Jika anda pendukung Liverpool, pasti tahu sepak terjang kiper Brasil ini.
Alexander Doni tidak mampu mencapai banyak hal selama masa pengabdian yang singkat di Liverpool. Jasanya justru dikenang setelah pensiun. Dia adalah orang yang pertama kali merekomendasikan Alisson Becker untuk bergabung ke Anfield.
Doni bergabung dengan Liverpool dari AS Roma dengan status bebas transfer pada 2011. Tapi, dia hanya menjadi cadangan Pepe Reina. Empat penampilannya untuk The Reds selama kepelatihan Kenny Dalglish datang dalam waktu enam minggu di paruh kedua musim 2011/2012.
Doni terlambat mendapatkan kesempatannya. Dia baru menjadi starter saat Reina diparkir setelah pertandingan melawan Newcastle United. Sayang, setelah melakukan debut melawan Aston Villa kegembiraan Doni di bawah mistar hanya berumur pendek. Dia melakukan kesalahan fatal saat melawan Blackburn Rovers.
Saat itu, Doni menerima bola backpass dari full back kanan Liverpool yang berada jauh di dari gawang. Bola justru berhasil direbut Junior Hoilett yang berlari masuk kotak penalti. Doni kemudian menjatuhkan Hoilett dan berujung kartu merah.
Meski bukan 100% kesalahan Doni, kartu merah itu menghancurkan harapan dan kariernya di Anfield. Doni masih sempat menjadi starter melawan Fulham dan Swansea City. Setelah itu, dia tidak pernah bermain untuk Liverpool.
Selain penampilan yang buruk, masalah lain menghampiri Doni. Pada musim panas 2012, dia diberi libur panjang setelah hasil pemeriksaan medis menunjukkan adalah masalah jantung serius. Setelah berbulan-bulan perawatan di London dan Roma, kontrak Doni akhirnya diputus dengan persetujuan bersama.
Kemudian, Doni pulang ke Brasil dan bermain sebentar untuk Botafogo. Tapi, pennyakit jantungnya ternyata tidak memungkinkan Doni melanjutkan karier sebagai pemain profesional. Dia pensiun total pada 12 Agustus 2013.
Meski tidak lagi menjadi pemain, hubungan Doni dengan Liverpool ternyata abadi. Dia masih memiliki kontak dengan orang-orang di Melwood Training Center, dengan petinggi-petinggi klub, dan beberapa mantan pemain The Reds. Doni terus berhubungan dengan mereka. Begitu pula orang-orang di Anfield sering menghubungi Doni. Salah satunya, John Achterberg.
Sejak Doni masih bermain di sana hingga hari ini, Achterberg adalah pelatih kiper Liverpool. Pria asal Belanda merupakan tokoh populer di Melwood.
Dalam sebuah kesempatan, Doni dan Achterberg terlibat sebuah percakapan. Kemudian, Doni meminta Achterberg memperhatina seorang kiper berusia 20 tahun yang sedang bermain di salah satu klub papan atas Brasil dan sedang berkembang setelah mendapatkan promosi ke tim utama.
"John, kamu harus mengawasi anak ini di Internacional. Dia akan menjadi spesial. Namanya," kata Achterberg menirukan perkataan Doni saat itu, dikutip Liverpool Echo.
Awalnya, Alisson hanya menjadi pemain cadangan untuk saudaranya, Muriel, di Internacional Porto Alegre. Tapi, pelan dan pasti kariernya menanjak. Dan, atas rekomendasi Doni kepada Achterberg, Liverpool memantau Alisson dengan sangat ketat.
Achterberg terus mengawasi perkembangan Alisson. Secara teratur, dia menonton aksi Alisson langsung di pertandingan Liga Brasil. Lalu, dia menyerahkan nama Alisson kepada staf rekrutmen klub sebagai target potensial.
"John adalah maniak kiper. Dia bekerja terus-menerus. Tidak peduli seberapa awal saya masuk ke Melwood, saya menaiki tangga, dan dia sudah ada di sana. Dia duduk di sana dengan laptop terbuka mengawasi penjaga gawang dari belahan dunia yang lain," kata Klopp tentang Achterberg.
Liverpool yakin bisa mengontrak Alisson dengan biaya murah sebelum kepindahannya 7 juta euro (Rp135 miliar) dari Internacional ke Roma pada musim panas 2016. The Reds bersikeras bahwa mereka sepenuhnya menyadari kepindahan Alisson ke Eropa akan terjadi. Tapi, dia ternyata tidak akan mendapat izin kerja untuk bermain di Liga Premier yang memang rumit dan ketat.
Selama musim pertamanya di Roma, Alisson jarang tampil. Tapi, pada musim kedua, dia berkembang sangat pesat. Kemudian, Achterberg kembali meminta klub untuk mengejar target lama yang hilang.
The Reds awalnya meninggalkan negosiasi dengan Roma untuk Alisson setelah diberi penawaran 90 juta pounds (Rp1,7 triliun) oleh Direktur olahraga Serigala Ibukota Italia saat itu, Monchi, pada Mei 2018. Lalu, setelah negosiasi, Roma melunak dan akhirnya harga Alisson diturunkan menjadi 75 juta pounds (Rp 1,4 triliun) pada Juni 2018.
