“Saya yakin banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan membiarkan Guardiola memenangkan Liga Champions.”
Ketika Yaya Toure meninggalkan Manchester City pada musim panas 2018 setelah hanya bermain 10 kali di Liga Premier sepanjang 2017/2018, sang agen, Dimitry Seluk, menyatakan Pep Guardiola tidak akan menjuarai Liga Champions lagi. Dia menyebut nakhoda asal Spanyol itu dikutuk dukun Afrika.
Saat itu, Seluk menyatakan keputusan Guardiola mencampakkan Toure melukai hati orang-orang di Benua Hitam. Pasalnya, Toure merupakan legenda dan pemain yang dipuja banyak orang di kampung halamannya. Apalagi adik Kolo Toure itu sudah bertahun-tahun menjadi tulang punggung lini tengah The Citizens.
"Dia membuat semua Afrika melawan dirinya sendiri. Banyak penggemar Afrika berpaling dari Man City. Saya yakin banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan membiarkan Guardiola memenangkan Liga Champions. Ini akan menjadi kutukan bagi Guardiola dari Afrika. Hidup akan menunjukkan apakah saya benar atau tidak," ujar Seluk, dilansir Manchester Evening News.
Seluk menyatakan "permusuhan" Guardiola dengan pemain-pemain Afrika bukan dengan Toure di saat Man City saja. Catatan menunjukkan, saat masih di Barcelona, Toure juga diperlakukan kurang bagus. Pada 2008/2009 saat melatih El Barca untuk pertama kalinya, Guardiola menggeser Toure dari gelandang menjadi bek tengah. Itu dilakukan untuk mengakomodasi Sergio Busquets.
Meski Barcelona sukses menjuarai La Liga dan Liga Champions, eksperimen Guardiola ternyata menyakiti hati Toure. Pada musim panas 2010, pria asal Pantai Gading tersebut memutuskan meninggalkan Camp Nou untuk menuju Man City.
Keenganan Guardiola menggunakan pemain asal Afrika di Barcelona juga terjadi pada Samuel Eto'o dan Seydou Keita. Eto'o contohnya. Pemain Kamerun itu menjadi pilihan utama di posisi nomor 9 sejak era Frank Rijkaard, yang dilanjutkan awal-awal kepelatihan Guardiola.
Sayang, setelah menjuarai La Liga dan Liga Champions 2008/2009, Eto'o dibuang ke Inter Milan. Dia dibarter dengan Zlatan Ibrahimovic pada awal musim 2009/2010. Keputusan yang sangat keliru karena bersama I Nerrazzurri, Eto'o justru menjuarai Liga Champions. Sialnya, di semifinal mereka menyingkirkan Barcelona. Ibrahimovic, yang jadi pilihan Guardiola, juga gagal total di Camp Nou.
Perselisihan Guardiola dan Eto'o muncul terkait posisinya di lapangan. Dia meminta Eto'o menjadi penyerang kanan demi memberi peran Lionel Messi. Eto'o tidak terima karena merasa telah menyumbangkan banyak trofi dan gol untuk Barcelona di posisi striker tengah.
"Guardiola menyuruh saya melakukan hal spesifik saat latihan, salah satu pergerakan yang tidak biasanya dilakukan oleh penyerang. Saya melihat bahwa saya tidak akan bisa melakukan apa yang dia inginkan. Saya berkata kepadanya bahwa dia salah. Dia lantas mengusir saya dari tempat latihan. Pada akhirnya, satu-satunya orang yang benar adalah saya. Sebab, Guardiola tidak pernah bermain sebagai penyerang," kata Eto’o, dikutip Marca.
Selain Eto'o, Keita juga memiliki peruntungan yang tidak berbeda jauh. Nasib pria asal Mali itu di Camp Nou lebih mirip Toure. Sebagai gelandang, Toure justru banyak dimainkan sebagai bek. Akibatnya, sebelum Guardiola mengumumkan meninggalkan Barcelona pada 2012, Keita lebih dulu menerima ajakan bermain di China.
"Saya kira semuanya dimulai di final Liga Champions (2008/2009). Dia memainkan saya di kiri belakang. Saya tidak pernah bermain di situ sebelumnya. Dia bilang semua akan baik-baik saja. Awalnya saya bisa menerima. Tapi, lama-lama posisi itu menjadi kebiasaan. Selanjutnya, saya dan Pep berdebat keras," beber Keita pada 2012, dilansir RMC Sport.
Entah berkaitan apa tidak, faktanya Guardiola tidak pernah juara Liga Champions setelah meninggalkan Barcelona. Bersama Bayern Muenchen, dia tidak memiliki pemain dari Afrika (Black African). Yang ada hanya Mehdi Benatia dari Maroko (Afrika-Arab). Itu juga hanya menjadi pemain pelapis. Hasilnya, Guardiola hanya tiga kali membawa FC Hollywood ke semifinal Liga Champions.
