Pelajaran penting di sepakbola: kalau belum juara jangan sombong.
Ada sebuah idiom umum yang selalu berlaku di mana saja, "kesombongan akan menghancurkanmu" dan agaknya itulah yang tengah menimpa raksasa Ligue 1 Perancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Kesebelasan yang dihuni oleh pemain bertabur bintang itu pada Ahad malam (23/8/2020) waktu Eropa takluk 0-1 di partai final Liga Champions saat menghadapi jawara dari Jerman, Bayern Muenchen.

Menengok kilas balik perjalanan ke final, tiap kali Neymar cs berhasil melalui sistem gugur, hampir selalu pasti mereka "mengejek" setiap tim yang disingkirkan. Sikap jumawa para pemain PSG pada akhirnya dibalas tamparan keras oleh Bayern Munich.

Sedikit mundur kebelakang, mari kita lihat klub mana saja dan dalam bentuk apa para pemain PSG mengekspresikan kesombongannya.

1. Meniru perayaan Haaland

PSG berhasil menyingkirkan Dortmund dan melaju ke babak 8 besar, setelah menang agregat 3-2 dari raksasa Jerman itu. Alih-alih rendah hati anak asuh Thomas Tuchel justru terlampau berlebihan merayakan kemenangan.

Sehari sebelum pertandingan leg kedua yang dihelat di  kandang PSG, Parc de Princess, Erling Haaland mengunggah Snapchat, dengan pesan yang terpampang jelas "Kota saya, peraturan saya" tetapi itu tidak terlalu provokatif. Dan belakang diketahui, itu bukan kerjaan striker Norwegia, tetapi fans yang iseng.

Namun buah sudah terlanjur matang, merasa tidak mau kalah, usai pertandingan Neymar pun membalas dengan mengunggah gambar serupa, megabintang andalan timnas Brasil itu membubuhkan caption "Paris is my city, not yours. Go back."

Tetapi,  balasan sesungguhnya bukan datang dari Neymar seorang, namun hampir dari seluruh skuad PSG, dan itu jauh lebih sarkas dan menyinggung, ketika mereka menirukan gaya meditasi yoga khas selebrasi pesepakbola 19 tahun itu di tengah-tengah lapangan.

2. Tarian Papu Gomez



Belum puas dengan Dortmund, pada laga berikutnya PSG melakukan cara yang tak kalah menyakitkan, kali ini ditujukan untuk tim kejutan asal Serie A, Atalanta. Tanpa alasan yang jelas, akun sosial media resmi PSG memposting foto salah satu pemain mereka Maxim Choupo-Moting dengan keterangan yang terpacak  "Baila Como El Choupo", lalu diikuti emoticon tarian khas Amerika latin, seolah-olah mengejek kegagalan kapten Atalanta, Papu Gomez yang berasal dari Argentina.

Dalam partai perempat final itu Papu Gomez jadi tumpuan utama lini serang, pesepakbola 32 tahun ini diserahi mandat sebagai kapten. Tetapi kerja kerasnya dan tim kandas ketika striker cadangan PSG Choupo-Moting mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan. Atalanta sempat memimpin di babak pertama.

3. Red Bull dan Neymar



Barangkali inilah puncak karma PSG sebelum bertemu Muenchen. Neymar tak bisa menahan kegembiraanya. Usai menyisihkan RB Leipzig di laga semifinal, di sosial media Neymar mengunggah foto pribadinya saat berlibur  dengan secangkir minuman plastik Red Bull.

"Ayah ada di final," tulis Neymar dengan raut muka provokatif di sebelah foto, hal itu membuat geram RB Leipzig, pasalnya Red Bull adalah sponsor utama sekaligus pemilik saham Leipzig.

Terlepas benar atau tidaknya sebuah karma, itulah yang diyakini orang-orang. Kegagalan PSG mengangkat trofi paling bergengsi di Eropa itu mestinya jadi pelajaran telak bagi Neymar dan rekan-rekan.