Banyak pemain berlomba membela timnas. Tapi, Zaha berbeda. Ada apa?
Normalnya, pemain sepakbola sangat ingin membela negaranya. Mereka akan melakukan segala cara untuk terpilih. Tapi, hal yang sebaliknya justru menimpa Wilfried Zaha. Penyerang Crystal Palace asal Pantai Gading ini malah justru menolak tugas negara dengan alasan antimainstream.

Zaha telah meminta untuk tidak dipanggil timnas lagi untuk menjalani pertandingan internasional. Itu membuat pelatih timnas negaranya, Patrice Beaumelle, sakit kepala karena saat ini sedang berjuang di fase akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Pantai Gading sekarang menantikan pertandingan penentuan kualifikasi menuju Qatar melawan Mozambik pada 13 November 2021, sebelum bermain tandang di Kamerun, tiga hari kemudian. Lawan pertama mungkin saja mudah diatasi. Tapi, melawan Kamerun selalu berat.

Faktanya, Pantai Gading saat ini duduk di puncak klasemen sementara. Mereka akan maju ke tahap akhir kualifikasi (play-off) jika mampu menempati posisi puncak klasemen akhir. Nantinya, 10 pemenang grup di fase kedua kualifikasi kemudian akan saling berhadapan dalam pertandingan play-off. Pemenangnya, lolos otomatis ke Qatar.

Untuk menunjang target lolos, Beaumelle sebenarnya sangat berharap Zaha bersedia datang ke Abidjan. Pasalnya, dia salah satu pemain penting timnya saat ini. Zaha sudah mencetak tiga gol dan mencatatkan satu assist dalam 10 penampilan di semua kompetisi musim ini. Yang paling baru saat Crystal Palace mengalahkan Manchester City.

Uniknya, dulu Zaha secara kontroversial beralih kesetiaan dari Inggris ke Pantai Gading. Itu terjadi pada 2016 setelah mendapatkan dua caps senior untuk Three Lions. Keduanya dalam pertandingan persahabatan tidak resmi.

Ketika itu, Roy Hodgson memberi pemain sayap tersebut debut dalam kekalahan 2-4 melawan Swedia pada November 2012. Lalu, sembilan bulan kemudian, dirinya mewakili Inggris lagi dalam kemenangan 3-2 atas Skotlandia.

Jika ditotal, pemain berusia 28 tahun tersebut memiliki 20 caps untuk Pantai Gading sejak memilih bermain untuk Les Elephants. Tapi, gol kelimanya atau yang terakhir bersama datang dalam kemenangan 3-1 atas Republik Demokratik Kongo pada Oktober 2019.



Pertanyaannya, mengapa Zaha tidak bersedia membela Pantai Gading lagi? Itu terkait masalah kesehatan. Konon, Zaha selalu mengeluh sakit setiap kali kembali ke Ingggris setelah selesai dari tugas negara.

Itu bukan cedera akibat bermain di lapangan. Bukan pula masalah yang didapatkan ketika latihan. Itu adalah sejumlah penyakit aneh yang tiba-tiba datang menyapa Zaha ketika dalam kondisi bugar. Contohnya, saat dia melawatkan hasil imbang 2-2 The Eagles melawan Arsenal setelah kembali dari laga melawan Malawi.

"Dia meminta untuk tidak datang karena dia pulang sakit di setiap pertemuan. Dia ingin merenungkan sisa karir internasionalnya," kata Beaumelle, dilansir The Sun.

Banyak orang Eropa yang menganggap alasan Zaha aneh. Tapi, bagi masyarakat Afrika, alasan antimainstream itu cukup masuk akal. Mereka khawatir Zaha terkena ilmu hitam yang sengaja disebar lawan-lawan Pantai Gading. Percaya tidak percaya, fenomena itu umum terjadi di sepakbola Afrika.