan sebagai hal besar berikutnya. Tapi, mayoritas gagal membuat dampak. Contohnya, Jovanovic. Dia didatangkan  Rafael Benitez, bermain dengan Roy Hodgson, dan absen karena Kenny Dalglish. Dia dilepaskan setelah hanya satu musim.

Kisah Jovanovic adalah salah satu transfer yang menyedihkan di Anfield. Terlebih untuk pemain yang pernah disebut menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Jovanovic adalah penandatanganan pertama Liverpool jelang musim 2010/2011. Tiba dengan status bebas transfer setelah tampil di Piala Dunia bersama Serbia.

Ada keraguan diawal kepindahannya, karena negosiasi telah dimulai di bawah pelatih sebelumnya, Benitez. Lalu, ada pembicaraan bahwa pelatih asal Spanyol itu akan mencoba untuk memikat Jovanovic ke klub barunya, Inter Milan. Liverpool berharap bahwa rumor transfer ke Italia benar-benar terjadi.



Meski berusia 29 tahun dan sebelumnya bermain di Belgia untuk Standard Liege, Jovanovic tampaknya cukup "berhasil" untuk Liverpool. Dia bahkan sempat menolak tawaran yang datang dari Real Madrid.

Jovanovic menjelaskan dalam konferensi pers pengantarnya bahwa Madrid hanya menawarkan kontrak satu tahun dan dia menginginkan bermain di tim utama secara reguler. Sayangnya kurangnya waktu bermain dan masa tinggal 12 bulan akan persis seperti yang dia temukan di Liverpool.

Ada tanda-tanda peringatan dini, terutama Jovanovic yang awalnya diberi jersey nomor 10 dan diganti menjadi 14 setelah pelatih baru, Hodgson, merekrut Joe Cole. Sama seperti pemain Serbia itu, Cole adalah pemain berpengalaman yang mampu bermain di lini tengah serang.

Jovanovic tampil di awal musim 2010/2011, melakukan debutnya di Liga Premier melawan Arsenal di Anfield, dan mencetak gol pertamanya untuk Liverpool dalam pertandingan Piala Liga melawan Northampton.

Pertandingan lawan Northampton menjadi buruk bagi Liverpool karena mereka kalah di kandang dari tim kasta keempat. Pertandingan berakhir dengan skor imbang dan Liverpool kalah 2-4 melalui adu penalti.

"Malapetaka. Saya sangat kecewa. Apa yang bisa saya katakan? Itu adalah malam yang sangat sulit bagi saya, untuk semua pemain dan tim. Tentu saja kami merasa kasihan kepada para penggemar. Kami tahu ini bukan Liverpool. Ini sangat buruk. Saya sangat terkejut dengan performanya. Saya tidak memiliki pengalaman yang cukup tentang sepakbola Inggris. Tapi, saya tidak mengharapkan ini," kata Jovanovic, dilansir goal.com.

Pengalaman di sepakbola Inggris bukanlah sesuatu yang Jovanovic dapatkan. Selain Northampton, dia bermain 90 menit hanya lima kali untuk Liverpool, termasuk dua kali di Liga Premier saat hasil imbang 0-0 di Birmingham dan kekalahan 1-2 dari Blackpool.

Setelah Hodgson pergi dengan persetujuan bersama pada 8 Januari 2011 dan digantikan oleh legenda klub, Dalglish, Jovanovic hanya bermain dua kali lagi yaitu saat kekalahan atas Blackpool, dan bermain 18 menit saat hasil imbang 1-1 dengan Wigan Athletic. 

Dari 19 pertandingan di bawah Dalglish pada 2010/2011, Jovanovic tidak berada di bangku cadangan untuk 16 pertandingan di antaranya. Dia memainkan 10 pertandingan Liga Premier musim itu, dan tidak mencetak satu gol pun.

Liverpool pada satu tahap siap untuk mempertahankan Jovanovic. Dilaporkan, mereka menolak tawaran 6 juta pounds dari Wolfsburg pada Januari. Tapi, isu itu dibantah Dalglish dan membuat posisinya jelas. Hampir setahun setelah meninggalkan Belgia ke Inggris, Jovanovic melakukan perjalanan kembali ke negara itu saat menandatangani kontrak dengan Anderlecht.

Kegagalan di Liverpool menggelincirkan karier Jovanovic. Setelah dua tahun di Anderlecht dia dibebaskan dan tidak pernah bermain untuk klub profesional lagi.

Jovanovic mungkin dilupakan oleh banyak penggemar Liverpool. Tapi, dia tetap hidup di benak penggemar drama TV Australia. Pada Oktober 2011, seorang karakter di The Neighbors menggambarkan pemain sayap itu sebagai salah satu pesepakbola terhebat di dunia.

Bisa dibilang ini adalah contoh dari seorang penulis naskah sinetron yang tidak pernah melakukan penelitian secara mendalam tentang karier Jovanovic di sepakbola Eropa.