Hanya bermain semusim, tapi memberikan dampak besar. Ini kisah hebatnya.
Pada sebuah era, Bolton Wanderers pernah jadi salah satu klub yang menghiasi pemberitaan Liga Premier. The Trotters finish di posisi enam, tujuh, delapan klasemen, tampil di Piala UEFA, serta diperkuat pemain-pemain kelas dunia. Salah satunya, Fernando Hierro.
Di bawah asuhan Sam Allardyce, Bolton pada 2000-an menjadi salah satu tim paling menarik di sepakbola Inggris. Klub ini menyatukan pemain-pemain lokal Inggris dengan bintang-bintang internasional.
Bagaimana Kariernya? Starting XI Terakhir Newcastle Sebelum Dikuasai Mike Ashley
Namun, bujukan Allardyce membuat Hierro memutuskan untuk pindah ke Bolton di usia 36 menuju 37 tahun. Hasilnya, tidak terlalu mengecewakan. Hierro merumput 29 kali di Liga Premier dan memproduksi satu gol. Di akhir musim, Bolton finish di posisi keenam. Itu posisi tertinggi mereka di era Liga Premier.
Bagaimana Hasilnya? 7 Legenda Klub yang Latih Mantan Timnya
"Saya tidak tahu bagaimana Sam melakukannya. Dia punya kekuatan untuk menangani pelatihan dan tim dengan bagus. Dia juga orang yang ahli dalam merekrut atau menjual pemain. Jika ada teh di ruang ganti, Sam yang akan membereskannya," tambah Hierro.
Hierro memutuskan hanya bermain satu musim di Bolton untuk kemudian pensiun. Pada laga terakhirnya, dia ditarik pada menit 67 di depan pemain-pemain seperti Okocha, Gary Speed, Giannakopoulos, dan Diouf. Mereka bertepuk tangan untuk sang legenda. Begitu pula para penonton.
Setahun cukup lama bagi Hierro untuk menjadi sosok yang sangat populer di Reebok Stadium. Statusnya sebagai salah satu bintang Bolton merupakan faktor yang berkontribusi terhadap popularitasnya. Tapi, penampilannya yang keren dan berkelas justru jauh lebih penting.
FERNANDO HIERRO – BOLTON WANDERERS pic.twitter.com/NyN4vcKjtf
— Thomas Hoel (@Alkohoel) October 25, 2021