Hanya beberapa pelatih yang pernah mendapatkan tawaran untuk melatih Tim Oranje, Ten Cate salah satunya
Tim asal Uni Emirat Arab, Al Wahda FC sukses melaju ke babak 8 besar Liga Champions AFC 2021 usai mengalahkan tim sesama UEA, Sharjah FC dengan skor 5-4 melalui adu penalti  dan itu semua tidak lepas dari peranan Henk ten Cate, pria Belanda yang menegaskan timnya memiliki lebih banyak hal untuk dipamerkan pada babak perempat final nantinya.



Tim Abu Dhabi itu membuka skor pada menit ke-56 melalui striker Suriah, Omar Khribin tetapi langsung disamakan berkat gol yang diciptakan oleh Bernard, mantan pemain Everton.

Pertandingan kemudian berlanjut ke adu penalti di mana kiper Mohammed Al Shamsi membuat dua penyelamatan untuk membantu Al Wahda ke babak perempat final Liga Champions AFC sejak 2007.

“Oh, malam yang luar biasa! Sulit dipercaya. Kami percaya kami akan ke tahap berikutnya dan seluruh tim sudah siap untuk melakukannya, ”ujar Ten Cate saat diwawancarai usai pertandingan.

“Anda harus bermain sepak bola tidak hanya dengan kaki Anda, tetapi juga dengan hati dan kepala Anda. Untuk menunjukkan karakter dan mentalitas. Saya sangat bangga dengan mereka. Bahkan ketika Anda berpikir Anda akan kalah, setelah gagal dalam penalti pertama, masih ada kepercayaan, dan saya bisa melihatnya di mata mereka. Saya sangat senang, untuk saya, untuk para pendukung dan terutama untuk para pemain yang memberikan yang terbaik."

Berbicara soal Henk ten Cate, ia bukanlah orang baru di dunia sepakbola, namanya sudah lama cukup lama terdengar di daratan benua biru, tapi kini ia memiliki kiprah manajerial bersama tim timur tengah. Lalu siapa sebenarnya pria Belanda yang lahir di Amsterdam tersebut ?  pria yang juga katanya memiliki reputasi bagus di persepakbolaan Eropa tersebut.

Awal karier manajerial Henk ten Cate

Setelah gantung sepatu pada tahun 1986, Ten Cate kemudian memulai karier manajerialnya bersama tim kecil Belanda, Go Ahead Eagles pada tahun 1990. Dari sana, secara bertahap Ten Cate mulai banyak melatih tim lokal di Negri Tulip dan beberapa klub negara lain, seperti Sparta Rotterdam, Vitesse, MTK Budapest, Heracles dan lain sebagainya hingga akhirnya ia ditarik ke Barcelona pada tahun 2003, dimana namanya mulai banyak dikenal oleh penggemar sepakbola dunia, adapun alasan ia ditarik oleh Frank Rijkaard adalah karena pengalamannya sangat dibutuhkan.



Asisten Frank Rijkaard

Ten Cate sebenarnya ditawari oleh Ajax pada Juni 2003 untuk memimpin tim, tetapi ia memilih untuk bekerja dengan Frank Rijkaard di Barcelona. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mantan bek tengah AC Milan itu tidak memiliki pengalaman mengelola klub top sebelum Barcelona dan kehadiran Ten Cate memainkan peran penting dalam pembentukan tim.

Bahkan, Rijkaard sendiri menyatakan, "Saya adalah seorang motivator, Henk (ten Cate) adalah ahli strategi untuk tim".

Duo ini memenangkan Liga Champions pada tahun 2006 dan juga memenangkan dua gelar La Liga selama bertugas di Camp Nou.



Bergabung dengan Ajax sebagai manajer

Ten Cate, kemudian mengambil pekerjaan di Ajax setelah meninggalkan FC Barcelona pada tahun 2006. Ia menggantikan Danny Blind sebagai manajer. Di musim perdananya, Ajax finis dengan poin yang sama dengan PSV Eindhoven di Eredivisie, tetapi tidak bisa mendapatkan gelar karena mereka tertinggal satu gol dalam perbandingan selisih gol.



Namun, ia kemudian memenangkan Johan Cruijff-schall (Piala Super Belanda) pada tahun 2006 dan 2007 dengan mengalahkan PSV. Ten Cate juga mengantongi Piala Belanda pada 2007.

Asisten Avram Grant di Chelsea

Pada Oktober 2007, di pertengahan musim, Chelsea mendekati Ajax untuk mendapatkan jasa Cate. Kesepakatan itu dicapai dalam waktu seminggu dan ia bergabung sebagai asisten Avram Grant di klub London Selatan. Pada musim yang luar biasa itu, The Blues mencapai final Liga Champions tetapi tidak bisa memenangkan trofi kontinental yang didambakan setelah John terry gagal mengeksekusi tendangan penalti.



Setelah Avram dipecat oleh manajemen klub pada tahun 2008, karier Ten Cate diyakini akan tetap aman di Stamford Bridge. Namun itu hanya lah sebuah kesalahan berpikir, di mana dalam dua hari, petinggi klub,  Peter Kenyon memberi tahu pelatih asal Belanda itu jasanya tidak lagi diperlukan di klub.

Ada desas-desus bahwa Ten Cate tidak berhubungan baik dengan faksi pemain tertentu dan bahkan bertengkar verbal dengan kapten klub saat itu John Terry pada malam pertandingan final Piala Carling melawan Tottenham Hotspur.

Memberikan perlawanan yang sulit untuk Real Madrid

Selama waktunya bersama Al Jazira, Ten Cate melawan Real Madrid di Piala Dunia Antarklub FIFA pada 2017.

Los Blancos mendominasi seluruh babak pertama tetapi tidak mampu mematahkan perlawanan Al Jazira. Kiper Ali Khaseif Housani tampil luar biasa untuk menggagalkan upaya Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema beberapa kali di babak pertama.

Tim asuhan Ten Cate bahkan sempat unggul lebih dulu melalui Romarinho yang menaklukkan Keylor Navas di sudut jauh. Namun, CR7 dan Bale mencetak gol di babak kedua untuk menyelamatkan tim asuhan Zinedine Zidane yang frustrasi di sebagian besar pertandingan oleh tim Al Jazira asuhan Ten Cate.



Kini Ten Cate memiliki tujuan besar bersama tim asal UEA tersebut, dengan trofi Liga Champions Asia menjadi mahkota yang paling diincar, yang mana jika tujuannya tercapai, maka ia akan tercatat sebagai orang yang sukses memenangkan Liga Champions UEFA dan Liga Champions AFC bersama-sama Marcello Lippi.