Cukup produktif sebagai penyerang Setan Merah.
Paul Scholes menandatangani kontrak profesional pertamanya di Manchester United pada 23 Juli 1993. Dan, tak butuh lama, Scholes langsung membuat para penggemar Old Trafford langsung jatuh hati.
Scholes melakukan debutnya di Piala Liga saat Man United melawan Port Vale. Scholes yang berposisi asli sebagai gelandang terpaksa harus memainkan peran menyerang. Sir Alex Ferguson tak punya pilihan banyak, karena Eric Cantona mendapat larangan bermain ketika itu.
Siapa sangka, anak muda itu – yang baru berusia 20 tahun saat itu – ternyata mampu menjawab kepercayaan Fergie dengan sumbangan dua gol.
Pada musim itu, Scholes memainkan 17 pertandingannya dalam peran yang lebih menyerang. Scholes ternyata cukup produktif dengan mencetak lima gol.
Selain gol ada momen-momen ketika Scholes tampak seperti seorang striker sungguhan, terutama saat melawan QPR. Scholes melakukan gerakan akrobatik berupa salto yang terjadi dalam gerakan sangat cepat, sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana dia menempatkan dirinya di posisi begitu cepat.
Meski tidak gol dan membentur mistar. Momen itu akan selalu diingat oleh para fans.
Scholes bisa saja tetap menjadi pencetak gol yang hebat jika dia ingin menempuh jalan itu. Tetapi, dia balik lagi ke peran awalnya sebagai gelandang yang menjadi jangkar pertahanan Setan Merah.
Bahkan, salah satu yel-yel awal yang dinyanyikan para penggemar Man United di Old Trafford adalah “Paul Scholes… he scores goals.”
Musim 1995/1996 adalah salah satu dari hanya dua dalam karier yang Panjang, di mana dia mencetak dua digit gol di Liga Premier.
Scholes mencetak 10 gol dalam 16 pertandingan. Paling istimewa lagi adalah dia melakukan itu sebagai pemain pengganti di 10 pertandingan.
Di semua kompetisi, rekor itu meningkat menjadi 14 gol dari 31 penampilan, 13 di antaranya dari bangku cadangan. “Dia tidak mengejutkan saya sedikit pun,” kata Ferguson tentang pencapaian Scholes musim itu.
Jika bukan karena kemunculan Ole Gunnar Solskjaer saat itu, ada kemungkinan gagasan tentang Scholes menjadi penyerang masih sangat mungkin.
Bahkan, dengan posisinya sebagai gelandang bertahan, khususnya sepanjang kariernya di Man United, Scholes masih bisa mengakhiri kariernya dengan lebih dari 100 gol Liga Premier. Seandainya Scholes diposisikan sebagai striker murni, agaknya dunia bisa saja terlihat sangat berbeda.
Scholes melakukan debutnya di Piala Liga saat Man United melawan Port Vale. Scholes yang berposisi asli sebagai gelandang terpaksa harus memainkan peran menyerang. Sir Alex Ferguson tak punya pilihan banyak, karena Eric Cantona mendapat larangan bermain ketika itu.
Scholes bisa saja tetap menjadi pencetak gol yang hebat jika dia ingin menempuh jalan itu. Tetapi, dia balik lagi ke peran awalnya sebagai gelandang yang menjadi jangkar pertahanan Setan Merah.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Georgi Kinkladze, Playmaker Mungil Man City Sebelum Era Sheikh Mansour
Kisah Georgi Kinkladze, Playmaker Mungil Man City Sebelum Era Sheikh Mansour
Musim 1995/1996 adalah salah satu dari hanya dua dalam karier yang Panjang, di mana dia mencetak dua digit gol di Liga Premier.
Di semua kompetisi, rekor itu meningkat menjadi 14 gol dari 31 penampilan, 13 di antaranya dari bangku cadangan. “Dia tidak mengejutkan saya sedikit pun,” kata Ferguson tentang pencapaian Scholes musim itu.
Bahkan, dengan posisinya sebagai gelandang bertahan, khususnya sepanjang kariernya di Man United, Scholes masih bisa mengakhiri kariernya dengan lebih dari 100 gol Liga Premier. Seandainya Scholes diposisikan sebagai striker murni, agaknya dunia bisa saja terlihat sangat berbeda.