Ada banyak momen hebat dalam Derby Manchester. Berikut ini beberapa diantaranya.
Bentrokan antara Manchester United dan Manchester City jarang mengecewakan. Itu karena Derby Manchester sering memberikan banyak momen luar biasa selama bertahun-tahun.

Sejak kedatangan Sheikh Mansour ke Inggris, persaingan MU dengan Man City telah berubah secara signifikan. The Citizens bukan lagi klub yang mudah dikalahkan Setan Merah. Bahkan, Man City kini sudah mapan dan menjelma menjadi salah satu klub elite dunia.

Tapi, bukan berarti penasnya tensi laga ini hanya terjadi pada era modern. Sejak dulu, pertandingan MU dengan Man City selalu menyita perhatian penduduk Greater Manchester. Ini adalah wilayah di Inggris yang hanya kalah dari Greater London.

Berikut ini 8 momen Derby Manchester terbaik dan ikonik yang pernah diselenggarakan di era Liga Premier:


1. Derby terakhir di Maine Road

Sebelum Man City menjadi klub super kaya seperti sekarang, mereka dulu hanyalah tim underdog. Prestasi Man City baru lahir baru-baru ini saja. Contohnya, pada 2001/2002 saat Man City baru saja dipromosikan ke Liga Premier dan harus kedatangan MU. Itu juga menjadi derby terakhir di Maine Road sebelum pindah ke Etihad Stadium.

Tim tamu tidak diperkuat kapten tim, Roy Keane, yang diskorsing. Kapten pengganti, Gary Neville, harus bermain mati-matian saat diteror Shaun Goater dan Nicolas Anelka. Akhirnya, Man City menang 3-1.




2. Aksi heroik Michael Owen

Rasanya aneh mengingat penampilan Man City saat masih dikelola Mark Hughes. Pada derby panas ini, Craig Bellamy mencetak gol penting untuk Man City di menit 90. Rasanya akan sangat sulit MU menyamakan kedudukan, atau bahkan membalikan keadaan.

Namun, masih ada waktu bagi MU untuk menegaskan kembali nama besar yang disandang. Ryan Giggs terus berusaha memberikan umpan kepada Michael Owen, dan akhirnya berhasil mencetak gol kemenangan pada menit 96!




3. Kemenangan bersejarah di Wembley

Yaya Toure membawa Man City bermain di Wembley pada final Piala FA 2010/20211. Itu final pertama mereka selama 30 tahun, yang kemudian dimenangkan setelah mengalahkan Stoke City.

Tapi, sebelum melangkah ke final, Man City menyingkirkan MU di semifinal yang digelar di tempat netral, Wembley.

Dan, sesuai dengan ketegangan antara kedua belah pihak, Paul Scholes diusir keluar lapangan karena melakukan tekel liar terhadap Pablo Zabaleta. Sementara Mario Balotelli memicu kemarahan Rio Ferdinand dan Anderson setelah merayakannya di depan para penggemar MU saat pertandingan selesai.


4. Ciuman kemenangan Neville ke Scholes

Gary Neville belum pernah mencium siapa pun sebelumnya atau sejak saat itu dengan cinta yang begitu kuat. Lihat saja bagaimana dia dengan lembut membelai wajah Paul Scholes yang bercucuran banyak keringat di dahinya dan mencium bibirnya.

"Ciuman di bibir dari Neville sangat berharga setiap saat setelah kemenangan melawan Man City," kata Scholes kepada Manchester Evening News pada 2013 tentang kejadia di Etihad Stadium, 17 April 2010, saat MU unggul 1-0.

John O'Shea memiliki pandangan yang berbeda tentang aksi itu. "Scholesy yang malang tidak bisa berbuat banyak, bukan? Dia adalah korban dan mencoba mendorongnya, tetapi sudah terlambat," kata O'Shea.




5. Why Always Me?

Lupakan kemenangan 6-1, lupakan umpan cantik David Silva, lupakan fakta bahwa Man City akhirnya memenangkan gelar dengan hanya kalah selisih gol. Ingat saja Mario Balotelli yang meminta bantuan polisi dan petugas pemadam kebakaran pada jam 1 pagi setelah membakar rumahnya sendiri setelah menyalakan kembang api di kamarnya.

Dan, kemudian dia membuka skor dengan tendangan efek dari luar kotak penalti di Derby Manchester yang ikonik itu. Kemudian, dia mengangkat seragamnya yang bertulis, "Why Always Me?" Sampai bertahun-tahun kemudian, momen itu masih dibicarakan orang.


6. Tendangan overhead Rooney

Gol yang dicetak Wayne Rooney ini bisa dibilang gol terbaik dalam Derby Manchester. Tendangan overhead yang ditancapkan ke pojok atas gawang Man City berhasil membantu MU memenangkan derby dengan penuh gaya.


7. Kompany jadi pahlawan kemenangan

Fans harus berterima kasih kepada Steven Pienaar untuk momen paling dramatis dalam sejarah Liga Premier. Itu terjadi pada musim 2011/2012.

Gelandang Everton asal Afrika Selatan itu mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir saat MU kebobolan dua kali dalam tiga menit untuk memperbesar keunggulan 4-2 Everton. Itu otomatis juga menempatkan gelar di tangan Man City dengan tiga pertandingan tersisa.

Pertama, Man City harus mengalahkan Setan Merah di Etihad Stadium pada minggu berikutnya untuk naik ke puncak liga dengan selisih gol. Kedua, kapten mereka, Vincent Kompany, benar-benar membuktikannya dengan menjadi aktor kemenangan bersejarah itu.




8. Robin van Persie sang pahlawan

Sir Alex Ferguson menjadikannya tantangan terakhirnya sebagai pelatih MU untuk merebut gelar kembali, dan Robin van Persie terbukti memiliki suara yang menentukan dalam pencapaian ini.

Striker itu datang setelah mencetak 37 gol untuk Arsenal dan mendapat tawaran dari Man City serta MU. Terlepas dari tawaran kontrak 300.000 pounds per minggu, pemain asal Belanda itu memilih Old Trafford.

Man City dibiarkan menyesali keputusannya di derby pertama karena kebangkitan mereka dari ketinggalan 2-0 dirusak oleh tendangan bebas terakhir Van Persie yang membuat skor 3-2 pada 9 Desember 2012. Kepahlawanan Van Persie sangat diingat saat membawa MU meraih gelar dengan 26 gol.