Setiap orang punya pengalaman spiritual masing-masing. Contohnya, Kieran Richardson.
Sebagai pemain muda masa depan MU, Richardson cepat mencuri perhatian dan bisa masuk ke tim utama karena kemampuannya. Dirinya sebenarnya punya potensi untuk menjadi pemain sayap kiri kelas atas.
Kata Stefano Pioli Setelah AC Milan Gagal Menang Lagi di Liga Champions
Oleh Cardiff, kontrak Richardson diputus setelah Natal-Tahun Baru. Dia baru berusia 33 tahun saat itu dan tidak ada klub yang bersedia menampung. Richardson kemudian berlatih dengan klub Spanyol, Granada, yang saat itu dilatih Tony Adams. Tapi, dia gagal mendapatkan kontrak.
“Kieran tampak luar biasa dalam pelatihan. Dia sudah bersama kami beberapa hari dan dia ingin melihat kami dengan cara yang sama seperti kami ingin melihatnya," kata Brown saat itu.
Lima bulan kemudian Richardson tetap berstatus agen bebas. Tapi, dia sempat dikaitkan dengan kepindahan mengejutkan ke Serie A dengan Napoli. Saat itu, Maurizio Sarri dilaporkan menginginkan pengganti sementara untuk Faouzi Ghoulam yang cedera. Tapi, setelah transfer window ditutup, Richardson tidak bergabung ke mana-mana.
Banting haluan 180 derajat setelah pensiun
Setelah tidak memiliki klub yang mau menampung, keajaiban spiritual tiba-tiba menghampiri Richardson. Entah apa yang terjadi, dirinya tiba-tiba menjadi religius. Dia berubah 180 derajat dari anak nakal menjadi "anak Tuhan". Dia mengaku mendedikasikan hidupnya untuk Yesus Kristus.
"Tahun terakhir saya di Manchester (United), karier saya, sepakbola saya, keluar jalur. Saya lebih khawatir tentang kehidupan sosial saya daripada sepakbola saya. Saya tahu saya tidak tampil karena saya lebih tertarik pada rumah dan mobil," kata Richardson beberapa tahun lalu, dalam wawancara dengan Christian Post, dikutip The Guardian.
"Saya tidak bahagia. Sekarang saya memiliki Yesus Kristus dalam hidup saya dan saya merasa baik di hati saya," tambah Richardson.
"Saya lahir dari keluarga Kristen taat. Sebagai anak, saya selalu ke gereja. Tapi, ketika saya dewasa, semuanya berubah. Lingkungan baru mempengaruhi saya dan membuat saya menjadi anak nakal. Lalu, saya bertemu istri saya (Natalie). Lalu, semuanya kembali seperti saat saya kecil. Dia adalah katalisator saya untuk pergi ke gereja lagi," ungkap Richardson.
"Saya tidak malu dengan keyakinan saya. Jelas, saya percaya pada Tuhan. Saya tidak ingin terlalu dalam dengan itu. Tapi, jika orang ingin saya membicarakannya, saya akan melakukannya dan saya akan menyebarkan kabar baik," tambah Richardson.
Richardson kemudian memberanikan diri berbicara di mimbar gereja di depan jemaat Good Word Ministries di Langley Moor, Durham County. Awalnya, dia gugup. Lalu, dia menikmatinya. Sekarang, Richardson mantap sebagai misionaris. Dia menceritakan kehidupan masa lalunya yang kelam.
"Sejujurnya, saya sangat gugup. Pada dasarnya saya hanya memberikan kesaksian saya, bagaimana saya mencapai posisi itu dalam hidup saya, dan banyak orang keluar untuk mendengarkannya. Itu adalah hari yang luar biasa. Ada 30 orang diselamatkan. Mereka memberikan hidup mereka kepada Yesus, yang luar biasa," beber Richardson.
Sebagai misionaris, Richardson berkeliling Britania Raya untuk berbicara kepada banyak orang. Dia menikmati hari-harinya yang sekarang sama seperti saat dirinya mengawali karier sepakbola.
"Saya tidak mengatakan saya keluar jalur. Saya bermain sepakbola dan berkencan dengan teman-teman saya, seperti yang dilakukan orang lain. Tapi, saya juga sangat percaya bahwa waktu Tuhan adalah waktu yang tepat. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Jika saya masih di Manchester, saya mungkin belum bertemu istri dan memiliki anak. Jadi, saya sangat senang," pungkas Richardson.
Tomas Kuszczak, Kieran Lee, Wes Brown, John O'Shea, Gabriel Heinze (c), Chris Eagles, Alan Smith, Darren Fletcher, Kieran Richardson, Ole Gunnar Solskjaer, Dong Fangzhou.
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) July 2, 2020
Throwback to when Sir Alex Ferguson made Chelsea give that side a guard of honour. ? pic.twitter.com/po4Bwpgq36