Tinggalkan semua harta kecuali piala.
Brasil telah menghasilkan beberapa pemain terhebat dalam sejarah sepakbola. Pele, Ronaldinho, Ronaldo, Kaka, Roberto Carlos, Cafu, dan ada begitu banyak nama lainnya dari generasi terbaru yang mungkin lebih mentereng. Kami tidak akan menuliskannya satu per satu di sini.
Meski punya banyak pesepakbola hebat, tapi semua sepakat bahwa tidak banyak yang lebih ikonik seperti halnya Adriano Leite Ribeiro atau yang cuma kerap diringkas Adriano.
Pemain yang berposisi sebagai penyerang itu telah memulai reputasinya dengan cemerlang sejak usia muda. Dia dikenal dengan kaki kirinya yang kuat, bahkan hal itu menginspirasi video game Pro Evolution Soccer (PES) untuk memberi rating tinggi kepada Adriano.
Pada awal 2000-an, Adriano bermain untuk Inter Milan dan sepertinya ditakdirkan untuk menjadi hebat di sana. Terbukti, dia memenangkan banyak hal. Namun, kematian ayahnya pada 2004 mengubah segalanya.
Dia terjebak dalam masalah alkohol dan kariernya menjadi rusak di luar kendali yang dia inginkan. Adriano sempat dipinjamkan ke Sao Paulo, di negara asalnya, dalam upaya memulihkan kembali kariernya.
Namun, nasib baik sepertinya tidak bersahabat, Adriano akhirnya pensiun pada Mei 2016. Dengan potensi besar yang gagal dia kelola, Adriano juga akhirnya gagal memenuhi ekspektasi orang-orang.
Setelah gantung sepatu, Adriano bisa membanggakan 14 penghargaan utama yang pernah dia dapatkan, baik di klub maupun negara, termasuk Copa America 2004 dan empat gelar Serie A. Dia juga finis di tujuh besar Ballon d'Or dua kali.
Karier yang fantastis, tapi bisa jadi lebih dari itu.
Dalam sebuah wawancara panjang, Adriano menjelaskan bagaimana kematian ayahnya ketika dia baru berusia 22 tahun secara 'hakiki' benar-benar mengakhiri kariernya.
"Setelah hari itu, kecintaan saya pada sepakbola tidak pernah sama lagi," Adriano menjelaskan hari ketika dia mendapat telepon mengerikan itu saat berada di Milan.
"Ketika saya bermain sepakbola, saya bermain untuk keluarga saya. Ketika saya mencetak gol, saya mencetak gol untuk keluarga saya. Jadi, ketika ayah saya meninggal, sepakbola tidak pernah sama," ucapnya dengan sedih.
“Saya berada di seberang lautan di Italia, jauh dari keluarga saya, dan saya tidak bisa mengatasinya. Saya menjadi sangat tertekan. Saya mulai banyak minum. Saya tidak ingin berlatih. Tidak ada yang perlu dilakukan dengan Inter. Saya hanya ingin pulang," ujarnya.
Adriano sekarang berusia 39 tahun dan menjalani kehidupan yang sangat berbeda.
Dilansir dari The Sun, Adriano baru-baru ini menjual rumahnya yang bernilai 1,2 juta pounds dan meninggalkan semua harta miliknya kecuali pialanya.
Baru-baru ini, dilaporkan bahwa dia tinggal di kamar eksklusif di sebuah hotel mewah di lingkungan kelas atas Barra da Tijuca Rio de Janeiro, dengan harga kamar 10.383 pounds (Rp 197,9 juta) sebulan. Dia juga mengklaim telah berkencan dengan dua wanita sekaligus.
Menurut FourFourTwo , dia terlihat mengendarai skuter di Rio, membagikan makanan Big Mac gratis kepada anak-anak.
Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa Adriano masih mengadakan pesta sesekali, meskipun mereka jauh lebih wajar dan lebih jarang daripada sebelumnya.
"Dengan kembali ke Brasil, saya menyerahkan jutaan, tetapi saya mendapatkan kebahagiaan," kata Adriano.
Dia mungkin tidak menjadi sepakbola luar biasa yang diharapkan semua orang, tetapi dia jelas menikmati masa pensiunnya. Dia harus menikmati sisa hidupnya dengan baik.
Meski punya banyak pesepakbola hebat, tapi semua sepakat bahwa tidak banyak yang lebih ikonik seperti halnya Adriano Leite Ribeiro atau yang cuma kerap diringkas Adriano.
BACA ANALISIS LAINNYA
9 Pemain yang Membela Juventus dan Chelsea
9 Pemain yang Membela Juventus dan Chelsea
Setelah gantung sepatu, Adriano bisa membanggakan 14 penghargaan utama yang pernah dia dapatkan, baik di klub maupun negara, termasuk Copa America 2004 dan empat gelar Serie A. Dia juga finis di tujuh besar Ballon d'Or dua kali.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Inspiratif Oscar Tabarez Melatih Uruguay, Dari Nol Kembali ke Nol
Kisah Inspiratif Oscar Tabarez Melatih Uruguay, Dari Nol Kembali ke Nol
Karier yang fantastis, tapi bisa jadi lebih dari itu.
"Setelah hari itu, kecintaan saya pada sepakbola tidak pernah sama lagi," Adriano menjelaskan hari ketika dia mendapat telepon mengerikan itu saat berada di Milan.
“Saya berada di seberang lautan di Italia, jauh dari keluarga saya, dan saya tidak bisa mengatasinya. Saya menjadi sangat tertekan. Saya mulai banyak minum. Saya tidak ingin berlatih. Tidak ada yang perlu dilakukan dengan Inter. Saya hanya ingin pulang," ujarnya.
Adriano sekarang berusia 39 tahun dan menjalani kehidupan yang sangat berbeda.
Dilansir dari The Sun, Adriano baru-baru ini menjual rumahnya yang bernilai 1,2 juta pounds dan meninggalkan semua harta miliknya kecuali pialanya.
Baru-baru ini, dilaporkan bahwa dia tinggal di kamar eksklusif di sebuah hotel mewah di lingkungan kelas atas Barra da Tijuca Rio de Janeiro, dengan harga kamar 10.383 pounds (Rp 197,9 juta) sebulan. Dia juga mengklaim telah berkencan dengan dua wanita sekaligus.
Menurut FourFourTwo , dia terlihat mengendarai skuter di Rio, membagikan makanan Big Mac gratis kepada anak-anak.
Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa Adriano masih mengadakan pesta sesekali, meskipun mereka jauh lebih wajar dan lebih jarang daripada sebelumnya.
"Dengan kembali ke Brasil, saya menyerahkan jutaan, tetapi saya mendapatkan kebahagiaan," kata Adriano.
Dia mungkin tidak menjadi sepakbola luar biasa yang diharapkan semua orang, tetapi dia jelas menikmati masa pensiunnya. Dia harus menikmati sisa hidupnya dengan baik.