Hasil yang buruk untuk The Special One
Kamis malam (21/10/2021) WIB, Jose Mourinho menderita salah satu kekalahan terburuk dalam karier manajerialnya bersama Roma, di mana Lorenzo Pellegrini kalah 6-1 oleh tim asal Norwegia, Bodo/Glimt.

Anak asuh Mourinho yang bertandang ke Aspmyra Stadion guna melanjutkan laga Liga Konferensi Eropa, difavoritkan bakal menang mudah melawan tim asuhan Kjetil Knutsen.

Namun kekecewaan langsung terlihat saat Bodo/Glimt memimpin 2-1 di babak pertama

Tuan rumah kemudian dengan luar biasa mencetak empat gol dalam waktu 26 menit dan hal tersebut jelas membuat para pendukung I Giallorossi  sangat kesal.

Seuisai laga, para pemain klub Italia itu 'dihadang' oleh para pendukungnya yang marah setelah Roma benar-benar dipermalukan dengan protes keras ke arah Tammy Abraham dkk.



Mourinho sendiri juga sangat kecewa. Itu adalah pertama kali dalam karier manajernya tim yang ia asuh dibobol sebanyak enam gol dalam satu pertandingan.

“Saya memutuskan untuk bermain dengan line-up ini, jadi tanggung jawab ada di saya,” ujar mantan pelatih Real Madrid itu kepada Sky Sport Italia.

“Saya melakukannya dengan niat baik, untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang bekerja keras dan merotasi skuat di lapangan sintetis dalam cuaca dingin. Saya memutuskan untuk mengistirahatkan banyak pemain."

Adapun salah faktor kenapa Roma mengalami begitu banyak kebobolan kemarin Malam adalah, karena Mourinho melakukan rotasi pemain dalam starting XI yang ia turunkan.

“Kami kalah melawan tim yang menunjukkan kualitas lebih pada malam itu. Sesederhana itu," lanjutnya.

“Jika saya selalu bisa bermain dengan XI yang sama, maka saya akan melakukannya. Ini berisiko, karena kami memiliki kesenjangan kualitas yang sangat besar antara kedua kelompok pemain."

“Saya tahu batas skuad ini, itu bukan hal baru bagi saya, tetapi saya masih mengharapkan respons yang lebih baik. Seperti yang saya katakan, itu pilihan saya untuk memainkannya, jadi tanggung jawab saya."



“Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa kami adalah tim dengan keterbatasan nyata. Kami memiliki 13 pemain yang mewakili satu tim, yang lain berada di level yang berbeda."

“Setidaknya hal positifnya mulai sekarang adalah tidak ada yang akan bertanya kepada saya mengapa saya selalu menggunakan pemain yang sama.”