Lama absen dari sepakbola, tiba-tiba muncul dan langsung sukses. Pria beruntung.
Sebelum Niko Kovac ditunjuk menjadi pelatih Bayern Muenchen, Hans-Dieter Flick menghabiskan hari-harinya dengan tenang sambil menjalankan toko olahraga di kota kecil Bammental. Dia tidak pernah berpikir kembali ke sepakbola level atas, baik melatih Bayern maupun tim nasional Jerman.

Kisah Flick di sepakbola adalah tentang kerja keras, pengalaman, dan belajar. Dia juga cerminan dari keberuntungan yang tidak bisa dijauhkan dari sepakbola. Terkadang, kesuksesan atau kegagalan di olahraga ini juga ditentukan oleh dewi fortuna.

Sebagai mantan pemain sepakbola profesional, Flick membuat 104 penampilan di Bayern pada 1985-1990 dan memenangkan Bundesliga empat kali. Setelah gantung sepatu, dia memantapkan diri sebagai pelatih di klub klub lokal Viktoria Bammental pada 1996-2000. Di sana, dia juga memiliki toko olahraga yang dikelola sendiri bersama istrinya, Silke.

Dari klub di Bammental, Flick mendapatkan kesempatan melatih Hoffenheim. Tapi, jangan bandingkan dengan Hoffenheim saat ini yang dimiliki pengusaha top dan bermain di Bundesliga. Hoffenheim dulu masih di kasta terbawah. Dan, Flick menjadi orang paling berjasa membawa mereka ke Liga 3.

Disinilah keberuntungan hidup itu akhirnya menentukan jalan hidup Flick. Pada 23 Agustus 2006, dia diumumkan menjadi asisten pelatih Jerman mendampingi Joachim Loew. Anehnya, nama Flick tidak ada dalam daftar pelatih sepakbola profesioal di database Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB).

Lebih aneh lagi, Flick memimpin pertandingan Jerman melawan Portugal pada perempat final Euro 2008, 19 Juni 2008, meski tidak memiliki lisensi pelatih untuk timnas. Itu terjadi karena Loew harus absen akibat kartu merah di laga sebelumnya. Ajaibnya, Der Panzer unggul 3-2.

Setelah kejadian aneh itu, Flick kemudian mulai meningkatkan lisensi kepelatihan yang dimiliki. Dia mulai mengambil lisensi profesional DFB. Kemudian, berlanjut ke UEFA A hingga UEFA Pro seperti yang dimiliki saat ini.

Dengan pengetahuan yang semakin bertambah, Flick kemudian membantu Loew memenangkan Piala Dunia 2014. Tapi, setelah itu dia mengundurkan diri untuk menerima posisi sebagai Direktur olahraga DFB. Tapi, Flick terus belajar. Dia datang ke sesi pelatihan Real Madrid, Barcelona, Manchester City, Paris Saint-Germain, hingga Arsenal untuk menimba ilmu.

Selanjutnya, Flick mengundurkan diri pada Januari 2017 dan menjadi Direktur pelaksana Hoffenheim. Tapi, dia hanya menjabat delapan bulan. Dia kembali ke Bammental, kampung halaman istrinya, untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan terus mengawasi toko olahraga miliknya hingga ditelepon Kovac pada musim panas 2019.




Pelatih yang sukses dengan pendekatan taktis

Tentu saja, jalan karier Flick tidak lazim di dunia kepelatihan sepakbola. Normalnya, pelatih akan terus berhubungan dengan sepakbola tanpa henti. Entah jadi asisten pelatih, mengelola akademi, mengurus klub, atau menjadi komentator pertandingan. Sangat jarang yang benar-benar absen untuk melakukan aktivitas lain.

Tapi, justru itulah yang pada akhirnya membuat Flick sukses sebagai pelatih Bayern.  "Ketika saya masih aktif menjadi pemain, itu semua tentang kesuksesan," kata Flick di situs resmi FC Hollywood beberapa tahun lalu.

Secara konkret, filosifi Flick melibatkan penggunaan permainan menekan yang agresif. Dengan formasi 4-2-3-1, Flick mendorong para pemain lebih banyak menguasai bola dan memberikan rasa aman pada penjaga gawang. Gelandang dan pemain bertahan juga diminta aktif menekan, membatasi ruang pemain lawan, dan memaksa mereka membuat kesalahan untuk segera menerkam dengan cepat.

"Bermain dengan lini belakang kuat menjadi taktik permainan kami karena dengan melakukan itu kami tidak memberikan ruang kepada lawan," kata Flick menjelang final Liga Champions 2019/2020.

"Jelas itu berarti jarak antara pemain bertahan kami dan gawang cukup besar. Tapi, yang penting adalah kami memberikan tekanan pada lawan. Penting bagi kami untuk menutupi ruang saat bola dimainkan, menutup aliran bola yang dibangun musuh. Selama 10 bulan terakhir kami telah menerapkan filosofi kami dalam permainan dan telah menekan lawan. Itu jaminan kami untuk sukses," tambah Flick.

Meski memiliki filosofi adalah penting, tanpa ditunjang komukasi yang baik semuanya akan sia-sia. Dan, di sinilah kekuatan Flick lainnya. Dia mahir mengkomunikasikan idenya kepada pemain.

"Penghargaan dan rasa hormat adalah dasar, dan dengan dasar ini anda dapat mengungkapkan pikiran anda secara terbuka. Anda tidak harus setuju dengan saya, tapi bertukar sudut pandang dan kemudian menerapkannya dalam arti gambaran besar adalah satu-satunya cara untuk berhasil pada akhirnya," ungkap Flick.

Di Allianz Arena, banyak pemain Bayern memuji keterampilan manajerialnya sebagai bagian integral dari peningkatan tim. "Saya tahu saya akan mendapatkan kesempatan yang adil di bawah Hansi jika saya bisa menunjukkan bahwa saya bugar dan bisa mengikkuti ritme saya," kata Jerome Boateng saat itu, kepada Bild.

"Hansi memberi kami pedoman yang jelas, bukan opsi. Tapi, hasil yang nyata. Itulah mengapa kami bisa kembali dengan sangat baik setelah dia mengambil alih klub dari Nico (Kovac)," beber Thomas Mueller.

Loew juga sempat memberikan penilaian serupa terhadap mantan asistennya itu. "Ketika sampai pada hal itu, Hansi keras dan disiplin. Dia tetap setia pada keyakinannya. Tim bersatu dan para pemain yang tidak bermain menerima situasi karena Hansi berbicara kepada mereka," ucap Loew.

Dalam 84 pertandingan kompetitif di Bayern, Flick telah memenangkan tujuh trofi. Dia telah mencatat 69 kemenangan, tujuh hasil imbang, dan delapan kekalahan. Dia mengangkat gelar Bundesliga pertamanya tujuh bulan setelah menggantikan Kovac di kursi panas Bayern. Itu diikuti kesuksesan di DFB-Pokal, Liga Champions, DFL-Supercup, dan Piala Super Eropa untuk melengkapi sextuple bersejarah.

Setelah menjual barang-barang olahraga selama 20 tahun, sekarang Flick menjadi juru taktik sepakbola hebat dengan status pelatih Der Panzer. "Kombinasi keahlian pendekatan permainan dan empati yang besar dalam hubungan sensitif dalam tim yang membuat dirinya menjadi pelatih yang baik," pungkas Loew.