Back pass dalam sepakbola berbeda makna dan aturan dengan bola basket.
Sepakbola adalah olahraga yang memiliki perkembangan luar biasa. Bukan hanya soal jumlah penggemar yang semakin bertambah, melainkan juga terkait peraturan pertandingan. Contohnya, back pass.
Back pass sebenarnya bukan hanya dikenal dalam permainan sepakbola. Istilah ini juga ada di bola basket. Tapi, makna back pass di sepakbola dan bola basket berbeda 180 derajat. Di bola basket, back pass adalah hal yang diizinkan. Sementara di sepakbola merupakan pelanggaran jika salah diterapkan.
Secara sederhana, back pass dalam sepakbola adalah bola yang secara sengaja diberikan kepada kiper olah pemain lapangan (outfield). Dan, itu merupakan pelanggaran. Sebab, back pass diartikan sebagai usaha bermain sepakbola negatif dan membuang-buang waktu.
Dulu, back pass adalah hal lumrah dan dilakukan semua tim sepakbola yang sudah unggul. Tapi, sejak Piala Dunia 1990 dan kemudian Euro 1992, FIFA mulai berpikir ulang tentang back pass.
Sejarah Larangan Back Pass di Sepakbola
Masalah ini berawal pada Piala Dunia 1990 di Italia. Saat itu, rata-rata gol hanya 2,2 per pertandingan. Itu terjadi karena banyaknya tindakan membuang-buang waktu yang dilakukan dengan mengumpan bola ke penjaga gawang. Itu membuat pertandingan membosankan.
"Hal umum tentang aturan membuat cara bermain negatif diterapkan di Piala Dunia 1990, khususnya saat Irlandia melawan Mesir. Saat itu, kiper Irlandia, Packie Bonner, menahan bola hampir enam menit tanpa melepaskannya," tulis Jonathan Wilson di The Outsider.
Puncak kemarahan publik terhadap back pass terjadi pada final Euro 1992. Saat itu, Denmark menjadi juara setelah memainkan negative football melawan Jerman. Dalam laga yang dimenangkan tim Dinamit 2-0 itu, kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel, melakukan back pass tanpa henti, dan berulang-ulang.
FIFA kemudian mencari momentum tepat untuk menghapus back pass. Pada tahun yang sama ketika Liga Premier digulirkan, otoritas sepakbola tertinggi di bumi itu membuat aturan baru dalam Law 12 Fouls and Misconduct.
Dalam aturan baru tersebut, penjaga gawang dilarang menangkap bola yang merupakan umpan menggunakan kaki dari rekan satu tim. Penjaga gawang dilarang memegang bola dengan tangan dalam waktu lebih dari 6 detik.
Aturan tersebut terus berkembang setelahnya dengan penambahan larangan kiper menangkap bola dari lemparan ke dalam. Dan, jika dilanggar, wasit akan menjatuhkan hukuman tendangan bebas tidak langsung di tempat terjadinya pelanggaran. Itu berarti tendangan bebas di dalam kotak penalti.
Back pass sebenarnya bukan hanya dikenal dalam permainan sepakbola. Istilah ini juga ada di bola basket. Tapi, makna back pass di sepakbola dan bola basket berbeda 180 derajat. Di bola basket, back pass adalah hal yang diizinkan. Sementara di sepakbola merupakan pelanggaran jika salah diterapkan.
BACA ANALISIS LAINNYA
Jelaskan Sistem Pertahanan dalam Permainan Bola Basket
Jelaskan Sistem Pertahanan dalam Permainan Bola Basket
Masalah ini berawal pada Piala Dunia 1990 di Italia. Saat itu, rata-rata gol hanya 2,2 per pertandingan. Itu terjadi karena banyaknya tindakan membuang-buang waktu yang dilakukan dengan mengumpan bola ke penjaga gawang. Itu membuat pertandingan membosankan.
Puncak kemarahan publik terhadap back pass terjadi pada final Euro 1992. Saat itu, Denmark menjadi juara setelah memainkan negative football melawan Jerman. Dalam laga yang dimenangkan tim Dinamit 2-0 itu, kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel, melakukan back pass tanpa henti, dan berulang-ulang.
BACA ANALISIS LAINNYA
Pengertian Back Pass dalam Bola Basket dan Cara Melakukannya
Pengertian Back Pass dalam Bola Basket dan Cara Melakukannya
Dalam aturan baru tersebut, penjaga gawang dilarang menangkap bola yang merupakan umpan menggunakan kaki dari rekan satu tim. Penjaga gawang dilarang memegang bola dengan tangan dalam waktu lebih dari 6 detik.