Dua pemain jebolan Arsenal.
Dapat dikatakan Barcelona tidak pernah menemukan pemain yang sama sejak Neymar Jr pergi ke Paris Saint-Germain pada 2017. Penjualan megabintang asal Brasil itu berhasil memecahkan rekor dunia.
Neymar membantu Barcelona memenangkan treble pada 2015, tepatnya saat El Barca dilatih Luis Enrique. Dia juga membawa klub raksasa Catalunya meraih gelar La Liga di musim berikutnya, dua mahkota Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub.
Tentu saja, kepergian beberapa sosok penting seperti Andres Iniesta dan Luis Suarez dalam waktu berdekatan sangat berpengaruh kepada performa Barcelona secara keseluruhan.
Tetapi, Barcelona tentu saja tidak menyukai bagaimana mereka mengeluarkan uang yang mereka terima hasil dari penjualan Neymar.
El Barca menerima 222 juta euro (Rp 3,6 triliun) dari penjualan Neymar dan 140 juta euro (Rp 2,2 triliun) di antaranya digunakan untuk mendatangkan Ousmane Dembele dari Borussia Dortmund. Namun, pemain sayap asal Prancis itu tidak bisa memenuhi label harga tersebut.
Bencana transfer itu mengingatkan kita pada saat Luis Figo saat dijual ke rival bebuyutannya, Real Madrid, seharga 60 juta euro (Rp 977 miliar) pada 2000.
Pembelian yang dilakukan setelah penjualan itu juga dikritik keras karena Barca harus menerima kenyataan dengan empat musim tanpa memenangkan trofi apapun.
Kami telah melihat lebih dekat pada lima pemain yang direkrut Barcelona sejak Figo pindah ke Santiago Bernabeu.
#1 Marc Overmars
Pemain asal Belanda itu didatangkan dari Arsenal pada musim panas 2000 seharga 40 juta euro (Rp 651 miliar), yang sebagian besar berasal dari uang penjualan Figo.
Dalam tiga musimnya bersama The Gunners, Overmars tidak pernah mencetak kurang dari 12 gol dalam satu musim, dan 16 gol terbaiknya dicetak saat berhasil membantu Arsene Wenger meraih gelar liga dan piala ganda pada 1998.
Tiba di Catalunya pada usia 27 tahun, penyerang itu seharusnya berada di puncak kariernya. Tetapi, standarnya dengan cepat mulai menurun begitu dia mengenakan jersey keganggaan Barcelona.
Dalam empat musim di Camp Nou, dia hanya mencetak 19 gol karena cedera lutut yang terus-menerus mencegahnya menampilkan performa terbaik.
Menjadi pilihan kedua di musim pertama saat dilatih Frank Rijkaard menandai perubahan nasibnya dan juga menandai akhir dari karier Overmars di Camp Nou. Dia kemudian pensiun pada Juli 2004.
#2 Emmanuel Petit
Pemain lain yang tiba di Camp Nou musim panas itu adalah Emmanuel Petit, yang melakukan transfer bersama bersama Overmars.
Dua tahun sebelumnya, sang gelandang telah memainkan peran utama dalam membimbing Prancis meraih kemenangan Piala Dunia pertama mereka (1998).
Dia turut mencetak gol ketiga melawan Brasil di final. Diajuga membantu Les Bleus memenangkan Euro 2000. Karena itu, Barcelona sempat menaruh harapan besar atas perekrutan Petit.
Tiba di Camp Nou pada usia 29 tahun, Barcelona mampu mendatangkannya dengan harga yang lebih murah dari Overmars, yakni seharga 14 juta pounds (Rp 228 miliar) saat itu.
Wenger telah mengubah Petit menjadi gelandang bertahan di Highbury, terbukti menjadi sosok yang hebat bersama Patrick Viera. Tetapi, nasibnya berubah saat bos baru Barcelona, Lorenzo Serra Ferrer, datang.
Petit sejak itu menuduh Ferrer tidak tahu posisi apa yang dia mainkan pada saat penandatanganannya. Petit mengatakan itu kepada SFRSport pada 2016.
“Richard (Dutruel) sedang menerjemahkan dan dia menerjemahkan secara normal ketika dia tiba-tiba berhenti. Setelah lima menit dia menoleh ke saya dan saya melihat 'Mayday, Mayday' berkedip di matanya,” ungkap Petit.
“Dia mengatakan kepada saya, 'Pelatih ingin tahu di posisi mana Anda bermain.' Kami baru saja menyelesaikan Euro. Saya memandang latihan, memandang Richard, dan berkata, 'Apakah dia bercanda?' Richard menjawab, 'Dia tidak bercanda.'”
