Bukti bahwa sepakbola bukan sekadar perputaran mata uang belaka. Tapi juga medium kebudayaan yang menyelamatkan bencana kemanusiaan di Eropa.
Dampak dari kehadiran Mohammed Salah ke Liverpool, memang tak sekadar mengembalikan nama The Kop sebagai bagian dari Yonko Liga Inggris paling disegani di daratan Britania, tapi juga membawa efek kebudayaan berupa sikap toleransi pada orang lain.
Kehadiran Mohammed Salah, tak sekadar memberi kontribusi kian riuhnya sorak-sorai para pendukung Liverpool. Tapi, lebih dari itu, juga memberi kontribusi pada dunia kebudayaan popular, yakni sikap toleransi. Eropa yang sebelumnya identik islamophobia, berkat kehadiran Salah di Anfield, kini pergesekannya mulai berkurang.
Stanford Magazine melakukan survei terhadap lebih dari 8.000 fans Liverpool. Dari studi tersebut, menunjukkan alasan pengurangan islamophobia di Merseyside karena Salah telah mengenalkan fans Liverpool dengan Islam.
BACA BERITA LAINNYA
Reaksi Ole Gunnar Solskjaer Ketika Nuno Espirito Santo Dipecat Klub Rival
Reaksi Ole Gunnar Solskjaer Ketika Nuno Espirito Santo Dipecat Klub Rival
Melalui selebrasi gol, postingan media sosial, wawancara di pinggir lapangan, istrinya yang memberi dukungan dan tetap berkerudung, telah membuktikan betapa Islam tak serupa apa yang pernah ada di benak publik Eropa.
Salah Effect membuktikan bahwa sepakbola bukan sekadar permainan dan perputaran mata uang belaka. Tapi juga sebuah medium kebudayaan yang mampu meruntuhkan prasangka dan bencana kemanusiaan yang pernah melanda Eropa.