Bagi para pendukung Southampton, dia dianggap sejajar dengan Diego Maradona.
Pada 1990-an hingga awal 2000-an, suporter The Three Lions tergila-gila pada penyerang-penyerang tajam seperti Alan Shearer, Teddy Sheringham, Ian Wright, atau Les Ferdinand. Mereka selalu menjadi pilihan utama para pelatih Inggris untuk urusan mencetak gol ke gawang lawan.
Bagaimana Hasilnya? 7 Legenda Klub yang Latih Mantan Timnya
Ada lagi pada musim 1993/1994 ketika Le Tissier mencetak gol terbanyaknya di liga dengan 25 gol. Musim berikutnya, dia memenangkan penghargaan Match of the Day Goal of the Season untuk chip drift 36 meter melawan Blackburn Rovers. Dia mencetak gol melawan teman lamanya, mantan kiper Southampton, Tim Flowers.
Momen Divock Origi Cetak Gol Kalajengking di Piala Liga, Calon Puskas Award?
Tapi, semua tawaran menggiurkan dan rekor transfer fantastis itu ditolak mentah-mentah. Le Tissier tetap mengabdi pada Southampton, meski masuk kategori klub papan menengah-bawah di Liga Premier.
Penampilan kompetitif terakhir Le Tissier untuk The Saints terjadi saat melawan West Ham United pada 30 Januari 2002. Kemudian, dia mengumumkan pada 29 Maret 2002 bahwa dia akan pensiun di akhir musim setelah tertatih-tatih dengan cedera betis.
Sepanjang karier klub, Le Tissier memiliki reputasi yang menakutkan untuk mencetak gol dari titik putih. Dia mengonversi 47 dari 48 penalti yang didapatkan Southampton.
Satu-satunya kegagalan penalti Le Tissier terjadi pada 24 Maret 1993 dalam pertandingan melawan Nottingham Forest. Tendangan 12 pas yang dia ambil diselamatkan Mark Crossley. Prestasi yang sangat unik sehingga Crossley menggambarkannya sebagai penyelamatan yang paling dia banggakan.
Le Tissier mencetak lebih dari 200 gol dalam kariernya. Tapi, tidak satu pun dicetak saat berseragam Inggris. Dia hanya punya delapan penampilan untuk tim utama Inggris, enam caps untuk Inggris B, dan 21 caps untuk Inggris U-21.
Jadi, saat memutuskan kembali ke sepakbola, 10 tahun setelah pensiun, Le Tissier memilih Guernsey. Itu adalah tim dari kampung halamannya. Guernsey adalah daerah otonomi Inggris yang terletak di pantai utara Prancis. Mereka tidak tergabung di FIFA, tapi memainkan sepakbola layaknya Katalunya dan Basque di Spanyol.
Sebelum membela Inggris U-21, Le Tissier juga sempat bermain untuk Guernsey U-15 di kompetisi yang tidak diakui FIFA.
Matt Le Tissier’s best strikes for Southampton. pic.twitter.com/nEEGQkCrKI
— 90s Football (@90sfootball) July 16, 2020