Ini benar-benar unik. Wasit kotor mengomentari kesalahan wasit kotor lainnya.
Kontroversi hasil pertandingan AC Milan melawan Atletico Madrid masih berlanjut. Penalti kontroversial di menit akhir pertandingan yang diberikan pengadil lapangan asal Turki, Cuneyt Cakir, masih mendapatkan banyak komentar. Salah satunya dari mantan wasit FIFA, Gianluca Paparesta.

Ketika berbicara kepada TMW Radio, Paparesta mengharapkan UEFA mengambil tindakan terhadap Cakir. Pasalnya, apa yang dikerjakan pada pertandingan tersebut tidak benar, khususnya penalti yang berakibat kekalahan I Rossoneri.

"Tentu saja, dan saya berharap untuk waktu yang lama, penjelasan tentang kesalahan wasit. Saya tidak mengerti alasan mengapa wasit Turki itu bahkan tidak melakukan tinjauan VAR. Ketika penalti yang menentukan diberikan, wasit dan VAR harus memastikan tidak ada kesalahan dalam tindakan tersebut," kata Paparesta.



Pertandingan tersebut menjadi sebuah kesialan bagi I Rossoneri. Padahal, musim ini mereka kembali ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam hampir delapan tahun. Tapi, kini kompetisi seperti menjadi petaka setelah kehilangan kedua pertandingan awal melawan Liverpool dan Atletico Madrid.

"Anda bisa melihat sentuhan (Thomas) Lemar sebelum sentuhan (Pierre) Kalulu, sentuhan sukarela untuk menyelesaikan bola. Wasit seharusnya turun tangan dan tidak mengesahkan tendangan penalti. Hasil ini dapat merugikan Milan," tambah pria berusia 52 tahun itu.



Namun, tampaknya komentar Paparesta tidak akan banyak berdampak pada Cakir dan UEFA. Pasalnya, jika anda ingat skandal Calciopoli 2006, Paparesta termasuk salah satu wasit yang dihukum. Dia diskorsing tiga bulan dan setelah kejadian itu masuk daftar hitam. Dia juga tidak diizinkan memimpin pertandingan lagi.

Dalam persidangan, terungkap bahwa Paparesta menjadi satu dari sejumlah wasit yang berkomunikasi dengan aktor utama skandal itu, Luciano Moggi. Mereka menggunakan nomor ponsel asing dengan SIM card Swiss. Tujuannya agar tidak terlacak di Italia.

Dalam persidangan juga terungkap bahwa Moggi menahan Paparesta dan dua asistennya di ruang ganti setelah Juventus kalah 1-2 dari Reggina pada November 2004. Alasannya, Paparesta melanggar komitmen yang sudah dibuat dengan Moggi untuk "membantu" La Vecchia Signora.

Saat itu, Paparesta dikenal sebagai wasit Serie A yang kerap menguntungkan Juventus. Karena itu, dia tidak pernah menjadi wasit pertandingan Piala Dunia atau Euro. Dia hanya menjadi wasit Piala UEFA serta kualifikasi Piala Dunia 2006.

Setelah Calciopoli 2006, Paparesta pensiun dengan label hitam "wasit kotor". Dirinya baru muncul pada 2014 saat memimpin konsorsium yang membeli klub Serie B, AS Bari, seharga 4,8 juta euro. Tapi, umur Bari tidak bertahan lama karena beberapa tahun kemudian kembali bagkrut.

Paparesta kemudian melanjutkan petualangannya dengan bergabung ke Palermo baru penggati klub lama yang bangkrut pada 2019. Dia ditunjuk sebagai bagian dari staf non teknis yang bertanggung jawab atas tugas-tugas terkait media. Dia menjalaninya sampai sekarang.