Sosok yang sangat dihormati hingga sekarang. Bahkan, oleh super fans Man City, Oasis.
Lahir pada 6 Juli 1973, di Tbilisi, ketika Georgia masih menjadi bagian Uni Soviet, Kinkladze ditransfer dari Dinamo Tbilisi ke Man City pada 1995. Dengan kemampuan menggiring bola dan gol-gol spektakulernya, Kinkladze memenangkan penghargaan pemain terbaik klub dalam dua musim berturut-turut.
Kisah Paul Scholes Muda Pernah Jadi Penyerang di Manchester United
Chelsea Menang, Kepa Arrizabalaga Buktikan Diri Sebagai Jagoan Penalti
"Tidak pernah dalam hidup saya menyesalinya. Pertama, tidak ada gunanya menyesali hal-hal yang terjadi puluhan tahun lalu. Itu tidak akan membawamu ke mana-mana," ucap Kinkladze.
"Duapuluh lima tahun telah berlalu. Tapi, para pendukung masih mengingat saya. Sesekali bendera Georgia dikibarkan di sana sebagai penghormatan dan saya tidak bisa mengharapkan lebih banyak rasa hormat dan penghargaan. Untuk penggemar Inggris, siapapun anda akan sama pentingnya dengan keterampilan anda di lapangan. Saat anda dalam kondisi puncak, mereka bersorak untuk anda," beber Kinkladze.
"Selama waktu saya di klub, ada beberapa kasus ketika penggemar berat Man City berlutut sambil memegang poster saya dengan tulisan 'Jangan Tinggalkan' dalam bahasa Georgia. Bagaimana anda bisa pergi setelah sesuatu seperti itu?" beber Kinkladze.
Dari Ajax, Kinkladze sebenarnya sempat kembali ke Inggris. Tapi, tidak membela Man City lagi. Dia bermain untuk Derby County sebelum membela Anorthosis di Siprus dan Rubin Kazan di Rusia. Uniknya, saat di Derby, suporter Man City memberinya tepuk tangan meriah ketika bertemu di pertandingan.
"Saya berharap saya bisa memenangkan setidaknya satu trofi bersama Man City. Tapi, itu tidak berarti saya akan pergi untuk meraih trofi. Saya akan melakukan hal yang sama lagi," pungkas Kinkladze.
"Typically Georgi Kinkladze"#GoalOfTheDay ?? @ManCity pic.twitter.com/veXl3Dd2gu
— Premier League (@premierleague) May 25, 2019