“Jadi, saya berkata kepadanya, 'Saya ingin Anda bertanya kepadanya di mana dia selama dua tahun terakhir. Apakah dia diculik? Apakah dia di hutan? Dia tidak ada di TV.' Pria itu membuat saya kesal.”
Serangkaian cedera membuatnya gagal menetap dan pergi ke Chelsea setelah hanya satu musim, di mana dia setidaknya harus bermain di lini tengah.
#3 Alfonso Perez
Setelah naik level dari akademi Real Madrid, Alfonso bergabung dengan Barcelona pada 2000. Dia lebih lama dipinjamkan selama lima tahun pada Real Betis.
Bersama Betis, striker itu mencetak 25 gol La Liga pada musim 1996/1997. Namun, dua musim kemudian penampilannya mengecewakan sebelum bergabung dengan Barcelona.
Dia melanjutkan performa itu di klub barunya, mencetak dua gol di tahun pertamanya sebelum dikirim ke Marseille dengan status pinjaman. Pada 2002, Alfonso kembali ke Betis.
#4 Gerard Lopez
Setelah awalnya lulus melalui akademi La Masia, Gerard menandatangani kontrak dengan Valencia pada 1997. Dia membantu mereka melaju ke final Liga Champions 2000.
Dia kembali ke Camp Nou tiga tahun kemudian sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Spanyol dalam kesepakatan senilai 24 juta pounds (Rp 391 miliar). Tetapi, meskipun dia membuat banyak penampilan untuk klub masa kecilnya dalam lima tahun, dia tidak pernah mendapatkan tempat yang pasti dengan hanya membuat 20 penampilan di liga.
Gerard mengakhiri tugasnya dengan Barcelona dan pindah ke AS Monaco musim panas itu, di mana dia menderita serangkaian cedera serius. Gerard kembali ke Spanyol dan bermain untuk Recreativo dan Girona hingga akhirnya mengakhiri kariernya pada 2011.
#5 Richard Dutruel
Pemain terakhir yang didatangkan dengan bayaran tinggi setelah penjualan Figo adalah kiper Prancis, Dutruel. Dia dibeli seharga 4 juta euro (Rp 65 miliar) dari Celta Vigo.
Namun, dia tidak pernah mendekati untuk memantapkan dirinya di Camp Nou. Dutruel sering dicadangkan karena pelatih lebih memainkan Pepe Reina yang saat itu berusia 17 tahun. Dia bahkan turun ke pilihan ketiga di musim keduanya.
Selama waktunya bersama klub, Dutruel berhasil memenangkan satu caps internasional untuk Prancis. Dia masuk sebagai pemain pengganti melawan Kamerun pada Oktober 2000.
Musimnya dengan Alaves dan Strasbourg diikuti sebelum dia memutuskan pensiun pada 2005.
Neymar membantu Barcelona memenangkan treble pada 2015, tepatnya saat El Barca dilatih Luis Enrique. Dia juga membawa klub raksasa Catalunya meraih gelar La Liga di musim berikutnya, dua mahkota Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
8 Rekor Fantastis Dani Alves Pada Periode Pertama di Barcelona
8 Rekor Fantastis Dani Alves Pada Periode Pertama di Barcelona
Pembelian yang dilakukan setelah penjualan itu juga dikritik keras karena Barca harus menerima kenyataan dengan empat musim tanpa memenangkan trofi apapun.
BACA ANALISIS LAINNYA
Momen Zlatan Ibrahimovic Bikin Tendangan Bebas Berkecepatan 109 Km/jam, Seperti Roket!
Momen Zlatan Ibrahimovic Bikin Tendangan Bebas Berkecepatan 109 Km/jam, Seperti Roket!
#1 Marc Overmars
Pemain asal Belanda itu didatangkan dari Arsenal pada musim panas 2000 seharga 40 juta euro (Rp 651 miliar), yang sebagian besar berasal dari uang penjualan Figo.
Tiba di Catalunya pada usia 27 tahun, penyerang itu seharusnya berada di puncak kariernya. Tetapi, standarnya dengan cepat mulai menurun begitu dia mengenakan jersey keganggaan Barcelona.
Menjadi pilihan kedua di musim pertama saat dilatih Frank Rijkaard menandai perubahan nasibnya dan juga menandai akhir dari karier Overmars di Camp Nou. Dia kemudian pensiun pada Juli 2004.
