Awalnya untuk mengkritik lawan. Kemudian, justru digunakan sendiri. Begini sejarahnya.
Dalam perkembangannya, salah satu strategi yang cukup dibenci banyak suporter adalah "parkir bus". Secara sederhana parkir bus dapat diartikan sebagai gaya bermain yang cenderung bertahan. Pelatih menginstruksikan pemainnya berada di depan gawang dalam dua garis di lini pertahanan.
8 Klausul Kontrak Aneh di Sepakbola, Bikin Geleng-geleng Kepala
"Saya sangat frustrasi karena hanya ada satu tim yang mengincar kemenangan. Mereka hanya datang untuk tidak kebobolan. Dan, itu tidak adil untuk sepakbola yang kami mainkan," tambah pria yang kini membesut AS Roma itu.
Tampil Gacor, Harga Thomas Lemar Meroket di Pasar Transfer
Anehnya, Mourinho justru menjadi pelatih yang kemudian identik dengan parkir bus ini. Taktik itu digunakan Mourinho di Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, hingga Tottenham. Sementara di Roma tampaknya hanya tinggal menunggu waktu karena belum ada klub besar yang dihadapi di Serie A.
Berkat parkir bus juga, Mourinho mengantarkan The Blues meraih gelar Liga Premier berturut-turut, satu Piala FA, dan dua Piala Liga.
"Kami memenangkan pertandingan di Barcelona. Tapi, semua orang berbicara tentang kemenangan Barcelona dan mengatakan kami memarkir bus di depan gawang," ucap Mourinho ketika itu.
"Kami tidak memarkir bus. Kami memarkir pesawat dan kami melakukannya karena dua alasan. Pertama, karena kami hanya memiliki 10 orang. Kedua, karena kami mengalahkan mereka 3-1 di San Siro. Itu bukan dengan memarkir bus, atau perahu, atau pesawat. Tapi, dengan menghancurkan mereka," pungkas Mourinho.
When Mourinho does it, we call it “Parking the bus”
— Edmund ? (@EdmundOris) September 26, 2021
When Tuchel does it, we call him a Tactician and call it a “Masterclass” ? pic.twitter.com/2wVd4cQgNd