Punya latar belakang yang unik dan bisa membela tiga timnas. Ini profilnya.
Lahir di Washington DC, memiliki orang tua asal Kamerun, dibesarkan di Prancis, dan mencetak gol secara reguler di kompetisi Swiss membuat Siebatcheu memiliki hak untuk membela beberapa tim nasional. Selain Amerika Serikat (AS), Prancis dan Kamerun juga menawarinya paspor.
Setelah Menang di Liga Champions, Juventus Incar AC Milan di Serie A
Kemudian, saat Berhakter menjadi pelatih AS pada akhir 2018, dia melakukan perjalanan ke Eropa dalam misi mencari bakat AS yang ada di sana. Diantara pemain yang dia lihat tampil secara langsung adalah Siebatcheu.
Momen Jesse Lingard Salah Umpan, Biang Kerok Kekalahan Man United
Awal tahun ini, ditengah musim yang menonjol dari Siebatcheu di Swiss, Berhalter mengundangnya ke kamp pelatih AS di Eropa untuk dua pertandingan persahabatan, dan dia menerima.
Tidak bisa Bahasa Inggris, hanya Prancis
Siebatcheu sering menolak permintaan wawancara dari media AS. Alasannya, tidak nyaman berbicara Bahasa Inggris dengan panjang lebar. Dia hanya bersedia menerima permintaan wawancara jika jurnalisnya menggunakan Bahasa Prancis.
Satu-satunya penutur Bahasa Prancis yang fasih di timnas adalah Tim Weah. Putra George Weah ini telah bermain di Prancis selama tujuh tahun. "Dia tampak seperti memiliki kulit terluar yang keras, tapi begitu anda memecahkannya, anda bisa mengenalnya," kata rekan di timnas, Mark McKenzie.
"Saat makan bersama dan di bus tim, kami tertawa dan bercanda. Hal-hal kecil seperti itu membantu membuka dirinya karena dia masuk ke kelompok kami dengan orang-orang yang sudah saling kenal. Cara terbaik untuk mengintegrasikannya adalah dengan belajar lebih banyak tentang dia," tambah bek tengah itu.
Siebatcheu telah terikat khususnya dengan McKenzie, Weah, dan Daryl Dike. Ketika Siebatcheu mencetak gol melawan Honduras, dia berlari ke arah Dike di pinggir lapangan karena itu adalah hari ulang tahun Dike yang ke-21.
Dengan kesenjangan bahasa, kehidupan awal Siebatcheu tetap menjadi misteri. Orang tuanya adalah Kamerun dan, karena lahir di AS, kewarganegaraan adalah hak yang bisa dipilih. Keluarga tersebut pindah ke Prancis ketika Siebatcheu berusia 2 tahun.
Sejak junior hingga profesional, dia berafiliasi dengan Stade de Reims. Musim debutnya datang pada 2017/2018, ketika mencetak 17 gol. Dia dikontrak untuk bermain di Ligue 2 dan membantu tim mendapatkan promosi ke Ligue 1.
Performa itu menghasilkan transfer USD11 juta (Rp156 miliar) ke klub Prancis lainnya, Rennes. Siebatcheu berjuang untuk mengulangi kesuksesannya sehingga harus dipinjamkan ke Young Boys. Dia membantu klubnya juara di Swiss dan sekarang baru saja mengalahkan MU di Liga Champions.
Sejak awal musim ini, Young Boys menggunakan opsi untuk membeli kontraknya dari Rennes dengan biaya yang tidak diungkapkan. "Dia telah berkembang dengan sangat baik di YB dan telah menjadi bagian penting dari tim kami," kata Direktur olahraga Young Boys, Christoph Spycher.
You love to see it ?⚫️??
— Bolzplazz Swiss Football Platform (@Bolzplazz) June 4, 2021
BSC Young Boys striker Jordan Siebatcheu scores a late goal vs Honduras which sends the USA to the Nations League Finale vs Mexico
?? 1st international goal
? voted MOTM
? created a big opportunity for his country to win a title#USMNT #bscyb pic.twitter.com/b5syNhpGiq