Sosok yang unik sehingga punya hak membela tiga tim nasional!
Bayern Muenchen mengonfirmasi kepergian Thiago Alcantara ke Liverpool dengan 20 juta pounds plus 5 juta pounds tergantung penampilan di Liga Champions. Dia menjadi transfer kedua The Reds setelah Kostas Tsimikas dari Olympiakos Piraeus dengan 10,8 juta pounds.
Thiago menyepakati kontrak 4 tahun dengan Liverpool dan akan mengenakan nomor punggung 6 warisan Dejan Lovren. Pemuda asal Brasil itu sepertinya belum bisa menjalani debut ketika Liverpool berjumpa Chelsea di Liga Premier, Minggu (20/9/2020). Tapi, dia berpeluang tampil melawan Lincoln City di Piala Liga, tengah pekan depan.
Transfer Thiago tidak akan tergantung pada siapa pemain-pemain yang akan keluar dari Anfield, termasuk rumor Giorginio Wijnaldum ke Barcelona atau Rhian Brewster ke Sheffield United.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa Bayern akhirnya mencapai kesepakatan dengan Liverpool. Itu adalah keinginan besar Thiago untuk melakukan sesuatu yang baru lagi di pengujung kariernya," kata CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, dilansir Goal Germany.
Kalimat perpisahan juga sudah diungkapan Hans-Dieter Flick kepada lulusan La Masia tersebut. "Thiago pemain luar biasa yang mencapai sukses besar dalam 7 tahun. Dia pribadi yang menyenangkan. Sangat emosional mengucapkan selamat tinggal padanya," ucap Flick, dikutip BBC Sport.
Berikut ini 8 fakta menarik terkait pesepakbola kelahiran San Pietro Vernotico, Italia, 11 April 1991, tersebut:
1. Berusia 3 tahun saat ayahnya menjuarai Piala Dunia
Thiago memiliki ayah bernama Iomar do Nascimento alias Mazinho. Dia adalah anggota tim nasional Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Meski menjadi pemain inti, Mazinho justru dikenang karena selebrasi gol ikonik milik Bebeto.
Pada perempat final melawan Belanda, Bebeto mencetak gol kedua Brasil dalam kemenangan 3-2. Bebeto lari ke pinggir lapangan memperagakan gerakan menimang bayi. Bebeto tidak sendirian, melainkan ditemani Romario dan Mazinho. Uniknya, banyak orang yang hingga hari ini hanya mengenali Bebeto dan Romario. Mereka lupa bahwa Mazinho merupakan orang ketiga dalam selebrasi legendaris tersebut.
2. Punya hak membela 3 tim nasional
Thiago layak menyandang status warga dunia. Memiliki orang tua dari Brasil, dia lahir di Italia. Saat kanak-kanak menetap di Spanyol sebelum bergabung dengan Akademi Flamengo. Pada usia 14 tahun, Thiago kembali lagi ke Negeri Matador untuk bersekolah di La Masia hingga lulus.
Pada 2007, Thiago mulai menerima panggilan Spanyol U-16. Lalu, dia bermain untuk Spanyol U-17, U-18, U-19, U-20, U-21, hingga tim senior. Satu gelar Euro U-17 dan dua Euro U-19 menjadi bukti kehenatan Thiago di level junior. Hingga hari ini dia memiliki 39 caps dan 2 gol untuk La Furia Roja.
3. Bersahabat dengan Mario Balotelli
Bagaimana bisa Thiago berteman dekat dengan Balotelli? Cerita itu bermula pada 2006 ketika Super Mario menjalani trial di Camp Nou. Saat itu, dia berusia 15 tahun dan datang dari Italia tanpa mengenal seorang pun di Spanyol. Merasa sebagai orang yang lahir di Italia, Thiago lalu mengajak Balotelli bercakap-cakap menggunakan Bahasa Italia. Ternyata, usaha Thiago mendapatkan respons positif Balotelli. Meski akhirnya gagal dikontrak Barcelona, Balotelli tetap menjalin hubungan dengan Balotelli hingga hari ini.
4. Mengidolakan Pep Guardiola sebagai pemain dan pelatih
Saat remaja, Thiago dan adiknya, Rafinha Alcantara, ditempa menggunakan baja yang sama dengan Andres Iniesta, Xavi Hernandez, atau Lionel Messi di La Masia. Dia melakukan debut tim utama pada 2008/2009 ketika Pep Guardiola menjadi arsitek di Camp Nou.
Merasa berutang budi pada Guardiola, Thiago memutuskan pindah ke Bayern pada 2012/2013. Dia mengikuti jejak sang guru yang telah lebih dulu menerima ajakan pindah ke Allianz Arena. Ketika Guardiola pindah ke Manchester City, Thiago sebenarnya ingin ikut. Tapi, manajemen FC Hollywood meminta dirinya bertahan. Begitu pula pelatih-pelatih pengganti Guardiola.