Hal yang kurang lebih sama juga terjadi di Man City. Selain Toure, dia hanya punya Kelechi Iheanacho, yang di kemudian hari harus tersingkir. Ada lagi Riyad Mahrez dari Aljazair (Afrika-Arab). Dampaknya, perempat final jadi pencapaian terbaik The Citizens di era Guardiola.
Kini, kesempatan Guardiola untuk melawan kutukan pemain Afrika terjadi lagi musim ini. Setelah menyingkirkan Real Madrid, Man City berpeluang lolos ke semifinal jika sanggup mempermalukan Olympique Lyon di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Minggu (16/8/2020) dini hari WIB.
"Man City harus mewaspadai ancaman Memphis Depay. Sekarang, dia sudah bisa mencetak gol dalam enam penampilan terakhir di Liga Champions. Namun, mereka memang pantas sebagai favorit di laga ini. Man City tidak akan pernah punya peluang yang lebih baik untuk akhirnya meraih target utama pemiliknya (juara Liga Champions). Saya memprediksi skor 3-1 untuk kemenangan Man City," ungkap legenda Liverpool yang kini jadi komentator pertandingan, Michael Owen, dikutip Mirror.
Saat itu, Seluk menyatakan keputusan Guardiola mencampakkan Toure melukai hati orang-orang di Benua Hitam. Pasalnya, Toure merupakan legenda dan pemain yang dipuja banyak orang di kampung halamannya. Apalagi adik Kolo Toure itu sudah bertahun-tahun menjadi tulang punggung lini tengah The Citizens.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah RB Leipzig, 10 Tahun Lalu Ada di Kasta Kelima Liga Jerman
Kisah RB Leipzig, 10 Tahun Lalu Ada di Kasta Kelima Liga Jerman
Sayang, setelah menjuarai La Liga dan Liga Champions 2008/2009, Eto'o dibuang ke Inter Milan. Dia dibarter dengan Zlatan Ibrahimovic pada awal musim 2009/2010. Keputusan yang sangat keliru karena bersama I Nerrazzurri, Eto'o justru menjuarai Liga Champions. Sialnya, di semifinal mereka menyingkirkan Barcelona. Ibrahimovic, yang jadi pilihan Guardiola, juga gagal total di Camp Nou.
BACA BERITA LAINNYA
Membongkar Pertahanan Atletico Madrid, Ujian Terberat Leipzig
Membongkar Pertahanan Atletico Madrid, Ujian Terberat Leipzig
"Guardiola menyuruh saya melakukan hal spesifik saat latihan, salah satu pergerakan yang tidak biasanya dilakukan oleh penyerang. Saya melihat bahwa saya tidak akan bisa melakukan apa yang dia inginkan. Saya berkata kepadanya bahwa dia salah. Dia lantas mengusir saya dari tempat latihan. Pada akhirnya, satu-satunya orang yang benar adalah saya. Sebab, Guardiola tidak pernah bermain sebagai penyerang," kata Eto’o, dikutip Marca.
"Saya kira semuanya dimulai di final Liga Champions (2008/2009). Dia memainkan saya di kiri belakang. Saya tidak pernah bermain di situ sebelumnya. Dia bilang semua akan baik-baik saja. Awalnya saya bisa menerima. Tapi, lama-lama posisi itu menjadi kebiasaan. Selanjutnya, saya dan Pep berdebat keras," beber Keita pada 2012, dilansir RMC Sport.
Hal yang kurang lebih sama juga terjadi di Man City. Selain Toure, dia hanya punya Kelechi Iheanacho, yang di kemudian hari harus tersingkir. Ada lagi Riyad Mahrez dari Aljazair (Afrika-Arab). Dampaknya, perempat final jadi pencapaian terbaik The Citizens di era Guardiola.
Kini, kesempatan Guardiola untuk melawan kutukan pemain Afrika terjadi lagi musim ini. Setelah menyingkirkan Real Madrid, Man City berpeluang lolos ke semifinal jika sanggup mempermalukan Olympique Lyon di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Minggu (16/8/2020) dini hari WIB.
"Man City harus mewaspadai ancaman Memphis Depay. Sekarang, dia sudah bisa mencetak gol dalam enam penampilan terakhir di Liga Champions. Namun, mereka memang pantas sebagai favorit di laga ini. Man City tidak akan pernah punya peluang yang lebih baik untuk akhirnya meraih target utama pemiliknya (juara Liga Champions). Saya memprediksi skor 3-1 untuk kemenangan Man City," ungkap legenda Liverpool yang kini jadi komentator pertandingan, Michael Owen, dikutip Mirror.