Ini adalah gol-gol dramatis yang berdampak besar di ajang Eropa. Mana yang jadi favorit kalian?
Cristiano Ronaldo menandai kedatangannya yang kedua di Old Trafford dengan memberikan kemenangan di menit-menit terakhir melawan Villarreal pada pertandingan Liga Champions terbaru. Tapi, itu terjadi di babak grup sehingga gaungnya tidak terlalu terasa.
1. Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer (final Liga Champions 1998/1999)
Tidak ada yang baru untuk dikatakan tentang malam indah di Barcelona itu. Jadi, duduklah dan lepaskan dua gol paling terkenal dalam sejarah sepakbola ini. Itu adalah gol yang membawa Manchester United mencatat sejarah treble winners 1998/1999 yang legendaris.
2. Andres Iniesta (semifinal Liga Champions 2008/2009)
Sebuah pertandingan membuat mendidihkan darah para penggemar Chelsea. Itu sebuah era ketika The Blues memiliki barisan pemain terbaik dunia yang memungkinkan mereka melaju lebih jauh di Liga Champions.
Franck Kessie Diincar PSG dan Liverpool, Sekedar Isapan Jempol Belaka?
But equally the rule has brought us some of the most exciting and memorable moments in the history of European club football.
From Iniesta breaking Chelsea hearts around the world:pic.twitter.com/cVmnZsvOa9— COPA90 (@Copa90) June 24, 2021
3. Lucas Moura (semifinal Liga Champions 2018/2019)
Setelah melewati perempat final melawan Manchester City, Tottenham Hotspur lebih dulu tertinggal 0-3 secara agregat saat melawan Ajax dengan di leg kedua semifinal Liga Champions 2018/2019. Dengan hanya 45 menit pertandingan tersisa, mereka harus mencetak tiga gol untuk membuat sejarah lolos ke final dengan keuntungan gol tandang.
Lucas Moura scored with 3 of his 4 shots from inside the box vs. Ajax.
— Statman Dave (@StatmanDave) August 13, 2019
A career highlight. ?? pic.twitter.com/gUfY4Alrva
4. Dejan Lovren (perempat final Liga Europa (2015/2016)
Liverpool sempat tertinggal 0-2 dan 1-3 saat melawan Borussia Dortmund di perempat final Liga Europa 2015/2016 sebelum gol Phillipe Coutinho dan Mamadou Sakho berhasil menyamakan kedudukan. Dalam kedudukan 3-3, Dejan Lovren mengirim The Reds ke semifinal lewat gol di menit 90+1. Skor 4-3 dengan agregat 5-4.
On this day in 2014 Liverpool signed Dejan Lovren from Southampton and, well, we’ll always have Dortmundpic.twitter.com/21GD2nfzcd
— The Anfield Wrap (@TheAnfieldWrap) July 27, 2021
5. Nayim (final Piala Winners 1994/1995)
Penggemar Tottenham masih mengingat Nayim saat menghabiskan lima tahun di White Hart Lane. Tidak sulit untuk mencari tahu alasannya karena pemilik nama Mohamed Ali Amar adalah orang yang menghancurkan Arsenal di final Piala Winners 1994/1995 saat membela Real Zaragoza. Gol dari tengah lapangan itu membuat David Seaman tersungkur di menit terakhir extra time.
Happy birthday to Nayim, breaker of Gooner hearts in the 120th minute of the ’95 Cup Winners’ Cup final when he hit a half-volley vaguely at the Arsenal goal. To Seaman's horror, it went right in.
— MUNDIAL (@MundialMag) November 5, 2019
pic.twitter.com/VS6so8TXnN
6. Sergio Ramos (final Liga Champions 2013/2014)
Pada final Liga Champions 2013/2014 Atletico Madrid sempat unggul atas Real Madrid. Tapi, mereka justru kecolongan. Mereka kehabisan tenaga untuk berjuang di perpanjangan waktu. Los Colchoneros menyerah dalam menghadapi mentalitas Los Blancos. Gol Gareth Bale, Marcelo, dan Cristiano Ronaldo memenangkan pertandingan untuk membawa Madrid mencapai La Decima.
Tapi, semua itu tidak mungkin terjadi tanpa gol penyama skor Sergio Ramos di menit 90+3.
Ramos vs Atletico bigger than Pique’s career pic.twitter.com/mR3YlS5l1x
— Carlo (@losblancocarlo) March 4, 2021
7. Massimo Maccarone (perempat final dan semifinal Piala UEFA 2005/2006)
Massimo Maccarone adalah orang yang paling bertanggung jawab atas menjalankan dongeng Middlesbrough di Piala UEFA 2005/2006. Penyerang Italia itu mencetak gol kemenangan penting melawan FC Basel dan Steaua Bucharest di perempat final dan semifinal, yang semuanya lahir di saat krusial.
It’s Massimo Maccarone’s Birthday, so here it is.
— A Funny Old Game (@sid_lambert) September 6, 2021
Some of the greatest commentary of all time.
Boro vs Steaua Bucharest, 2006.
Sensational.pic.twitter.com/eXckGpEIYW