Di Brasil, ini teknik yang biasa dan normal. Di Eropa, dianggap menghina pemain lawan.
Saat itu Lyon dalam posisi unggul 3-1. Pada awal pertandingan, Lyon tertinggal lebih dulu dari gol yang dicetak Xavier Chavalerin, Lyon kemudian bangkit untuk memimpin di babak kedua, berkat gol dari mantan pemain Liverpool Xherdan Shaqiri dan kemudian membalikan keadaan lewat gol pemain pinjaman dari Chelsea, Emerson Palmieri.
Kemenangan Perdana Persipura Diwarnai Oleh Aksi Jenius Eks Pemain Liga Thailand
Sayang, aksinya itu tak berjalan mulus dan sebagus Neymar. Sebab, pemain lawan berhasil menghalau bola dengan tubuhnya. Yang menarik justru momen setelah itu. Paqueta secara mengejutkan mendapat kartu kuning dari wasit wanita yang memimpin laga itu, Stephanie Frappart.
Pesan Pique Kepada Semua Pemain Barca: Mengeluh atau Terus Bekerja
Keputusan aneh tersebut bisa kita rasionalisasikan. Mungkin saja wasit mengingat kejadian saat Neymar hampir menyebabkan perkelahian massal dengan melakukan trik serupa saat Barcelona meraih kemenangan di final Copa del Rey 2014/2015 melawan Athletic Bilbao. Dan, wasit tampak ingin menghindari skenario serupa dalam laga di Ligue 1 itu.
Pasalnya, dalam konteks Neymar beberapa tahun lalu, terjadi perbedaan budaya antara Spanyol dan Brasil. Di Brasil, rainbow flick dianggap normal dan wajar dalam pertandingan resmi. Sebaliknya, di Spanyol hal itu bermakna penghinaan. Lalu, dalam konteks Prancis seperti apa? Kemungkinan mirip Spanyol.
Did you know the rainbow flick in a football match is illegal in Europe? Like this one Neymar did against Bilbao pic.twitter.com/rTjYjw1E3s
— Mr. JuiCY (@juicypascal) September 23, 2021