Dianggap tidak dibutuhkan di Madrid, pemain ini dilepas. Hasilnya, klub justru loyo.
Seperti banyak klub besar di dunia, Madrid juga mengkombinasikan pemain-pemain bintang berharag mahal dengan beberapa lulusan akademi. Apalagi, Los Blancos punya La Fabrica, yang telah menghasilkan beberapa talenta berbakat selama bertahun-tahun.
Kisah Karier Ronaldo di PSV Eindhoven, Awal Kelahiran Bintang Besar
5. Angel di Maria ke Manchester United
Menyusul keluarnya Mesut Oezil dan kedatangan Gareth Bale pada 2013, Di Maria dengan berani mengambil alih jabatan sebagai maestro di lini tengah Madrid. Transisinya dari seorang pemain sayap yang rajin menjadi gelandang dinamis dijalankan dengan sangat baik dan menghasilkan 25 assist musim itu.
Meski membantu Madrid meraih gelar Liga Champions ke-10 dan penghargaan Man of the Match di final, dia justru dijual ke Manchester United dua bulan kemudian.
17 Transfer Chelsea dan Man City Saat Mendadak Kaya, Jadi Referensi Newcastle?
4. Samuel Eto'o ke Real Mallorca
Tidak banyak yang ingat bahwa legenda Barcelona, Samuel Eto'o, bukanlah produk La Masia seperti Xavi Hernandez atau Lionel Messi. Pesepakbola asal Kamerun itu adalah salah satu siswa La Fabrica sejak usia 16 tahun. Bahkan, dia sempat bermain untuk Real Madrid Castilla.
Sayang, regulasi kuota pemain non Uni Eropa membuat Eto'o harus dipinjamkan ke Real Mallorca sebelum akhirnya pindah permanen pada 2000 dengan biaya 4,5 juta euro (Rp74 miliar).
Dia membantu klubnya mengalahkan Madrid dalam beberapa kesempatan. Dengan dua treble kontinental dan 416 gol atas namanya, Madrid layak menyesal telah menyia-nyiakan bakat Eto'o.
3. Claude Makelele ke Chelsea
Claude Makelele adalah korban paling ikonik dari proyek Los Galacticos. Dia dijual ke Chelsea pada 2003 untuk memberi ruang bagi superstar Inggris, David Beckham. Keputusan aneh Florentino Perez untuk melepas pekerja kerja asal Prancis ini menuai kecaman dari banyak orang, termasuk pemain sendiri.
"Mengapa anda ingin menambahkan lapisan emas pada Bentley, ketika anda sudah kehilangan mesinnya?" kata Zinedine Zidane ketika tahu rekan senegaranya dilepas ke Chelsea.
Makelele merevolusi peran tersebut dengan etos kerjanya yang tidak biasa dan kemampuan teknis yang unggul. Pemain Prancis itu dikenal karena kemampuannya untuk memecah permainan dan memiliki penempatan posisi yang baik. Tapi, di mata Madrid, nama Makelele tidak laku di pasar seperti Beckham.
Selanjutnya, Madrid hancur lebur. Tidak ada pemain yang bersedia mengorbankan diri untuk melakukan tekel, berlari tanpa henti, dan pekerjaan kotor di lini tengah. Sebaliknya, dengan kedatangan Makelele di timnya, Jose Mourinho mengubah The Blues menjadi tim dengan pertahanan yang tidak bisa ditembus.
2. Arjen Robben ke Bayern Muenchen
Mengikuti jalur karier yang berlawanan dengan Makelele, Arjen Robben bergabung dengan Real Madrid dari Chelsea pada 2007 dengan biaya 35 juta euro (Rp575 miliar). Setelah berjuang dengan cedera selama bersama The Blues, Robben pindah ke Spanyol untuk menghembuskan kehidupan baru ke dalam kariernya.
The Flying Dutchman berperan penting pada gelar Madrid musim 2007/2008. Dia menghasilkan 10 kontribusi gol di sepanjang musim.
Namun, dengan terpilihnya kembali Florentino Perez pada 2009, Madrid melakukan pembelian besar saat mendatangkan Cristiano Ronaldo, Kaka, dan Karim Benzema di jendela transfer yang sama. Sesuai dengan ritual transfer mereka, Madrid menyetujui penjualan Robben, Wesley Sneijder, dan Klaas-Jan Huntelaar. Khusus Robben, itu seperti dikorbankan.
Playmaker Belanda itu melanjutkan karier legendarisnya bersama Bayern Muenchen. Di sana, dia memenangkan delapan gelar Bundesliga dan satu trofi Liga Champions. Sebaliknya, Kaka terbukti gagal di Estadio Bernabeu.
Arjen Robben has retired after 20 years playing for Groningen, PSV, Chelsea, Real Madrid & Bayern Munich ??
— Goal (@goal) July 15, 2021
Nobody will ever cut in from the right without his name being mentioned ? pic.twitter.com/fgtj5bJTd6
1. Cristiano Ronaldo ke Juventus
Penjualan pencetak gol terbanyak sepanjang masa mereka, Cristiano Ronaldo, tidak diragukan lagi menjadi salah satu keputusan terburuk dalam 119 tahun sejarah Los Blancos.
Menyusul rekor kemenangan Liga Champions ke-13 pada 2017/2018, Madrid mengumumkan bahwa megabintang Portugal itu akan meninggalkan klub setelah sembilan tahun mengabdi tanpa henti.
Dalam rentang sembilan musim, Ronaldo mengangkat raksasa Spanyol itu ke level yang luar biasa, membawa mereka meraih dua gelar La Liga, dan empat kemenangan Benua Biru. CR7 telah mengumpulkan 450 gol hanya dalam 438 pertandingan untuk memecahkan rekor sepanjang masa di klub.
Mengabaikan kontribusinya yang tak tertandingi, Los Blancos memutuskan menjualnya ke Juventus dengan 117 juta euro (Rp1,9 triliun). Maju cepat tiga tahun dan superstar berusia 36 tahun itu saat ini mendominasi Liga Premier setelah kembali ke MU. Sementara Madrid masih belum memiliki menggantikannya.
Cristiano Ronaldo’s Real Madrid presentation.
— Real Madrid Analysis (@rmdanalysis) October 5, 2021
Unforgettable.
pic.twitter.com/H9jgWQe6FO