Dan, ketika harga yang diminta diturunkan lagi, mereka bergerak cepat untuk mendapatkan kesepakatan 65 juta pounds (Rp1,2 triliun dengan bonus tambahan 9 juta pounds (Rp174 miliar).
Sejarah kemudian mencatat, Alisson menjadi pembelian yang cerdas dari rezim Liverpool. Menggantikan fungsi Loris Karius yang angin-anginan, Alisson menjadi tulang punggung lini pertahanan Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2018/2019, Piala Dunia Antarklub 2019, dan Liga Premier 2019/2020.
Doni bergabung dengan Liverpool dari AS Roma dengan status bebas transfer pada 2011. Tapi, dia hanya menjadi cadangan Pepe Reina. Empat penampilannya untuk The Reds selama kepelatihan Kenny Dalglish datang dalam waktu enam minggu di paruh kedua musim 2011/2012.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Amauri Carvalho de Oliveira, Transfer Terburuk dalam Sejarah Juventus
Kisah Amauri Carvalho de Oliveira, Transfer Terburuk dalam Sejarah Juventus
Kemudian, Doni pulang ke Brasil dan bermain sebentar untuk Botafogo. Tapi, pennyakit jantungnya ternyata tidak memungkinkan Doni melanjutkan karier sebagai pemain profesional. Dia pensiun total pada 12 Agustus 2013.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Karier Wout Weghorst di Timnas Belanda, Sempat Diabaikan Meski Moncer di Klub
Kisah Karier Wout Weghorst di Timnas Belanda, Sempat Diabaikan Meski Moncer di Klub
Meski tidak lagi menjadi pemain, hubungan Doni dengan Liverpool ternyata abadi. Dia masih memiliki kontak dengan orang-orang di Melwood Training Center, dengan petinggi-petinggi klub, dan beberapa mantan pemain The Reds. Doni terus berhubungan dengan mereka. Begitu pula orang-orang di Anfield sering menghubungi Doni. Salah satunya, John Achterberg.
Dalam sebuah kesempatan, Doni dan Achterberg terlibat sebuah percakapan. Kemudian, Doni meminta Achterberg memperhatina seorang kiper berusia 20 tahun yang sedang bermain di salah satu klub papan atas Brasil dan sedang berkembang setelah mendapatkan promosi ke tim utama.
Awalnya, Alisson hanya menjadi pemain cadangan untuk saudaranya, Muriel, di Internacional Porto Alegre. Tapi, pelan dan pasti kariernya menanjak. Dan, atas rekomendasi Doni kepada Achterberg, Liverpool memantau Alisson dengan sangat ketat.
Achterberg terus mengawasi perkembangan Alisson. Secara teratur, dia menonton aksi Alisson langsung di pertandingan Liga Brasil. Lalu, dia menyerahkan nama Alisson kepada staf rekrutmen klub sebagai target potensial.
"John adalah maniak kiper. Dia bekerja terus-menerus. Tidak peduli seberapa awal saya masuk ke Melwood, saya menaiki tangga, dan dia sudah ada di sana. Dia duduk di sana dengan laptop terbuka mengawasi penjaga gawang dari belahan dunia yang lain," kata Klopp tentang Achterberg.
Liverpool yakin bisa mengontrak Alisson dengan biaya murah sebelum kepindahannya 7 juta euro (Rp135 miliar) dari Internacional ke Roma pada musim panas 2016. The Reds bersikeras bahwa mereka sepenuhnya menyadari kepindahan Alisson ke Eropa akan terjadi. Tapi, dia ternyata tidak akan mendapat izin kerja untuk bermain di Liga Premier yang memang rumit dan ketat.
Selama musim pertamanya di Roma, Alisson jarang tampil. Tapi, pada musim kedua, dia berkembang sangat pesat. Kemudian, Achterberg kembali meminta klub untuk mengejar target lama yang hilang.
The Reds awalnya meninggalkan negosiasi dengan Roma untuk Alisson setelah diberi penawaran 90 juta pounds (Rp1,7 triliun) oleh Direktur olahraga Serigala Ibukota Italia saat itu, Monchi, pada Mei 2018. Lalu, setelah negosiasi, Roma melunak dan akhirnya harga Alisson diturunkan menjadi 75 juta pounds (Rp 1,4 triliun) pada Juni 2018.
Dan, ketika harga yang diminta diturunkan lagi, mereka bergerak cepat untuk mendapatkan kesepakatan 65 juta pounds (Rp1,2 triliun dengan bonus tambahan 9 juta pounds (Rp174 miliar).
Sejarah kemudian mencatat, Alisson menjadi pembelian yang cerdas dari rezim Liverpool. Menggantikan fungsi Loris Karius yang angin-anginan, Alisson menjadi tulang punggung lini pertahanan Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2018/2019, Piala Dunia Antarklub 2019, dan Liga Premier 2019/2020.