Clemente adalah pelatih terbaik Spanyol sebelum era Vicente del Bosque. Kini, dia ada di Libya.
Javier Clemente Lazaro lahir pada 12 Maret 1950. Dia dikenal sebagai pelatih sepakbola Spanyol dan mantan pemain yang bermain sebagai gelandang.
Komdis PSSI Tindak Lanjuti 3 Pemain PSG Pati yang Bandel, Hukuman Berat?
Beberapa Fakta yang Luput dari Kemenangan Tipis Juventus atas Zenit St Petersburg
Masih ada dua pertandingan melawan Gabon dan Angole untuk lolos ke putaran terakhir, yaitu play-off. Hanya juaga grup yang mendapatkan kesempatan berebut lima tiket ke Qatar. Jadi, Clemente masuh harus berharap Mesir imbang atau kalah melawan Angola dan Gabon.
Clemente ditunjuk oleh Asosiasi Sepakbola Libya (LFF) untuk menggantikan pelatih berkebangsaan Montenegro, Zoran Filipovic, yang dipecat. "Saya senang bisa kembali ke Libya lagi. Saya tahu fans mencintai saya, dan itulah mengapa saya setuju untuk kembali," ucap Clemente.
Young Guardiola and Javier Clemente [ @JaviClemente_ ] #Pep pic.twitter.com/QAduOFYZWF
— The Pep (@GuardiolaTweets) November 4, 2014
Meski Libya tidak akan berada di putaran final Piala Afrika 2022, kesempatan lolos ke Qatar justru terbuka. Peluang tetap ada, meski pada pertandingan bulan ini dikalahkan Mesir 0-1. "Saya memiliki kepercayaan besar pada semua pemain untuk melakukan upaya besar," kata Clemente.
Clemente dipilih melatih Libya lagi karena mengenal tim dengan baik. "Itu bukan pilihan acak. Saya meminta semua orang untuk mendukungnya di tahap selanjutnya sampai kami mencapai tujuan kami," ujar Presiden LFF, Abdel Hakim Al-Shalmani.
Melatih di negara konflik bukan hal mudah. Di negara yang sistem politik, hukum, dan keamanan belum sepenuhnya stabil, risikonya kematian. Tembak-menembak bisa berlangsung setiap saat. Begitu pula dengan ledakan bom mobil, yang terkadang menganggu sesi latihan timnas.
Bahkan, izin Libya untuk menggelar pertandingan kandang baru didapatkan FIFA tahun ini setelah dibekukan selama delapan tahun. Laga-laga itu juga tidak digelar di Tripoli, melainkan Benghazi dengan alasan keamanan. Sebab, Benghazi jauh lebih stabil dibanding Tripoli yang berstatus ibu kota negara.
0-0 - Luis Enrique is the first manager to oversee two consecutive 0-0 draws with #ESP in all competitions since Javier Clemente in 1992 (three in a row - v Latvia, Northern Ireland & Eire, just in Seville, in the 1994 World Cup Qualifying campaign). Quiet#EURO2020 pic.twitter.com/Z0D3U16cgv
— OptaJose (@OptaJose) June 14, 2021