Tidak semua hebat jadi pelatih yang berhasil. Enam orang berikut ini contoh terbarunya.
Tidak diragukan lagi contoh terbaik dari fenomena ini, gelandang yang berubah menjadi pelatih adalah Pep Guardiola. Dalam karier kepelatihannya, Guardiola telah memenangkan 31 trofi, dengan masa paling sukses saat melatih Barcelona.
10 Pesepakbola Terkenal yang Jadi Kontroversi Saat Berganti Timnas
1. Frank Lampard (Chelsea)
Meski terlalu dini untuk menyebut Frank Lampard gagal, musim terakhirnya bersama Chelsea pasti akan termasuk dalam kategori tersebut. Gelandang legendaris itu ditunjuk sebagai pelatih Chelsea pada 2019, menyusul pemecatan Maurizio Sarri.
Momen Lemparan Bisbol Conor McGregor yang Mengerikan
Pada musim pertamanya, Lampard berperan penting dalam mempromosikan dan menempatkan pemain muda akademi ke tim utama. Tapi, keadaan segera menjadi buruk ketika memasuki musim keduanya di Stamford Bridge.
2. Clarence Seedorf (AC Milan)
Clarence Seedorf adalah satu-satunya pesepakbola yang memenangkan Liga Champions dengan tiga klub berbeda. Tapi, legenda Belanda itu belum mampu membawa warisan serupa ke dalam karier kepelatihannya, dengan kegagalan menjadi pelatih secara berturut-turut.
Ketika Seedorf menjadi pelatih AC Milan pada Januari 2014, pada akhir musim 2014/2015 I Rossoneri mendekam di tempat 11. Seedorf benar-benar gagal total sebagai pelatih Milan setekah mengumpulkan 35 poin dari kemungkinan 57. Dia dipecat setelah hanya melatih lima bulan.
BREAKING: AC Milan have sacked coach Clarence Seedorf and appointed Pippo Inzaghi as their manager until June 2016 pic.twitter.com/brN7YsZDXu
— Transfer HQ (@Transfer__HQ) June 9, 2014
3. Alan Shearer (Newcastle United)
Berstatus legenda Newcastle United, Alan Shearer kembali dalam peran yang berbeda 15 tahun setelah pensiun. Menyusul krisis kepelatihan di St James' Park selama musim 2008/2009, Shearer ditunjuk sebagai pelatih utama pada April 2009. Saat itu, The Magpies sedang berjuang untuk menghindari zona degradasi.
Dengan hanya delapan pertandingan tersisa, Shearer diharapkan bisa menyelamatkan Newcastle dari keterpurukan. Tapi, dia gagal menunaikan tugasnya. Newcastle hanya meraih satu-satunya kemenangan di sisa pertandingan sehingga harus terdegradasi ke Championship Division.
4. Thierry Henry (AS Monaco)
Jauh sebelum menjadi legenda di Arsenal, kisah sukses Thierry Henry di mulai dari klub papan atas Ligue 1, AS Monaco. Setelah pensiun sebagai pemain pada 2015, Henry beralih sebagai pelatih dan menerima tawaran untuk memainkan peran sebagai asisten pelatih di tim nasional Belgia.
Bosan menjadi asisten, Henry beralih menjadi pelatih kepala. Tugas pertamanya datang pada 2018 di Monaco. Tapi, apa yang dibayangkan jauh dari kata sukses. Dalam 20 pertandingan pertamanya sebagai pelatih, Henry hanya bisa membawa tim Merah-Putih menang dalam dua kesempatan. Dia dipecat saat ada di posisi 19.
OFFICIAL: Thierry Henry has been suspended as Monaco coach until final decision is made on his future.
— Squawka News (@SquawkaNews) January 24, 2019
Franck Passi will take charge of training the first team on Friday. pic.twitter.com/1qN80z1Tro
5. Andrea Pirlo (Juventus)
Andrea Pirlo dianggap sebagai salah satu pemain paling cerdas pada masanya karena kemampuannya membaca permainan dengan sangat baik. Tapi, perjalanannya sebagai pelatih justru menunjukkan hal yang sebaliknya.
Awalnya, Pirlo ditugaskan di Juventus U-23 pada 2020. Kemudian, Pirlo diberikan promosi mendadak, sembilan hari kemudian, karena Juventus terlanjur memecat Maurizio Sarri. Apa yang terjadi selanjutnya adalah bencana yang tak tanggung-tanggung, dengan Pirlo memimpin klubnya finish Serie A terburuk dalam 10 tahun.
Bahkan, meski ada Cristiano Ronaldo di dalam skuad Pirlo, Juventus masih harus berjuang di Liga Champions. Mereka tersingkir dari FC Porto di babak 16 besar.
6. Filippo Inzaghi (AC Milan)
Pippo Inzaghi memulai karier kepelatihan pada awal musim 2012/2013 saat menandatangani kontrak dua tahun sebagai pelatih AC Milan Primavera (U-19). Lalu, pada 9 Juni 2014, Inzaghi diangkat sebagai pelatih tim utama setelah pemecatan Seedorf.
Dalam pertandingan pertama Inzaghi sebagai pelatih Serie A pada 31 Agustus 2014, Milan mengalahkan Lazio 3-1 di Stadio San Siro. Inzaghi kemudian membawa Milan meraih kemenangan kedua berturut-turut dalam pertandingan seru yang berakhir dengan kemenangan 5-4 melawan Parma.
Tapi, hanya itu saja yang bisa dilakukan Inzaghi. Pada 4 Juni 2015, CEO Milan, Adriano Galliani, mengumumkan Inzaghi tidak akan menjadi pelatih untuk musim selanjutnya. Dia diberhentikan pada 16 Juni 2015.
Former AC Milan goal-hanger Pippo Inzaghi sacked as coach and replaced by Sinisa Mihajlovic http://t.co/3nVLgHbobO pic.twitter.com/LwI6SR42LI
— AS English (@English_AS) June 16, 2015