Di Brasil, ini teknik yang biasa dan normal. Di Eropa, dianggap menghina pemain lawan.
Menjelang beberapa saat sebelum berakhirnya pertandingan Ligue 1 antara Olympique Lyon melawan Troyes pada midweek lalu, Lucas Paqueta tampaknya sangat bersemangat dan ingin sedikit bermain-main dengan cara unjuk kebolehan.

Saat itu Lyon dalam posisi unggul 3-1. Pada awal pertandingan, Lyon tertinggal lebih dulu dari gol yang dicetak Xavier Chavalerin, Lyon kemudian bangkit untuk memimpin di babak kedua, berkat gol dari mantan pemain Liverpool Xherdan Shaqiri dan kemudian membalikan keadaan lewat gol pemain pinjaman dari Chelsea, Emerson Palmieri.

Kemudian giliran Paqueta yang memastikan tiga poin untuk Lyon. Dan, itu merupakan kemenangan Lyon pada musim ini di kasta tertinggi sepakbola Prancis. 

Dengan tiga poin yang sudah pasti, Paqueta memutuskan untuk memamerkan tekniknya. Saat Lyon menguasai bola di sudut kanan pertahanan, Paqueta memutuskan untuk menghibur penonton di Groupama Arena.

Pemain berusia 24 tahun mencoba untuk mengelabuhi bek Troyes di byline dengan melakukan trik rainbow flick. Dia mengangkat bola dengan dua ujung tumit kaki belakang.



Sayang, aksinya itu tak berjalan mulus dan sebagus Neymar. Sebab, pemain lawan berhasil menghalau bola dengan tubuhnya. Yang menarik justru momen setelah itu. Paqueta secara mengejutkan mendapat kartu kuning dari wasit wanita yang memimpin laga itu, Stephanie Frappart. 

Paqueta sendiri terlihat sangat terkejut dengan keputusan tersebut. Dia mencoba untuk berpikir apakah wasit salah memberi kartu kuning, mengingat bek Troyes telah menggunakan tangannya untuk mencegah bola melewatinya.

Keputusan aneh tersebut bisa kita rasionalisasikan. Mungkin saja wasit mengingat kejadian saat Neymar hampir menyebabkan perkelahian massal dengan melakukan trik serupa saat Barcelona meraih kemenangan di final Copa del Rey 2014/2015 melawan Athletic Bilbao. Dan, wasit tampak ingin menghindari skenario serupa dalam laga di Ligue 1 itu. 

Tapi, entahlah semua masih jadi tanda tanya. Yang, jelas keputusan wasit tersebut bagi Paqueta benar-benar membingungkan.

Pasalnya, dalam konteks Neymar beberapa tahun lalu, terjadi perbedaan budaya antara Spanyol dan Brasil. Di Brasil, rainbow flick dianggap normal dan wajar dalam pertandingan resmi. Sebaliknya, di Spanyol hal itu bermakna penghinaan. Lalu, dalam konteks Prancis seperti apa? Kemungkinan mirip Spanyol.