Gerakan tersebut kini telah kehilangan nilainya
Bek Chelsea berusia 30 tahun itu menjelaskan bahwa protes soal anti-rasisme yang sempat ramai setelah kejadian Minnesota dan berdampak luas, termasuk dalam dunia sepakbola, kini telah kehilangan dampaknya.
Masalah Man United dan Chelsea Pengaruhi Transfer Declan Rice
"Saya lebih suka melakukannya dengan cara ini dan, tentu saja, untuk mengatakan dengan sangat jelas bahwa saya menentang rasisme dan saya menghormati semua orang."
Kisah Unik Ketika Gabriel Batistuta Nyaris Gabung Ipswich Town
“Saya tidak tahu, saya hanya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Ini cara saya, saya pikir itu cara lain."
Rekan setimnya, Romelu Lukaku juga menghadapi pelecehan rasis selama waktunya di Italia, sementara Reece James menghapus sementara akun Instagram-nya awal tahun ini karena rasisme, begitu juga yang dialami oleh Antonio Rudiger serta N'Golo Kante.
The statement of Curva Nord about the racist chants of Cagliari. Racism is a big problem in football, especially in Italy. This statement is ridiculous. #Lukaku #Inter pic.twitter.com/1OGWij5qE7
— RSCA Life (@rscalife_) September 3, 2019
"Belum, kami belum membicarakannya," ujar Alonso soal diskusi rasisme kepada sesama pemain Chelsea.
“Kami berada di ruang ganti dan kami seperti keluarga. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan semua orang, saya mencintai semua orang dan sampai sekarang kami belum membicarakannya."
"Saya rasa tidak perlu, tetapi, tentu saja, jika saya harus berbicara dengan siapa pun, saya akan mengatakan hal yang sama yang baru saja saya katakan dan saya pikir tidak akan ada masalah. Ya, untuk saat ini saya lebih suka menunjuk ke lengan baju dan itulah yang akan saya lakukan."
Sebelum pria Spanyol tersebut, pemain sayap Crystal Palace, Wilfried Zaha adalah pemain Liga Premier pertama yang memilih untuk tidak menggunakan lagi gerakan tersebut.
"It’s becoming something that we just do now and that’s not enough for me."
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) March 13, 2021
Wilfried Zaha decides not to take a knee before today's Premier League game. pic.twitter.com/pqEppuYUnS
“Tumbuh dewasa, orang tua saya hanya memberi tahu saya bahwa saya harus bangga menjadi kulit hitam, tidak peduli apa, dan saya hanya berpikir kita harus berdiri tegak,” ujar Zaha kepada FT Business of Football.
"Saya pikir makna di balik semuanya menjadi sesuatu yang baru saja kita lakukan sekarang. Itu tidak cukup. Aku tidak akan bertekuk lutut."