Pelatih asal Belanda itu selalu punya masalah dengan pemain bernama besar.
Andreas Gorlitz yang pindah dari 1860 Munich ke Bayern Muenchen pada tahun 2004 menceritakan bagaimana pengalamanya ketika dilatih oleh Louis van Gaal, dimana ia hanya bermain 26 pertandingan bersama Die Bayern.

Dalam sebuah podcast, pria Jerman yang kini berusia 38 tahun tersebut menjelaskan bahwa  pelatih asal Belanda itu adalah pelatih terbaik yang pernah ia miliki dalam karirnya,

“Tentu saja dia punya masalah dengan banyak orang, terutama dengan pemain bintang. Tapi sangat bagus bagaimana caranya melatih sangat berbeda dengan banyak pelatih lain yang saya miliki, ”kata ujar Gorlitz.

“Alasan dia (Van Gaal) stres dengan pemain bintang? Dia tidak membuat perbedaan dalam caranya berbicara ataupun melatih. Apakah itu bintang atau tidak. Dia ingin memperlakukan semua orang dengan sama, dimana itu bukanlah ide yang buruk. Tetapi ada beberapa bintang yang ingin diperlakukan berbeda. Luca Toni adalah contoh yang dia buat sangat nyata saat itu atau Arjen Robben serta Ribery yang berada tepat di depannya, mereka hanya ingin diperlakukan berbeda,” ujar Gorlitz.

Tapi Gorlitz juga mengungkapkan bahwa secara personal Van Gaal  "tidak punya masalah" dengan pemain seperti itu. Bahkan Van Gaal kadang-kadang memuji para pemain bintangnya di depan seluruh tim karena performanya yang baik di lapangan.

Pemain yang mengemas 2 caps bersama timnas Jerman ini kemudian menjadi pengisi bek kanan FC Hollywood selama 4 tahun, terutama setelah pengganti Van Gaal di Bayern yakni Felix Magath mempercayakan posisi pertahanan pada dirinya,

“Saya berutang kepada Magath bahwa saya berakhir dengan Bayern. Saya berada di Mallorca pada waktu itu dan jelas bahwa saya ingin pergi dari Jerman. Pada suatu saat panggilan datang dari penasihat saya: Felix Magath ingin memanggil Anda, Bavaria ingin anda di tim utama”

Hal tersebut juga menyusul setelah Willy Sagnol mengalami cedera yang berkepanjangan membuat Gorlitz banyak memainkan peran di lini pertahanan FC Hollywood.