Semuanya masih aktif melatih...
Dan memang kenyataannya, nama-nama di atas memang gagal sebagai pelatih.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, faktanya justru terbalik. Sebab tak sedikit mantan pesepakbola hebat yang saat meneruskan karier sebagai juru taktik justru tak kalah hebatnya.
Ole membantu United memenangkan enam gelar Liga Premier, satu mahkota Liga Champions, dua Piala FA, dan empat Community Shields bersama Setan Merah. Ia pensiun pada Agustus 2007 dan mendapatkan pekerjaan pelatih tim utama pertamanya di Molde pada 2013.
Arsenal Persilahkan AC Milan Boyong Lacazette
4. Ronald Koeman
Ia juga memenangkan beberapa trofi, seperti Piala Eropa, La Liga, Eredivisie, Euro, dan masih banyak lagi.
Despite largely playing as a defender, Ronald Koeman scored an incredible 253 goals during his career, 60 of which were from dead-ball situations.
— bet365 (@bet365) April 25, 2020
Not just a world-class player for nearly two decades, but the owner of a goalscoring record that most forwards would be proud of. pic.twitter.com/zslT6zzUBR
Dan sekarang kariernya di Barcelona berada di ujung tanduk. Meski begitu hal tersebut tak bisa mengaburkan fakta bahwa secara keseluruhan Koeman merupakan pelatih yang hebat.
3. Roberto Mancini
Sebagai pemain, Mancini mewakili klub-klub seperti Bologna, Lazio, Sampdoria dan Leicester City, dan dari semua itu Mancini telah memenangkan 13 trofi di semua level kompetisi.
Dan sebagai seorang pelatih, Mancini juga merasakan kesuksesan yang sama ketika diberi tugas untuk melatih Manchester City, Inter Milan, Galatasaray, Fiorentina dan Lazio.
Sementara di level timnas, Roberto Mancini ditunjuk sebagai pelatih Italia pada 2018, dan semenjak itu Azzurri belum pernah terkalahkan.
Sang ahli taktik membuat sejarah dengan memimpin Azzurri menuju kesuksesan Kejuaraan Eropa musim panas ini, mengalahkan Inggris melalui adu penalti di babak final.
2. Carlo Ancelotti
Pada saat masih aktif sebagai pemain, Carlo Ancelotti beroperasi sebagai gelandang tengah, bermain untuk klub-klub top Serie A seperti Parma, AS Roma dan AC Milan.
Ancelotti pertama kali mengawali karier di dunia kepelatihan ketika ditunjuk sebagai asisten pelatih Italia pada tahun 1995. Sejak itu, ia telah mengelola beberapa klub elit di seluruh Eropa, termasuk Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain, Bayern Munich, Everton, Napoli dan Real Madrid.
?? Carlo Ancelotti as a player...
— Football Chronicle (@ftblchronicle) January 20, 2020
? At AS Roma:
? 227 appearances
⚽️ 17 goals
? 1 x Serie A; 4 x Coppa Italia
?⚫️ At AC Milan:
? 160 appearances
⚽️ 11 goals
? 2 x Serie A; 2 x European Cup
?? For Italy:
? 26 appearances
⚽️ 1 goal
? 1990 World Cup third place pic.twitter.com/18S39kgIFj
Bersama dengan klub-klub di atas, Ancelotti memenangkan tiga trofi Liga Champions, tiga Piala Super UEFA dan beberapa gelar domestik di Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, dan Jerman.
1. Pep Guardiola
Pep Guardiola adalah pemain penting pada era kejayaan Barcelona di tahun 90-an. Ia menghabiskan 17 tahun di Camp Nou da memenangkan 16 trofi yang mengesankan..
Setelah pensiun pada Juni 2007, Pep Guardiola memulai pekerjaan sebagai pelatih dengan engambil alih tim muda Barcelona. Dia ditunjuk sebagai manajer tim utama pada Juli 2008 dan meninggalkan Camp Nou pada 2012.
On this day 9 years ago: Guardiola managed Barcelona for the last time, in a 3-0 Copa final win vs Athletic. That was the 14th trophy won by Barça under the most decoratd manager in Barcelona's history. pic.twitter.com/T7DEuGeZ2U
— adil (@Barca19stats) May 25, 2021
Dalam rentang waktu itu Pep telah mempersembahkan 14 trofi di semua level kompetisi. Pep juga meraih sukses bersama Bayern Munich dan kini Manchester City.