Derby County punya sejarah panjang di sepakbola Inggris. Sayang, jika klub harus bangkrut.
Derby County sedang dalam sorotan media dan penggemar sepakbola di Inggris. Klub Championship Division yang dilatih Wayne Rooney itu kesulitan keuangan parah sampai harus menunggak gaji pegawainya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Semuanya dimulai pada Oktober 2020 ketika diumumkan bahwa owner The Rams, Mel Morris, berniat menjual klub dan secara aktif mencari pemilik baru. Kesepakatan potensial dengan perusahaan yang didukung pengusaha Timur Tengah dihentikan pada Maret 2021.

Setelah itu penjualan ke pengusaha Spanyol, Erik Alonso, disepakati pada April 2021. Tapi, sebelum kemudian, proses dihentikan setelah keraguan tentang pendanaan Alonso muncul plus kemungkinan sanksi Liga Sepakbola Inggris (EFL) terkait pelanggaran peraturan financial fair play.

Pada 8 Juli 2021, EFL memberlakukan embargo transfer pada klub yang membuat Rooney hanya memiliki sembilan pemain profesional senior yang dikontrak. Tapi, EFL kemudian melonggarkan embargo dengan syarat kesepakatan akan memiliki batasan upah yang ketat.

Pada 17 September 2021, dewan direksi klub mengumumkan bahwa klub akan masuk ke administrasi. EFL menegaskan Derby akan menghadapi pengurangan 12 poin. Dan, pada 22 September 2021 klub secara resmi masuk ke administrasi dan dikurangi 12 poin dan terancam terbuang ke League One musim depan. 

Kondisi itu dipicu utang klub yang sangat besar. Morris sebenarnya telah berusaha, tapi gagal memberikan jaminan pada setiap pihak yang bekerja untuk klub. Morris menjelaskan bahwa klub berjuang dengan utang sebesar 50 juta pounds (Rp976 miliar) termasuk tagihan pajak sekitar 30 juta pounds (Rp585 miliar).



Morris berbicara kepada semua staf secara langsung di Pride Park pada awal pekan ini. Dia berjanji akan menjadikan masalah pembayaran gaji sebagai prioritas utama yang harus segera diselesaikan.

Morris juga telah menunjuk administrator baru, Quantuma, untuk pelan-pelan membereskan semua urusan, dan Derby kabarnya tengah berupaya untuk menemukan investor baru sebagai upaya dari penyelesaian masalah. Sebab, jika tidak dapat investor baru, Derby akan menghadapi likuidasi.

"Tujuan langsung kami adalah memastikan klub menyelesaikan pertandingannya musim ini dan menemukan pihak yang berkepentingan untuk melindungi klub dan karyawannya," kata Direktur pelaksana Quantuma, Andrew Hosking, dilansir  Dailymail.

"Kami sedang dalam tahap awal menilai opsi yang tersedia dan akan mengundang pihak yang berkepentingan untuk maju," tambah pengusaha yang mengambil alih Derby pada 2014 itu.

Kepala eksekutif EFL, Trevor Birch, mengatakan akan membantu Derby untuk lepas dari masalah. Dia mengaku tidak ingin melihat The Rams kehilangan status sebagai anggota EFL karena klub berseragam putih hitam tersebut memiliki sejarah yang sangat panjang di sepakbola Inggris. 

"Ini adalah niat kami untuk bekerja dengan administrator dan semua pihak untuk mengamankan masa depan jangka panjang untuk Derby County," ujar Birch. 

Sejarah mencatat, Derby sempat menjadi klub besar Inggris di masa lalu. Mereka menjuarai kompetisi kasta tertinggi (sekarang Liga Premier) pada 1971/1972 dan 1974/1975. Kemudian, menempati posisi kedua pada 1895/1896, 1929/1930, serta 1935/1936.