#2 Emmanuel Petit
Pemain lain yang tiba di Camp Nou musim panas itu adalah Emmanuel Petit, yang melakukan transfer bersama bersama Overmars.
Dua tahun sebelumnya, sang gelandang telah memainkan peran utama dalam membimbing Prancis meraih kemenangan Piala Dunia pertama mereka (1998).
Dia turut mencetak gol ketiga melawan Brasil di final. Diajuga membantu Les Bleus memenangkan Euro 2000. Karena itu, Barcelona sempat menaruh harapan besar atas perekrutan Petit.
Tiba di Camp Nou pada usia 29 tahun, Barcelona mampu mendatangkannya dengan harga yang lebih murah dari Overmars, yakni seharga 14 juta pounds (Rp 228 miliar) saat itu.
Wenger telah mengubah Petit menjadi gelandang bertahan di Highbury, terbukti menjadi sosok yang hebat bersama Patrick Viera. Tetapi, nasibnya berubah saat bos baru Barcelona, Lorenzo Serra Ferrer, datang.
Petit sejak itu menuduh Ferrer tidak tahu posisi apa yang dia mainkan pada saat penandatanganannya. Petit mengatakan itu kepada SFRSport pada 2016.
“Richard (Dutruel) sedang menerjemahkan dan dia menerjemahkan secara normal ketika dia tiba-tiba berhenti. Setelah lima menit dia menoleh ke saya dan saya melihat 'Mayday, Mayday' berkedip di matanya,” ungkap Petit.
“Dia mengatakan kepada saya, 'Pelatih ingin tahu di posisi mana Anda bermain.' Kami baru saja menyelesaikan Euro. Saya memandang latihan, memandang Richard, dan berkata, 'Apakah dia bercanda?' Richard menjawab, 'Dia tidak bercanda.'”
“Jadi, saya berkata kepadanya, 'Saya ingin Anda bertanya kepadanya di mana dia selama dua tahun terakhir. Apakah dia diculik? Apakah dia di hutan? Dia tidak ada di TV.' Pria itu membuat saya kesal.”
Serangkaian cedera membuatnya gagal menetap dan pergi ke Chelsea setelah hanya satu musim, di mana dia setidaknya harus bermain di lini tengah.
#3 Alfonso Perez
Setelah naik level dari akademi Real Madrid, Alfonso bergabung dengan Barcelona pada 2000. Dia lebih lama dipinjamkan selama lima tahun pada Real Betis.
Bersama Betis, striker itu mencetak 25 gol La Liga pada musim 1996/1997. Namun, dua musim kemudian penampilannya mengecewakan sebelum bergabung dengan Barcelona.
Dia melanjutkan performa itu di klub barunya, mencetak dua gol di tahun pertamanya sebelum dikirim ke Marseille dengan status pinjaman. Pada 2002, Alfonso kembali ke Betis.
#4 Gerard Lopez
Setelah awalnya lulus melalui akademi La Masia, Gerard menandatangani kontrak dengan Valencia pada 1997. Dia membantu mereka melaju ke final Liga Champions 2000.
Dia kembali ke Camp Nou tiga tahun kemudian sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Spanyol dalam kesepakatan senilai 24 juta pounds (Rp 391 miliar). Tetapi, meskipun dia membuat banyak penampilan untuk klub masa kecilnya dalam lima tahun, dia tidak pernah mendapatkan tempat yang pasti dengan hanya membuat 20 penampilan di liga.
Gerard mengakhiri tugasnya dengan Barcelona dan pindah ke AS Monaco musim panas itu, di mana dia menderita serangkaian cedera serius. Gerard kembali ke Spanyol dan bermain untuk Recreativo dan Girona hingga akhirnya mengakhiri kariernya pada 2011.
#5 Richard Dutruel
Pemain terakhir yang didatangkan dengan bayaran tinggi setelah penjualan Figo adalah kiper Prancis, Dutruel. Dia dibeli seharga 4 juta euro (Rp 65 miliar) dari Celta Vigo.
Namun, dia tidak pernah mendekati untuk memantapkan dirinya di Camp Nou. Dutruel sering dicadangkan karena pelatih lebih memainkan Pepe Reina yang saat itu berusia 17 tahun. Dia bahkan turun ke pilihan ketiga di musim keduanya.
Selama waktunya bersama klub, Dutruel berhasil memenangkan satu caps internasional untuk Prancis. Dia masuk sebagai pemain pengganti melawan Kamerun pada Oktober 2000.
Musimnya dengan Alaves dan Strasbourg diikuti sebelum dia memutuskan pensiun pada 2005.