Apakah Anda setuju jika Ole angkat koper?
Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan kalah 2-4 dari Leicester City dalam laga yang berlangsung di King Power Stadium, pada Sabtu (16/10/2021) malam WIB.
Dan gagasan untuk memecat Ole Gunnar Solskjaer kini kembali menggema. Sejak ditunjuk menggantikan Jose Mourinho pada akhir tahun 2018 yang lalu, belum banyak yang bisa diberikan oleh Ole, belum ada trofi sama sekali, dan mentok hanya finish di urutan 4 besar klasemen Liga Premier dan jadi runner-up Liga Eropa.
Kisah Ivan Perisic, Pemain Pertama Serie A yang Cetak Gol Penalti dengan Kedua Kaki
Tradisi menang mudah ketika berhadapan dengan klub-klub model diatas pelan-pelan mulai rontok di era Ole.
2) Solskjaer Sering Keliru dalam Memilih Pemain
Kisah Jamal Khashoggi, Orang yang Bikin Newcastle Jadi Musuh Aktivis HAM
Salah satu contohnya ialah tidak menurunkan Cristiano Ronaldo sebagai starter saat melawan Everton. Dan akibatnya telah ditanggung sendiri.
3) Belum Bisa Mengoptimalkan Potensi Pemain
If you have an agenda against van dee beek , you’re just bad vibes pic.twitter.com/zFX905mDKD
— Kelvin (@4pfbissaka) May 25, 2021
Tetapi faktanya, pemain asal Belanda itu cuma jadi penghangat bangku cadangan.
Kasus Jadon Sancho beda lagi, tetapi irisan nya ialah, Sancho masih belum tampak optimal.
4) Ole Cendrung Mengandalkan Kehebatan Individu Pemain
Kehadiran Cristiano Ronaldo tampak membuat Manchester United terlalu bergantung padanya di lini depan. Dan pada musim-musim sebelumnya, pelatih asal Norwegia itu cenderung terlalu mengandalkan Marcus Rashford atau Bruno Fernandes.
Sementara di lini belakang, David De Gea masih terus jadi tembok penyelamat. Musim ini saja, kiper asal Spanyol itu melakukan beberapa penyelamatan untuk menggagalkan gol lawan-lawan.
Kalau tidak Manchester United akan selalu kebobolan lebih banyak ketika menghadapi Wolves dan West Ham United, juga Villarreal di Liga Champions.
5) Man United Tidak Begitu Berkembang dari Segi Taktikal
Masih ada kaitannya dengan point sebelumnya. Ole tampak juga terlalu mengandalkan pemain bintang di satu lini aja karena tak mampu menemukan taktik yang bisa memadukan setiap potensi pemain.
Ole seperti tidak memiliki rencana lain. Satu-satunya rencana permainan yang diketahuinya adalah menciptakan ruang di sayap dan melakukan umpan silang atau bermain ke kotak penalti, yang dapat diprediksi dan seringkali mudah digagalkan oleh lawan.