Ada dua versi di Eropa dan Amerika Latin. Lalu, siapa yang duluan melakukannya?
Di sepakbola, ada banyak teknik tendangan yang dipelajari dan diterapkan para pemain kelas dunia. Salah satu yang dianggap cukup sulit, tapi indah, adalah rabona kick. Salah satu pemain era modern yang fasih melakukannya adalah Erik Lamela.

Menurut humor lama yang populer di kalangan jurnalis Italia, koresponden bola basket dari Corriere dello Sera, Zelio Cucchi, pernah mengeluh tentang kurangnya liputan untuk olahraga asal Amerika Serikat itu. Bahkan jurnalis sepakbola, Guido Lajolo, meminta Zelio diam karena menganggap satu berita umpan silang Roccotelli lebih berharga dari seluruh kejuaraan bola basket.

Kebenaran kisah itu mungkin terbuka untuk diperdebatkan. Tapi, setidaknya berguna untuk menggarisbawahi seberapa besar dampak yang dimiliki pemain sayap yang masih kurang dikenal terhadap sejarah sepakbola Italia, Giovanni Roccotelli.

Roccotelli dipuji oleh banyak orang di Italia karena menciptakan "L'Incrociata" atau tendangan menyilang, atau yang lebih dikenal dengan istilah "rabona". Teknik ini pernah dilakukan Lamela saat Tottenham Hotspur bertemu Arsenal musim lalu.

Secara luas diketahui pertama kali melakukan teknik ini adalah Roccotelli sendiri. Mantan pemain sayap Cagliari itu pertama kali tertangkap kamera melakukan tendangan rabona pada pertandingan Serie B bersama SPAL pada 26 September 1976.

Sekitar 16 bulan kemudian, saat bermain untuk Ascoli, Roccotelli juga memberikan assist untuk rekan setimnya dengan teknik rabona. Dia mencetak gol rabona untuk pertama kalinya dalam pertandingan melawan Brescia. Lalu, dari tendangan bebas dalam pertandingan melawan Juve Stabia pada pertengahan 1980-an.

Bagi orang Italia, Roccotelli memang sudah identik dengan tendangan silang itu. Karena itu, dia diberi julukan abadi "Padre della Rabona" atau "Bapaknya Rabona".

"Suatu hari, saya memiliki intuisi yang tidak dapat dijelaskan. Saya menguasai bola di sisi kiri. Jadi, saya menyelipkan kaki kanan saya ke belakang dengan lutut kiri dan menendangnya. Kagum! Saya berpikir, 'Oooh, apa yang telah saya lakukan!' Ke depan, kami menemukan nama untuk itu adalah 'rabona'. Tapi, bagi kami itu dikenal sebagai L'Incrociata," kata Roccotelli beberapa waktu lalu dalam wawancara dengan Il Messaggero.

Roccotelli hari ini menjalankan sekolah sepakbolanya sendiri di Quartu Sant'Elena, sebuah kota yang terletak beberapa kilometer dari Cagliari. Diluar sekolah sepakbolanya, ada mural yang menggambarkan dia saat bermain untuk Cagliari.

Roccotelli menyatakan bahwa bahkan legenda Brasil, Pele mengenalinya sebagai bapak penemu rabona. "Dulu, Pele datang ke Italia dan akhirnya berbicara tentang tendangan silang," ujar Roccotelli.

"Saya bersumpah, pada satu titik dia berkata: 'Saya tahu bahwa ada pemain Italia yang bagus yang melakukan rabona. Seorang pria berkumis. Mereka telah memberitahuku tentang dia'. Siapa lagi yang dia maksud selain aku? Dan kamu tidak bisa membayangkan kepuasannya!" ungkap Roccotelli.




Penemu Rabona versi Amerika Selatan

Namun, bagi sebagian besar orang Amerika Selatan, penemu rabona adalah Ricardo Infante. Itu dimulai pada 19 September 1948 saat Estudiantes de La Plata mengalahkan Rosario Central 2-0. 

Menyadari bahwa penjaga gawang berada di luar garisnya, tapi tidak memiliki cukup waktu untuk memindahkan bola ke kaki kanannya, Infante melakukan improvisasi yang sensasional. Dengan melakukan gerakan kaki kanan melewati lutut kirinya, pemain Argentina itu mengirim bola terbang ke arah gawang.

"Itu terjadi di sudut atas, meski saya tidak pernah berpikir itu akan berakhir di sana. Gol itu tidak mendapatkan pengakuan yang layak. Pada saat itu kami tidak memiliki liputan televisi dan media pada setiap pertandingan," kenang Infante.

Tentu saja, itu menjadi alasan mengapa berita tentang kejeniusannya tidak sampai ke Italia. Tapi, inovasi Infante tidak luput dari perhatian. Memang, itu diabadikan oleh gambar yang diambil oleh seorang jurnalis foto dari El Argentino yang memperlihatkan bola terbang ke gawang.

Ada lagi gambar karikatur yang menggambarkan ketangkasan pencetak gol yang luar biasa, yang muncul di El Grafico keesokan harinya. El Grafico juga bertanggung jawab atas munculnya istilah Rabona. Dalam Bahasa Spanyol, kata tersebut merupakan ekspresi informal untuk suatu aksi "membolos sekolah". 

Menafsirkan tujuan Infante sebagai tindakan nakal yang kekanak-kanakan, El Grafico membujuk Infante untuk mengenakan seragam sekolah dan memperlihatkan kecerdikannya. Jadi, istilah rabona dengan cepat menjadi bagian dari leksikon sepakbola di Amerika Selatan.

Infante masih belum mendapatkan pengakuan luas yang layak untuk inovasinya. Tapi, pengaruhnya tidak dapat disangkal. Diego Maradona menjadikannya pokok dari repertoar keterampilannya yang luar biasa, berhasil menggunakan rabona untuk menciptakan gol di tingkat klub dan internasional. 

Pemain Argentina lainnya yang bermain di Italia, Claudio Borghi, menjadi eksponen terbaiknya selama masa kejayaan pada 1980-an. Dengan rendah hati dia mengakui bahwa dia hanya menyempurnakannya. "Karena saya tidak tahu bagaimana cara menendang dengan kaki kiri saya! Saya tidak punya pilihan lain selain menggunakan rabona!" ungkap Borghi.



Mantan pemain No.10 Italia, Roberto Baggio, juga menggemparkan Serie A dengan menggunakan tendangan silang itu pada 1990-an. Sementara Lamela, Angel di Maria, hingga Ricardo Quaresma telah menjadi master rabona di era modern. 

Jadi, pada dasarnya, rabona bukan lagi milik Infante atau Roccotelli. Rabona adalah sebuah ekspresi menggembirakan dari kegigihan, kecerdikan, dan inovasi yang menjadi kritik atas kecurangan, korupsi, dan permainan kotor yang terjadi di sepakbola. 

Hal ini juga dijadikan sebagai pengingat mengapa sepakbola dikenal sebagai "permainan indah". Dan, karena itulah mengapa bola basket kalah dari sepakbola di surat kabar olahraga Italia.