Kalah tiga kali di Inggris bukan catatan yang bagus untuk Guardiola saat melawan Tuchel.
Hubungan antara Guardiola dengan Tuchel memang unik. Saat sama-sama berkarier di Jerman, Tuchel tidak pernah mengalahkan Guardiola (Bayern Muenchen). Itu seperti halnya Juergen Klopp.
Kisah Pasang-Surut Karier James Rodriguez, Kini Main di Liga Qatar
Sempat Jadi Raja Asia, Guangzhou Terancam Kolaps Setelah Evergrande Krisis
Pujian setinggi langit untukTuchel
Seperti Guardiola, kemampuan beradaptasinya adalah kunci kesuksesannya yang berkelanjutan. "Hal paling menarik bagi saya tentang Tuchel adalah tidak lagi menggunakan formasi 3-4-3 yang membawa Chelsea ke final Liga Champions dan memenangkannya," kata mantan pemain sayap Chelsea, Pat Nevin.
"Mereka lebih terlihat menggunakan pola 3-5-2, dengan menempatkan Kai Havertz atau Timo Werner lebih dekat dengan Romelu Lukaku. Pelatih itu bekerja dengan baik ketika memiliki N'Golo Kante, Jorginho, dan Mateo Kovacic di lini tengah," tambah Nevin.
"Saat ini, pengambilan keputusan Tuchel sangat bagus dan tampaknya membuat perbedaan dengan sangat cepat. Melawan Spurs pekan lalu, memasukkan Kante di babak pertama benar-benar mengubah permainan. Tapi, dia melawan Pep lagi dan itu seperti permainan catur," ujar Nevin.
Tuchel masih tertinggal dalam pertemuan head to head dengan Guardiola. Dan penampilannya baru-baru ini menjadi salah satu alasan bahwa ketakutan Tuchel telah berkurang.
"Ada kisah luar biasa tentang Pep saat bertemu Tuchel di Muenchen pada 2014 ketika dia masih menjadi pelatih debutan dan baru saja meninggalkan Mainz. Tuchel mengatakan apa yang mereka bicarakan saat makan malam tentang bagaimana memainkan taktik false nine, terutama di pertandingan besar," kata Brown.
"Tuchel menerima semua informasi itu. Dia seperti spons. Jadi, apakah Pep sudah memberitahunya bagaimana dia melakukannya? Jika demikian, bagaimana dia kemudian mengubahnya jika Tuchel mengetahui rencananya, atau apakah dia perlu melakukannya dengan lebih baik?" tambah Brown.
? Foden not fully fit
— WhoScored.com (@WhoScored) September 21, 2021
? De Bruyne not fully fit
? Dias due a rest
? Cancelo due a rest
? Rodri injured
? Gundogan injured
? Stones injured
? Laporte injured
? After facing Wycombe tonight, Man City have three away games on the bounce against Chelsea, PSG and Liverpool pic.twitter.com/Ao7vvi0nRR
Apa yang akan dilakukan Guardiola?
False nine adalah salah satu taktik andalan Guardiola. Tapi, dia melakukan sesuatu yang berbeda setiap kali menghadapi Tuchel musim lalu. Sayangnya tidak pernah menemukan formula kemenangan.
Saat dia mengistirahatkan pemainnya di semifinal Piala FA dan mengubah formasinya dari 4-3-3 menjadi 3-5-2 saat mereka bertemu di liga, perubahan yang paling terkenal terjadi di Porto, di panggung terbesar dari semuanya (final Liga Champions).
Mencoba menemukan cara untuk menghancurkan Chelsea, Guardiola memutuskan untuk tidak menggunakan gelandang bertahan di final Liga Champions. Itu adalah rencana yang berani, dan itu menjadi bumerang. Seperti yang dikatakan Nevin, Chelsea berada di atas angin dalam permainan catur itu. Tapi, apa langkah Guardiola selanjutnya?
"Pep berani di Portugal dan ingin mendominasi penguasaan bola dan membuat gelandangnya menguasai bola di atas lapangan. Itulah mengapa dia mengosongkan peran itu (gelandang bertahan), karena dia pikir Ilkay Guendogan bisa lebih mendominasi. Tapi, itu tidak berhasil. Serangan balik dari Chelsea terlalu bagus," kata Brown.
"Meski pertandingan pekan ini di kandang lawan, Pep pasti akan mempertimbangkan untuk memainkan gelandang bertahan. Apakah itu Fernandinho atau Rodri. Lebih jauh ke atas lapangan, dia bisa menggunakan Ferran Torres sebagai penyerang tengah yang lebih tradisional bermain di bahu bek tengah Chelsea," tambah Brown.
"Dalam hal penampilan, dia tergoda untuk menggunakan tiga bek tengah lagi, karena saya pikir mereka adalah tim yang lebih baik ketika mereka bermain seperti itu melawan Chelsea di liga," ujar Brown lagi.
"Di area bek tengah, John Stones dan Aymeric Laporte sama-sama cedera. Memainkan salah satu dari mereka berisiko. Jadi, bertahan dengan empat bek masuk akal. Dia juga tahu bahwa Man City memiliki tiga pertandingan besar minggu depan. Mereka akan bertandang ke Paris Sint-Germain dan kemudian Liverpool," beber Brown.
"Itu bisa mempengaruhi pemilihannya juga. Tapi, saya pikir pendekatannya adalah untuk fokus pada pertandingan ini. Dia tahu itu akan sulit. Tapi, dia tidak akan takut dengan Chelsea. CMan ity akan berusaha keras untuk mengalahkan mereka," pungkas Brown.