Jangan kaget jika laga-laga Newcastle akan diwarnai protes aktivis HAM. Itu karena pembunuhan Khashoggi.
Kepemilikan Pangeran Muhamad bin Salman di Newcastle United ibarat dua sisi mata pisau. Di satu sisi mendatangkan suntikan dana yang berguna bagi membanguns skuad. Di sisi lain, The Magpies harus siap dengan demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan aktivis HAM di Inggris.

Aksi pertama sudah dilakukan di St James' Park saat Newcastle menjamu Tottenham Hotspur, Minggu (17/10/2021). Demonstran berada di jalan dekat stadion jelang pertandingan pertama mereka sejak pengambilalihan itu.

Sebuah mobil minibus terlihat terparkir di sekitar stadion dengan gambar Jamal Khashoggi dan Pangeran Muhamad. Terdapat pesan di sisi kendaraan yang hanya berbunyi: "Dibunuh 2.10.18 #KeadilanUntukJamal".

Tulisan itu memberikan sinyal dengan jelas tentang kasus pelanggaran HAM berat yang dilakukan Putra Mahkhota Saudi itu kepada Khashoggi pada 2 Oktober 2018 di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Tampaknya, aksi itu dimotori oleh Amnesty Internasional, yang memang bermarkas di London. Dan, sepertinya itu baru awal.

"Mereka membiarkan orang-orang  yang terlibat dalam pelanggaran HAM serius masuk ke sepakbola Inggris. Hanya karena mereka memiliki kantong yang tebal. Kami telah mendesak Liga Premier untuk mengubah aturan yang melarang keterlibatan para pelanggar HAM," kata CEO Amnesty Internasional, Sacha Deshmukh, dilansir The Sun.

"Seharusnya sepakbola Inggris mengikuti standar FIFA. Seperti halnya Formula 1, tinju profesional, golf atau tenis, sepakbola papan atas adalah cara yang sangat menarik untuk mengubah citra negara atau orang yang reputasinya ternoda," tambah Deshmukh.

Sejak rumor kedatangan Pangeran Muhamad ke Liga Premier, Amnesty International  menjadi pihak yang paling vokal menentang. Mereka berkali-kali mendesak Liga Premier dan FA agar membatalkan pengambilalihan itu.

Alasan mereka adalah Saudi sebagai salah satu negara pelanggar HAM berat dalam perang di Yaman. Selain itu, kematian Khashoggi juga benar-benar membuat Amnesty International tidak memiliki toleransi. "Liga Premier perlu lebih memahami dinamika pencucian uang di olahraga dan memperketat aturan kepemilikan," kata Deshmukh.




Mengapa Jamal Khashoggi bikin Newcastle ternoda?

Jamal Ahmad Khashoggi adalah jurnalis Arab Saudi, oposisi pemerintah, penulis, kolumnis The Washington Post, hingga manajer umum merangkap pemimpin redaksi Al-Arab News Channel.

Khashoggi melarikan diri dari Saudi pada September 2017 dan pergi ke pengasingan karena ancaman pembunuhan. Dia mengatakan bahwa pemerintah Saudi telah melakukan pembungkaman berbicara kepada dirinya dan aktivis lainnya. Kemudian, dia menulis artikel surat kabar yang kritis terhadap pemerintah. 

Khashoggi sangat kritis terhadap para penguasa Saudi, termasuk Raja Salman dan Pengeran Muhamad. Dia juga sangat menentang intervensi pasukan Saudi dalam perang berkepanjangan di Yaman, yang menewaskan banyak korban sipil dan anak-anak tak berdosa.

Sayang, nasib Khashoggi kurang beruntung. Pada 2 Oktober 2018, dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen terkait rencana pernikahannya. Tapi, dia tidak pernah terlihat pergi meninggalkan kantor tersebut setelahnya. 

Hilangnya Khashoggi langsung menjadi pemberitaan besar di seluruh dunia. Laporan mengklaim dia telah dibunuh dan dipotong-potong di dalam kantor konsulat. Awalnya, pemerintah Saudi membantah kematian tersebut. Tapi, setelah mendapatkan desakan dari banyak negara, mereka akhirnya mengakuinya.

Pada 16 November 2018, Badan Intelijen AS (CIA) telah menyimpulkan bahwa Pengeran Muhamad adalah orang yang paling bertanggung jawab karena memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Pelakunya adalah agen intelijen Saudi. 

Bukti rekaman CCTV menunjukkan orang-orang suruhan Pangeran Muhamad diungkap aparat Turki. Video itu menunjukkan saat pertama kali pesawat sewaan dari Saudi mendarat di Istanbul. Kemudian, menuju TKP, dan akhirnya meninggalkan Turki untuk kembali ke Saudi.

Atas tragedi itu, pada 11 Desember 2018, Khashoggi dinobatkan sebagai Man of the Year ini oleh majalah Time atas karyanya dalam jurnalisme, bersama dengan jurnalis lain yang menghadapi penganiayaan politik karena pekerjaan mereka. Time menyebut Khashoggi sebagai "Penjaga Kebenaran".