"Saya berbicara dengan klub tentang konsep yang akan saya terapkan. Lalu, saya memberitahu mereka sistem permainan saya membutuhkan pemain seperti Thiago. Saya hanya menginginkan dirinya," ungkap Guardiola saat itu, dilansir situs resmi FC Hollywood.
5. Gol debut indah untuk Bayern Muenchen
Pada 21 Desember 2013, Thiago mencetak gol kompetitif pertamanya untuk Bayern. Laga yang dipilih adalah final Piala Dunia Antarklub melawan Raja Casablanca dari Maroko. Satu bulan kemudian, tepatnya pada 29 Januari 2014, Thiago mencetak gol pertamanya di Bundesliga. Gol kemenangan dengan tendangan gunting di menit akhir melawan VfB Stuttgart itu terpilih sebagai Goal of the Month.
6. Punya pengalaman cedera parah sehingga absen 1 tahun
Meski menemukan level terbaiknya di Jerman, karier Thiago di Bundesliga tidak selalu mulus. Gelandang berbakat itu telah mengalami beberapa cedera parah sejak tiba di Jerman pada 2013. Contohnya pada 23 November 2017 ketika cedera paha menyapa di Liga Champions melawan Anderlecht. Dia harus absen hingga Februari 2018.
Cedera paling serius dalam karier Thiago terjadi selama tahun pertamanya di Bundesliga. Ketika itu pada Februari 2014, anterior cruciate ligament (ACL) Thiago robek saat Bayern melawan Hoffenheim. Awalnya, dia harus absen 12 pertandingan. Lalu, tim medis menyatakan Thiago harus menjalani perawatan hingga April 2015 sehingga harus melewatkan Piala Dunia 2014.
Kekecewaan serupa sempat dialami Thiago pada akhir musim 2011/2012 saat di Barcelona. Dia cedera di pekan-pekan terakhir La Liga sehingga harus absen di Euro 2012. Padahal, tahun itu Spanyol menjadi juara.
7. Punya keterampilan teknik luar biasa
Sebagai putra pesepakbola Brasil yang menimba ilmu di Spanyol, Thiago dianugerahi keterampilan teknik di atas pemain lain. Kemampuannya mendribel bola dan visi bermain yang bagus menjadikan Thiago gelandang yang sulit dikalahkan. Fakta menunjukkan, selama bermain di Bundesliga, dia memiliki rata-rata umpan sukses mencapai 90,2%. Itu menjadi yang paling tinggi di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Jerman.
8. Juara Liga Champions dengan 2 klub berbeda
Thiago masuk dalam daftar pesepakbola yang menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda. Gelar pertama didapatkan ketika berseragam Barcelona pada 2010/2011. Saat itu, El Barca mengalahkan Manchester United di Wembley, London. Mengenakan nomor punggung 30, Thiago hanya puas duduk di bangku cadangan saat final digelar.
Gelar kedua didapatkan Thiago bersama Bayern musim lalu. Bermain sejak kick-off, Thiago membantu klub Bavaria tersebut mengalahkan Paris Saint-Germain 1-0. Uniknya, pada semifinal, Thiago membantu Bayern menyingkirkan Barcelona dengan kemenangan bersejarah 8-2.
Thiago menyepakati kontrak 4 tahun dengan Liverpool dan akan mengenakan nomor punggung 6 warisan Dejan Lovren. Pemuda asal Brasil itu sepertinya belum bisa menjalani debut ketika Liverpool berjumpa Chelsea di Liga Premier, Minggu (20/9/2020). Tapi, dia berpeluang tampil melawan Lincoln City di Piala Liga, tengah pekan depan.
BACA FEATURE LAINNYA
Ini Besar Gaji Wasit di Liga Premier, Martin Atkinson Paling Tinggi
Ini Besar Gaji Wasit di Liga Premier, Martin Atkinson Paling Tinggi
1. Berusia 3 tahun saat ayahnya menjuarai Piala Dunia
BACA FEATURE LAINNYA
Wajah Terkini 7 Pesepakbola yang Jauh Berbeda Dibanding Dulu
Wajah Terkini 7 Pesepakbola yang Jauh Berbeda Dibanding Dulu
Thiago memiliki ayah bernama Iomar do Nascimento alias Mazinho. Dia adalah anggota tim nasional Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Meski menjadi pemain inti, Mazinho justru dikenang karena selebrasi gol ikonik milik Bebeto.
2. Punya hak membela 3 tim nasional
Thiago layak menyandang status warga dunia. Memiliki orang tua dari Brasil, dia lahir di Italia. Saat kanak-kanak menetap di Spanyol sebelum bergabung dengan Akademi Flamengo. Pada usia 14 tahun, Thiago kembali lagi ke Negeri Matador untuk bersekolah di La Masia hingga lulus.
