Messi ternyata mematikan karier beberapa pemain depan Argentina. Siapa saja mereka?
Messi baru saja membantu Argentina memenangkan Copa America. Itu mengakhiri kekeringan trofi La Albiceleste yang berlangsung lebih dari satu dekade. Bersama Argentina, Messi juga mencapai tiga final Copa America, satu final Piala Dunia, dan memenangkan medali emas Olimpiade.
1. Mauro Icardi
Kembali pada 2013, Mauro Icardi dipanggil ke skuad timnas untuk pertama kalinya dalam karier. Musim gemilang bersama Sampdoria dan Inter Milan membuat sang bintang bergabung dengan La Albiceleste. Tapi, dia akhirnya bermain hanya sekali tahun itu.
Meski terus bermain bagus untuk Inter, Icardi tidak dipanggil lagi hingga 2017. Kehadirannya di tim pada 2017 dan 2018 sangat langka. Dia hanya bermain tujuh pertandingan secara total. Bahkan, moncer di Inter selama enam musim tidak otomatis membuat Icardi dilirik Argentina. Dia ada di bawah bayang-bayang Messi.
Jelang Hadapi Brasil, Falcao Absen Bela Kolombia
2. Paulo Dybala
Sejak Juventus mengontrak Paulo Dybala pada 2015, sang bintang semakin kuat, memenangkan banyak trofi bersama La Vecchia Signora dan menjadi bagian penting dari tim.
3. Lucas Alario
Bersama Bayer Leverkusen, performa Lucas Alario cukup konsisten melewati angka dua digit untuk mencetak gol di semua ajang. Dia sama efisiennya saat bermain untuk River Plate di Argentina. Di sana, dia pernah mencetak 17 gol dalam 28 pertandingan.
Sejak dipanggil ke timnas pada 2016, Alario telah berjuang untuk bermain lebih dari empat kali dalam satu tahun. Kehadiran Messi yang tak tergantikan di lapangan telah menurunkan bintang Leverkusen itu ke bangku cadangan untuk sebagian besar karier internasionalnya.
Di usia 29 tahun, dia hanya memiliki sembilan penampilan untuk Argentina dalam enam tahun.
Bayer Leverkusen’s Lucas Alario inspires Argentina fightback against Germany https://t.co/Fw2IAqB6v5 pic.twitter.com/BDtK0BC3np
— Business News (@Busines65959783) October 10, 2019
4. Joaquin Correa
Memulai karier bersama Estudiantes de La Plata, Joaquin Correa pindah ke Sampdoria. Di sana, dia berjuang untuk mencetak gol secara konsisten. Tugas singkatnya bersama Sevilla dan kemudian Lazio diisi dengan inkonsistensi di depan gawang.
Namun, musim ini sang bintang itu telah mencetak empat gol dalam tujuh pertandingan Serie A dengan Inter. Itu menunjukkan penampilan yang lebih baik dari yang pernah dia kerjakan di musim-musim sebelumnya.
Correa pertama kali dipanggil ke timnas pada 2017. Tapi, hingga 2020, dia hanya tampil lima kali, hampir tidak menjadi starter di pertandingan apa pun. Uniknya, kemenangan di Copa America tahun ini adalah momen penting tersendiri bagi karier Correa. Dia membantu timnya dengan delapan penampilan dan satu gol.
5. Angel Correa
Setelah bermain selama dua musim singkat dengan San Lorenzo di Argentina, Angel Correa pindah ke Atletico Madrid. Di sana, dia dengan cepat menjadi pemain kunci di tim utama asuhan Diego Simeone. Sejak 2015 ketika melakukan debut untuk tim tersebut, sang bintang telah membantu Los Colchoneros meraih dua trofi Eropa dan satu gelar La Liga.
Namun, Correa belum membangun kehadiran yang kuat dengan timnas. Meski pertama kali dipanggil pada 2015, dia baru tampil 17 kali. Dia memainkan lima pertandingan untuk Argentina tahun ini. Itu lebih banyak dari yang dia mainkan pada tahun tertentu di masa lalu.
Kehadiran Messi di timnas hampir tidak memberi Correa waktu untuk bersinar. Tapi, jika dia terus mendapatkan lebih banyak peluang seperti yang dilakukan tahun ini, dia bisa berhasil untuk Argentina.
?? @Argentina make it 15 points from a possible 21 in #WCQ ☑️
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) September 3, 2021
⚽️ Goals from Lautaro Martinez, Joaquin Correa and Angel Correa secure a 3-1 win in Venezuela. Next up for Lionel Messi and Co is Brazil on Sunday ⚔️@tucu_correa | @AngelCorrea32 pic.twitter.com/pHkGVzYSsg