Meski sangat singkat, ada dampak besar yang diberikan Guiza di Negeri Jiran.
Guiza mencuri perhatian saat bermain di Getafe dan Real Mallorca. Bernd Schuster mendatangkan Guiza ke Getafe pada musim panas 2005. Dia langsung menjadi pilihan pertama di tim barunya dan dikenal sebagai striker papan atas. Dia mencetak 27 gol dalam 70 pertandingan kompetitif, termasuk tujuh gol dalam sembilan penampilan Copa del Rey.
Ikut Sesi Iklan Komersial, Werner Jadi Bahan Olok-Olok Mount dan Jorginho
Di perempat final, Guiza masuk sebagai pemain pengganti melawan Italia. Dia gagal dalam upaya keempat timnya dalam kemenangan adu penalti. Lalu, dalam pertandingan semifinal melawan Rusia, Guiza mencetak gol internasional keduanya, dalam kemenangan 3-0, setelah menerima umpan dari Cesc Fabregas.
Setelah terpilih membela Spanyol di Piala Konfederasi 2009, karier Guiza di timnas semakain menurun. Dia tidak masuk skuad Piala Dunia 2010.
Kariernya di klub juga meredup setelah meninggalkan Spanyol untuk bermain di Turki membela Fenerbahce. Hanya mencetak 23 gol dalam tiga musim di Istanbul membuat Guiza kembali ke Gatafe pada 2011. Lalu, pada 2013, dia dipinjamkan ke Johor Darul Ta'zim di Liga Super Malaysia.
Guiza baru mencetak gol kompetitif pertamanya pada 15 Januari 2013 dalam pertandingan tandang melawan pemenang treble, Kelantan FA. Itu gol tendangan bebas melengkung dari jarak 30 meter saat pertandingan berakhir imbang 1-1.
Tiga hari kemudian dia mencetak gol dari permainan terbuka dalam pertandingan kandang melawan runner-up Piala Malaysia 2012, ATM FA, dengan lob voli dari tepi area penalti yang akhirnya berakhir imbang 2-2. Jika ditotal, Guiza mencetak delapan gol dari 12 penampilan.
Sayang, Guiza harus mengakhiri petualangan singkat di Malaysia dengan cara yang kurang menyenangkan. Dia memainkan pertandingan terakhir pada 6 April 2013 dalam kekalahan 1-2 JDT melawan Selangor FA di Piala FA. Dia sebenarnya ingin bertahan, tapi harga yang tinggi membuat JDT mundur teratur.
Meski singkat, kehadiran Guiza di Stadion Larkin (kandang lama JDT) membawa banyak perubahan. Stadion yang sebelumnya hampir kosong, selalu terisi penuh ketika Guiza dimainkan.
Eksploitasi Guiza di Malaysia juga menciptakan gelombang di Spanyol diantara basis penggemarnya yang bersemangat. Mereka berbaur dengan pendukung lokal untuk menyemangati tim kesayangan.
Selain itu, setelah era Guiza, JDT menjelma menjadi klub besar di Malaysia. Klub dihunipemain-pemain bintang intermasional seperti Pablo Aimar dan Luciano Figueroa. JDT juga menjuarai Liga Super Malaysia 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021. Bahkan, pada 2015, Harimau Selatan menjuarai Piala AFC.
Dani Guiza already scored 10 goals in 3 appearances for JOHOR Tour. pic.twitter.com/1z2nboIA
— Kesultanan Johor (@KesultananJohor) December 8, 2012