3. Bersahabat dengan Mario Balotelli
Bagaimana bisa Thiago berteman dekat dengan Balotelli? Cerita itu bermula pada 2006 ketika Super Mario menjalani trial di Camp Nou. Saat itu, dia berusia 15 tahun dan datang dari Italia tanpa mengenal seorang pun di Spanyol. Merasa sebagai orang yang lahir di Italia, Thiago lalu mengajak Balotelli bercakap-cakap menggunakan Bahasa Italia. Ternyata, usaha Thiago mendapatkan respons positif Balotelli. Meski akhirnya gagal dikontrak Barcelona, Balotelli tetap menjalin hubungan dengan Balotelli hingga hari ini.
4. Mengidolakan Pep Guardiola sebagai pemain dan pelatih
Saat remaja, Thiago dan adiknya, Rafinha Alcantara, ditempa menggunakan baja yang sama dengan Andres Iniesta, Xavi Hernandez, atau Lionel Messi di La Masia. Dia melakukan debut tim utama pada 2008/2009 ketika Pep Guardiola menjadi arsitek di Camp Nou.
Merasa berutang budi pada Guardiola, Thiago memutuskan pindah ke Bayern pada 2012/2013. Dia mengikuti jejak sang guru yang telah lebih dulu menerima ajakan pindah ke Allianz Arena. Ketika Guardiola pindah ke Manchester City, Thiago sebenarnya ingin ikut. Tapi, manajemen FC Hollywood meminta dirinya bertahan. Begitu pula pelatih-pelatih pengganti Guardiola.
"Saya berbicara dengan klub tentang konsep yang akan saya terapkan. Lalu, saya memberitahu mereka sistem permainan saya membutuhkan pemain seperti Thiago. Saya hanya menginginkan dirinya," ungkap Guardiola saat itu, dilansir situs resmi FC Hollywood.
5. Gol debut indah untuk Bayern Muenchen
Pada 21 Desember 2013, Thiago mencetak gol kompetitif pertamanya untuk Bayern. Laga yang dipilih adalah final Piala Dunia Antarklub melawan Raja Casablanca dari Maroko. Satu bulan kemudian, tepatnya pada 29 Januari 2014, Thiago mencetak gol pertamanya di Bundesliga. Gol kemenangan dengan tendangan gunting di menit akhir melawan VfB Stuttgart itu terpilih sebagai Goal of the Month.
6. Punya pengalaman cedera parah sehingga absen 1 tahun
Meski menemukan level terbaiknya di Jerman, karier Thiago di Bundesliga tidak selalu mulus. Gelandang berbakat itu telah mengalami beberapa cedera parah sejak tiba di Jerman pada 2013. Contohnya pada 23 November 2017 ketika cedera paha menyapa di Liga Champions melawan Anderlecht. Dia harus absen hingga Februari 2018.
Cedera paling serius dalam karier Thiago terjadi selama tahun pertamanya di Bundesliga. Ketika itu pada Februari 2014, anterior cruciate ligament (ACL) Thiago robek saat Bayern melawan Hoffenheim. Awalnya, dia harus absen 12 pertandingan. Lalu, tim medis menyatakan Thiago harus menjalani perawatan hingga April 2015 sehingga harus melewatkan Piala Dunia 2014.
Kekecewaan serupa sempat dialami Thiago pada akhir musim 2011/2012 saat di Barcelona. Dia cedera di pekan-pekan terakhir La Liga sehingga harus absen di Euro 2012. Padahal, tahun itu Spanyol menjadi juara.
7. Punya keterampilan teknik luar biasa
Sebagai putra pesepakbola Brasil yang menimba ilmu di Spanyol, Thiago dianugerahi keterampilan teknik di atas pemain lain. Kemampuannya mendribel bola dan visi bermain yang bagus menjadikan Thiago gelandang yang sulit dikalahkan. Fakta menunjukkan, selama bermain di Bundesliga, dia memiliki rata-rata umpan sukses mencapai 90,2%. Itu menjadi yang paling tinggi di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Jerman.
8. Juara Liga Champions dengan 2 klub berbeda
Thiago masuk dalam daftar pesepakbola yang menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda. Gelar pertama didapatkan ketika berseragam Barcelona pada 2010/2011. Saat itu, El Barca mengalahkan Manchester United di Wembley, London. Mengenakan nomor punggung 30, Thiago hanya puas duduk di bangku cadangan saat final digelar.
Gelar kedua didapatkan Thiago bersama Bayern musim lalu. Bermain sejak kick-off, Thiago membantu klub Bavaria tersebut mengalahkan Paris Saint-Germain 1-0. Uniknya, pada semifinal, Thiago membantu Bayern menyingkirkan Barcelona dengan kemenangan bersejarah 8-2.